Anda pasti heran mendengar bahwa biji pala, sebuah rempah,
dapat menyebabkan mabuk. Atau bahkan, pala dapat menyebabkan halusinasi.
Sebelum Anda percaya akan hal tersebut, mungkin yang Anda pikirkan adalah bahwa
ini sekadar lelucon saja. Namun, benarkah demikian?
Setelah sebelumnya membahas kemampuan pala sebagai penangkal wabah pes, ternyata pala memiliki
manfaat lainnya. Myristicin adalah
zat penyebab keajaiban dari biji pala. Jadi, jika pertanyaannya adalah ‘apakah
pala bisa menyebabkan halusinasi atau mabuk?’ jawabannya ada pada myristicin.
Oleh karena kandungan itu, muncullah #NutmegChallange. Sebuah ulah orang iseng untuk membuktikan apakah
benar biji pala dapat membuat seseorang berhalusinasi. Jika Anda mencoba untuk
melakukan riset pada tantangan biji pala itu, tentu Anda akan menemukan
sejumlah orang menenggak 2 hingga lebih sendok makan bubuk pala.
Pada akhirnya, tak sedikit dari mereka yang berhasil
berhalusinasi. Meski ‘berhasil’, namun ini bukan fungsi dan manfaat dari biji
pala yang sebenarnya. Mabuk biji pala adalah perbuatan konyol yang tak sedikit
artikel menjelaskan dampak buruknya.
American Association for Clinical Chemistry (AACC), misalnya,
menyebut 20 gram bubuk pala dapat menyebabkan seseorang keracunan. Dalam waktu
3 sampai 6 jam setelah menenggak 4 sendok makan bubuk pala, maka efeknya akan
muncul. Korban akan merasakan mulut kering, agitasi, hipotermia, halusinasi,
bahkan koma dan kematian.
Namun sisi positifnya, dalam waktu tersebut, biji pala
bekerja sebagai obat penenang. Lantas, sebenarnya ada apa di balik biji pala
yang mampu menyebabkan halusinasi itu?
Myristicin, Kandungan Psikoaktif Pada Biji Pala
Sebuah jurnal ilmiah menyebut, beberapa rempah dapur
memiliki kandungan zat psikoaktif alami. Artikel berjudul Taking the spice route: Psychoactive properties of culinary spices menyebut
biji pala sebagai salah satu dari rempah yang mengandung zat yang mampu
merangsang saraf manusia.
Untuk lebih jelasnya, zat psikoaktif tersebut dapat kerap
difungsikan sebagai stimulan, sedatif, dan halusinasi. Bayangkan, rempah dapur
seperti biji pala dapat berfungsi sebagai anti depresan. Akankah sebagian orang
rutin mengonsumsinya?
Namun, perlu digarisbawahi bahwa halusinasi atau mabuk zat
ini beririsan dengan gejala keracunan. Sederhananya, mabuk yang disebabkan oleh
mengonsumsi biji atau bubuk pala dalam jumlah banyak boleh jadi bentuk
keracunan.
Keracunan zat psikoaktif dalam bahasa lain adalah terlalu
banyak mengonsumsi zat tersebut. Padahal, dalam takaran tertentu zat psikoaktif
mampu bermanfaat. Artikel tersebut menyebut beberapa manfaat dari myristicin seperti anti-depresan dan
stimulan untuk gairah seksual.
Tapi uniknya, efek anti-depresan dan stimulan itu baru
teruji pada binatang. Pada manusia, efek psikoaktif akan terasa setelah
mengonsumsi sekitar 5 hingga 15 gram kandungan biji pala. Kandungan tersebut
memproduksi monoamine oxidase, zat
yang mampu merangsang otak. Dalam waktu 24 jam, seseorang dapat merasakan efek
layaknya psikotropika.
Kasus ekstrem menyebut bahwa efeknya mirip seperti ganja.
Seseorang dapat berhalusinasi, euforia, bahkan melakukan perilaku agitatif.
Dari hal tersebut dapat kita pahami bahwa mengonsumsi biji
pala atau bubuk pala tidak baik jika berlebihan. Tentunya, apa yang berlebihan
selalu tidak baik. Oleh karenanya, tetap perhatikan kandungan makanan dan
minuman agar selalu mendapatkan kebaikan darinya.
Salah lestari.
Sumber:
Bourgeois, James A., Usha Parthasarathi, & Ana Hategan.
2014. Taking the spice route:
Psychoactive properties of culinary spices. Current
Psychiatry Vol. 13, No. 4
Greenspan, Rachel E. 2020. The nutmeg challenge is going
viral again on TikTok, and the platform is struggling to remove the dangerous
trend. Insider.com edisi 21 April 2020
Whitworth Gerhard. 2018. Can You Get High on Nutmeg? Why
This Isn’t a Good Idea. healthline.com edisi 31 Agustus 2018