Budidaya Tanaman Herbal di Pupid House

Usep Firman Hapid merintis bududaya tanaman herbal di kebun Pupid House. Upaya ini untuk melestarikan tanaman lokal yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Campoleh, Buah Superfood yang Semakin Langka

Dianggap buah biasa, padahal memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi, bahkan diklaim sebagai salah satu alternatif superfood (makanan super).

Aroma Terapi Pandan Wangi

Aroma khas pandan wangi cocok untuk terapi relaksasi. Apa saja manfaat lain dari tumbuhan herbal ini?

Kemangi, Si Wangi Kaya Manfaat

Kebun Pupid House memiliki koleksi kemangi dengan beragam manfaat, mulai dari pewangi, bumbu masak, minuman dan ramuan herbal.

Turkey Berry (Takokak) Mampu Turunan Asam Urat

Takokak biasanya dikonsumsi sebagai lalapan oleh masyarakt Sunda. Setelah buahnya direbus hingga lunak, tentu lebih nikmat jika dicocol sambal pedas.

Selasa, 11 Mei 2021

Yuk Bikin Teh Sendiri! Berikut 6 Daun yang Bisa Diseduh

Siapa yang tak kenal teh? Minuman ini sudah menjadi minuman sehari-hari masyarakat dunia. Bahkan, Inggris punya waktu khusus untuk menikmati minuman ini. Begitu juga bagi warga Indonesia. Teh kerap menjadi minuman yang selalu ada untuk keperluan tertentu.

 

Menyeduh daun teh merupakan teknik tradisional dalam gastronomi manusia yang sudah ada sejak lama.Melansir dari britannica.com, metode ini sudah ada sejak 2700 sebelum masehi.

 

Metode menyeduh teh terekam pertama kali pada abad ke-3 masehi. Pada era tersebut, seluruh proses pembuatan teh direkam. Mulai dari penanaman, proses menjadi teh, hingga cara meminumnya. Pada tahun 350-an, teh sudah menjadi minuman sehari-hari.

 

Di Indonesia sendiri, teh hadir pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1826, Kolonial membawa benih teh dari Jepang. Namun, penanaman baru dapat dilakukan pada tahun 1833 setelah mendapatkan pengetahuannya.

 

Tahukah Anda? Bahwa selain teh, kita bisa menyeduh berbagai macam daun. Terkait minuman seduhan, Indonesia pun memiliki ‘teh’ endemik. Misalnya, daun sukun. Sukun adalah tanaman asli kawasan Oceania.

 

Tanaman ini tumbuh subur dari wilayah Timur Indonesia hingga bagian barat Amerika. Tak heran, Charles Toto, seorang chef asal Papua, pernah menyebut daun sukun sebagai sumber makanan yang berasal dari alam.

 

Selain sukun, masih ada lagi daun yang bisa kita seduh layaknya teh. Berikut beberapa daun tersebut.

1. Daun Sukun

Ada yang pernah coba membuat teh dari daun sukun? Mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013 lalu berhasil membuat teh dari daun sukun. Hingga saat ini, teh daun sukun terus diproduksi di Dusun Dukuhsari RT 07 RW 02, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

 

Pohon Sukun di Pupid House
Foto: Kang Firman

Lantas, apa yang membuat teh daun sukun spesial? Menurut Tjandrawati, peneliti asal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), teh daun sukun memiliki zat yang baik. Misalnya, flavonoid, riboflavin, dan sitosterol.

 

Zat-zat tersebut mampu mengurangi peradangan hingga mencegah kerusakan sistem kardiovaskuler. Soal rasa, teh daun sukun tak jauh beda dari daun teh. Perbedaannya hanya pada rasa pahitnya saja. Daun sukun tak memiliki rasa pahit sepahit daun teh.

2. Daun Salam

Kalau daun yang satu ini agaknya sudah lebih populer dari daun sukun. Air seduhan daun salam kerap digunakan sebagai obat atau campuran dalam masakan. Ternyata, ekstrak dari daun ini kaya akan zat bermanfaat, lho!.

Pohon Salam di Pupid House
Foto: Aa Usep


Zat tersebut antara lain tembaga, selenium, besi, seng, magnesium, potassium, dan kalsium. Beberapa manfaat zat tersebut adalah menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan kadar gula darah.

3. Daun Alpukat

Siapa yang baru tahu bahwa daun alpukat bisa diseduh? Ternyata tak hanya buahnya saja yang dapat dimanfaatkan. Namun, daun alpukat kaya akan zat bermanfaat. Beberapa diantaranya adalah protein, serat, mineral, dan fitokimia.

 

Pohon Alpukat di Pupid House
Foto: Firman Hafizd

Air seduhan daun alpukat dapat menyembuhkan maag, hipertensi, diare, dan asma. Cara mengolahnya pun hampir sama seperti teh. Cukup mengeringkan daun alpukat kemudian diseduh dengan air panas.

 

Bagaimana? Tertarik untuk mencobanya? Semoga pengetahuan ini dapat bermanfaat, khususnya meningkatkan rasa cinta kita kepada alam.

 

Salam sehat dan salam lestari!

 

Sumber:

Saputro, Puput. 2020. 6 Jenis Daun Ini Bisa Dijadikan Teh, Kaya Manfaat. Kapanlagi.com edisi 11 Maret 2020.

Sivasubramaniam, Sinnathurai. Tea. Britannica.com.

Tjandrawati. 2017. Teh Daun Sukun, Apa Manfaatnya untuk Kesehatan. LIPI edisi 07 Februari 2017

Sabtu, 01 Mei 2021

Asal-usul Tumbuhan Patah Tulang Si Tanaman Ajaib

Tumbuhan patah tulang umumnya dikenal sebagai bahan obat-obatan tradisional. Di Indonesia, misalnya di Jayapura, tumbuhan ini kerap digunkana sebagai obat yang mampu mempercepat penyembuhan patah tulang.

 

Beberapa wilayah lainnya pun menggunakan tumbuhan ini dalam keperluan yang sama. Tak ayal, tumbuhan ini punya nama sebagai tumbuhan patah tulang.

 

Mengacu pada Global Biodiversity Information Facility (GBIF), tumbuhan patah tulang punya banyak sub-spesies. Tumbuhan patah tulang ini berasal dari keluarga Euphorbiaceae.

 

Adapun sub-spesies lainnya seperti Crepidaria myrtifolia (Mill.) Haw, Crepidaria subcarinata Haw, Euphorbia canaliculata Lodd, Euphorbia carinata Donn,

Pedilanthus deamii Millsp, Pedilanthus fendleri Boiss, Pedilanthus gritensis Zahlbr, dan masih banyak lainnya.

 

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang kuat dan mampu hidup di berbagai kondisi. Itu alasannya mengapa tumbuhan ini punya banyak spesies. Kemampuannya beradaptasi dan mentoleransi berbagai kondisi membuanya dapat hidup di berbagai belahan dunia.

 

Lantas, dari mana asal-usul tanaman ini?

Tumbuhan Patah Tulang itu Asli Indonesia?

Mengacu pada karya ilmiah berjudul “Euphorbia tirucalli L. (Euphorbiaceae) –

The Miracle Tree: Current Status of Knowledge”, terdapat dugaan asal tumbuhan ini. Sejumlah peneliti, yakni Van Damme, and Schmelzer and Gurib-Fakim, yakin tumbuhan ini berasal dari Afrika Timur.

 

Lebih lanjut, menurut mereka tumbuhan ini merupakan tumbuhan endemik di Angola,

Eritrea, Ethiopia, Kenya, Malawi, Mauritius, Rwanda, Senegal, Sudan, Tanzania,

Uganda dan Zanzibar.

 

Kemudian, mereka menyebut sub-spesies yang ditemukan di wilayah lainnya seperti Asia, Eropa dan Amerika, merupakan bentuk pengenalan tanaman untuk keperluan medis.

 

Bayangkan, tumbuhan ini mampu hidup pada wilayah yang bahkan tumbuhan lain sulit untuk hidup. Mulai dari tropis kering, wilayah dengan curah hujan rendah, tanah yang erosi, hingga wilayah dengan ketinggian 2000 m di atas permukaan laut.

 

Namun, tumbuhan ini tidak selamat pada wilayah yang beku. Sehingga, persebaran tumbuhan ini tergantung dengan suhu wilayah tersebut.

Rahasia Khasiat Si Tumbuhan Patah Tulang

Mari kita tengok isi dari tumbuhan patah tulang. Pada bagian getahnya, tumbuhan ini mengandung Cyclotirucanenol (triterpene), Diterpene ester, Steroid dan Tirucalicine (diterpene). Sedangkan pada bagian lainnya terdapat Campesterol, stigmasterol, betasitosterol, isofucosterol, cycloartenol, Euphol and beta-amyrin (triterpenoids), Taraxerane triterpene, dan Tirucalicine (diterpene).

 

Tenang, Anda tidak perlu menghafal seluruh kandungan tersebut untuk tahu khasiat dari tumbuhan ini. Anda hanya perlu mengingat beberapa saja.

 

Pertama, triperten atau Cyclotirucanenol merupakan zat yang beracun. Zat ini cukup berbahaya hingga dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata. Jika dikonsumsi, zat ini dapat menyebabkan sakit perut dan diare.

 

Namun, di balik bahayanya, tripertene mampu dimanfaatkan menjadi obat oles. Selain itu, air rebusan tumbuhan patah tulang bisa digunakan untuk racun ikan.

 

Kedua, kandungan Phorbol ester. Zat ini dinilai sangat tidak baik untuk pengobatan kanker. Bahkan, catatan klinis menyebut zat ini mampu memicu tumor. Kendati demikian, ada beberapa negara yang masih menggunakan tanaman ini untuk pengobatan kanker dan tumor. Salah satunya adalah Brasil.

 

Adapun zat yang berperan dalam penyembuhan tulang adalah ekstrak hidroalkohol mentah dari Euphorbia tirucalli L. Namun, perlu digarisbawahi bahwa zat ini bukan bekerja sebagai penyembuh patah tulang. Melainkan meredakan rasa sakit saja.

Ditulis Oleh: Huda Bilowo 

Sumber:

Supriyanto, Lilis Astria Ika Luviana. 2010. Pengaruh Pemberian Getah Tanaman Patah Tulang Secara Tropical Terhadap Gambaran Histopatologis dan Ketebalan Lapisan Keratin Kulit. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

 

Juliani et al. 2013. African Natural Plant Products Volume II: Discoveries and Challenges in Chemistry, Health, and Nutrition ACS Symposium Series; American Chemical Society: Washington, DC, 2013.