Tumbuhan patah tulang umumnya dikenal sebagai bahan obat-obatan tradisional. Di Indonesia, misalnya di Jayapura, tumbuhan ini kerap digunkana sebagai obat yang mampu mempercepat penyembuhan patah tulang.
Beberapa wilayah lainnya pun menggunakan tumbuhan ini dalam
keperluan yang sama. Tak ayal, tumbuhan ini punya nama sebagai tumbuhan patah
tulang.
Mengacu pada Global Biodiversity Information Facility
(GBIF), tumbuhan patah tulang punya banyak sub-spesies. Tumbuhan patah tulang
ini berasal dari keluarga Euphorbiaceae.
Adapun sub-spesies lainnya seperti Crepidaria myrtifolia
(Mill.) Haw, Crepidaria subcarinata Haw, Euphorbia canaliculata Lodd, Euphorbia
carinata Donn,
Pedilanthus deamii Millsp, Pedilanthus fendleri Boiss,
Pedilanthus gritensis Zahlbr, dan masih banyak lainnya.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang kuat dan mampu hidup di
berbagai kondisi. Itu alasannya mengapa tumbuhan ini punya banyak spesies.
Kemampuannya beradaptasi dan mentoleransi berbagai kondisi membuanya dapat
hidup di berbagai belahan dunia.
Lantas, dari mana asal-usul tanaman ini?
Tumbuhan Patah Tulang itu Asli
Indonesia?
Mengacu pada karya ilmiah berjudul “Euphorbia tirucalli L.
(Euphorbiaceae) –
The Miracle Tree: Current Status of Knowledge”, terdapat
dugaan asal tumbuhan ini. Sejumlah peneliti, yakni Van Damme, and Schmelzer and
Gurib-Fakim, yakin tumbuhan ini berasal dari Afrika Timur.
Lebih lanjut, menurut mereka tumbuhan ini merupakan tumbuhan
endemik di Angola,
Eritrea, Ethiopia, Kenya, Malawi, Mauritius, Rwanda,
Senegal, Sudan, Tanzania,
Uganda dan Zanzibar.
Kemudian, mereka menyebut sub-spesies yang ditemukan di
wilayah lainnya seperti Asia, Eropa dan Amerika, merupakan bentuk pengenalan
tanaman untuk keperluan medis.
Bayangkan, tumbuhan ini mampu hidup pada wilayah yang bahkan
tumbuhan lain sulit untuk hidup. Mulai dari tropis kering, wilayah dengan curah
hujan rendah, tanah yang erosi, hingga wilayah dengan ketinggian 2000 m di atas
permukaan laut.
Namun, tumbuhan ini tidak selamat pada wilayah yang beku.
Sehingga, persebaran tumbuhan ini tergantung dengan suhu wilayah tersebut.
Rahasia Khasiat Si Tumbuhan Patah
Tulang
Mari kita tengok isi dari tumbuhan patah tulang. Pada bagian
getahnya, tumbuhan ini mengandung Cyclotirucanenol (triterpene), Diterpene
ester, Steroid dan Tirucalicine (diterpene). Sedangkan pada bagian lainnya
terdapat Campesterol, stigmasterol, betasitosterol, isofucosterol,
cycloartenol, Euphol and beta-amyrin (triterpenoids), Taraxerane triterpene,
dan Tirucalicine (diterpene).
Tenang, Anda tidak perlu menghafal seluruh kandungan
tersebut untuk tahu khasiat dari tumbuhan ini. Anda hanya perlu mengingat
beberapa saja.
Pertama, triperten atau Cyclotirucanenol merupakan zat yang
beracun. Zat ini cukup berbahaya hingga dapat menyebabkan kebutaan jika terkena
mata. Jika dikonsumsi, zat ini dapat menyebabkan sakit perut dan diare.
Namun, di balik bahayanya, tripertene mampu dimanfaatkan
menjadi obat oles. Selain itu, air rebusan tumbuhan patah tulang bisa digunakan
untuk racun ikan.
Kedua, kandungan Phorbol ester. Zat ini dinilai sangat tidak
baik untuk pengobatan kanker. Bahkan, catatan klinis menyebut zat ini mampu
memicu tumor. Kendati demikian, ada beberapa negara yang masih menggunakan
tanaman ini untuk pengobatan kanker dan tumor. Salah satunya adalah Brasil.
Adapun zat yang berperan dalam penyembuhan tulang adalah
ekstrak hidroalkohol mentah dari Euphorbia tirucalli L. Namun, perlu
digarisbawahi bahwa zat ini bukan bekerja sebagai penyembuh patah tulang.
Melainkan meredakan rasa sakit saja.
Sumber:
Supriyanto, Lilis Astria Ika Luviana. 2010. Pengaruh
Pemberian Getah Tanaman Patah Tulang Secara Tropical Terhadap Gambaran
Histopatologis dan Ketebalan Lapisan Keratin Kulit. Seminar Nasional Pendidikan
Biologi FKIP UNS 2010
Juliani et al. 2013. African Natural Plant Products Volume
II: Discoveries and Challenges in Chemistry, Health, and Nutrition ACS
Symposium Series; American Chemical Society: Washington, DC, 2013.