Budidaya Tanaman Herbal di Pupid House

Usep Firman Hapid merintis bududaya tanaman herbal di kebun Pupid House. Upaya ini untuk melestarikan tanaman lokal yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Campoleh, Buah Superfood yang Semakin Langka

Dianggap buah biasa, padahal memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi, bahkan diklaim sebagai salah satu alternatif superfood (makanan super).

Aroma Terapi Pandan Wangi

Aroma khas pandan wangi cocok untuk terapi relaksasi. Apa saja manfaat lain dari tumbuhan herbal ini?

Kemangi, Si Wangi Kaya Manfaat

Kebun Pupid House memiliki koleksi kemangi dengan beragam manfaat, mulai dari pewangi, bumbu masak, minuman dan ramuan herbal.

Turkey Berry (Takokak) Mampu Turunan Asam Urat

Takokak biasanya dikonsumsi sebagai lalapan oleh masyarakt Sunda. Setelah buahnya direbus hingga lunak, tentu lebih nikmat jika dicocol sambal pedas.

Jumat, 27 November 2020

Ada Pohon Keramat di Pupid House, Ternyata itu Berkhasiat!

 

Pohonnya dianggap keramat, meski ternyata daunnya menyimpan khasiat untuk yang ingin sembuh. Pohonnya peneduh bagi para habitat, juga orang-orang yang ingin berlindung dari paparan sinar matahari langsung. Sejuk bersama angin yang menabrak daun-daun berbentuk bulat sedikit lancip ke ujung.

Dari batang pohonnya, atau juga dahannya muncul sebuah akar gantung yang justru membuat pohon tersebut semakin terkesan berkeramat. Namun dengan jiwa seni yang tinggi, tak sedikit para pegiat seni dalam merawat tanaman menjadikannya pohon bonsai. Unik, berukuran kecil, dan penuh dengan estetika.

Akarnya yang menjalar ke dalam tanah, mampu menyimpan cadangan air di saat musim kemarau. Tergantung ukurannya, jika ukuran pohon itu besar dan tumbuh dalam tanah yang luas, cadangan airnya mampu menjadikan sumber air bagi kebutuhan manusia.

Tapi bagi pohon yang tertanam dalam pot seperti di Pupid House, mungkin hanya menyimpan cadangan air yang cukup untuk kebutuhan si pohon itu sendiri. Karena di era sekarang, banyak orang-orang yang menanamnya di dalam pot sebagai tanaman hias. jarang menanamnya langsung di tanah pekarangan rumah, karena mungkin banyak mitos.

Pohon ini menjadi simbol Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang berada di urutan nomor 3, atau sila nomor ke tiga. Yaitu persatuan Indonesia. Simbol tersebut diartikan sebagai tempat berteduh. Penulis sendiri menafsirkan bahwa: tanpa persatuan, tak ada tempat untuk berteduh. Maka diharapkan, bersatulah dalam hal menanam dan memperbaiki alam yang rusak, untuk menjadi tempat berteduh dan berlindung dari segala kerusakan alam yang ada saat ini. Termasuk kemandirian dalam menyediakan pangan.

Beringin namanya. Pohon tersebut tidak asing, sering dijumpai di mana saja, terutama di gedung pemerintahan daerah yang ada di Cianjur, kota di mana Pupid House berada. Kadang sering dijumpai di pinggir jalan, di teras rumah dalam bentuk tanaman dalam pot. Pohon tersebut kadang dijumpai juga di tanah lapang, sebagai pohon peneduh dari teriknya mentari di siang hari. 

Berbeda dengan tanaman yang menjadi pengendali hama seperti yang sudah kami bahas sebelumnya di sini. Tanaman ini justru menjadi pengendali udara panas karena daun dan dahannya yang bersilang hingga menyerupai payung yang sanggup mengurangi pancaran sinar matahari langsung.

Pohon tersebut memiliki nama latin Ficus Benjamina, dalam bahasa inggris disebut Banyan. Beringin ini berdaun tunggal, lonjong, dan ujungnya runcing. Sementara batangnya tegak, dan pada permukaannya kasar.

Di Pupid House sendiri, pohon ini sudah lama menjadi koleksi, sekitar dua dekade. Pohon beringin menjadi tanaman yang senantiasa menemani. Beringin yang ada di pot seperti gambar di bawah ini, adalah hasil budidaya dengan cara budidaya stek. Dirawat dan dibentuk sedemikian rupa. Namun dengan keahlian atau keterampilaan yang terbatas, beringin atau caringin yang ada di deretan tanaman koleksi Pupid House, begitu adanya. 

Koleksi Pupid House berumur 7 Tahun dengan cara di stek
(Foto: Kang Usep)



Ada sekitar 8 pot tanaman beringin, yang sebelumnya memiliki lebih dari itu. Usianya sekitar 7 tahun. Dikarenakan ada perubahan dalam penataan di tempat kami, satu atau dua pohon beringin yang tertanam langsung di tanah, terpaksa dihilangkan yang kemudian digantikan dengan beringin yang ada di pot.

Berbagi pengalaman tentang pohon beringin yang ada di Pupid House, pohon tersebut sangatlah mudah untuk dirawat, tahan terhadap cuaca ekstrim, dan kuat jika jarang disirami air. Cara memperbanyaknya pun tergolong mudah, hanya dengan cara stek batang dan disimpan ditempat yang sedikit teduh juga menyiramnya secara berkala sampai batang tersebut memiliki akar. 

Beberapa koleksi dalam pot di Pupid House
(Foto: penjaga Waroeng Nyalse)


Di balik mitos yang sering beredar, ada khasiat yang tersimpan dan mungkin jarang sekali orang mengetahuinya. Menurut informasi yang didapatkan dari sumber terpercaya (Departemen Kesehatan dan LIPI), daunnya yang segar memilki kandungan kimia seperti saponin, falvonoida, dan polifenol. Sehingga daun tersebut memiliki khasiat sebagai obat sawanan pada anak-anak.

Untuk cara mengolahnya pun terbilang mudah, yaitu dengan cara merebus daunnya selama 25 menit, kemudian setelah agak dingin dimandikan kepada anak yang terkena sawanan tersebut. Info ini kami dapat dari sumber terpercaya sebagaimana yang sudah kami sampaikan di atas.

Berbeda dengan daun ajaib yang sebelumnya kami sudah bahas pekan lalu, di mana hasil dari rebusan daun ajaib tersebut diminum, bukan dimandikan seperti daun beringin sebagai obat sawanan pada anak anak.




Untuk hasil pengamatan kami lebih jauh, perlu adanya pencarian informasi yang lebih lengkap serta waktu yang lebih lama. Jadi untuk sementara ini kami hanya memiliki informasi yang masih minim dan membagikannya lewat artikel di laman ini. 

Jangan lupa update kegiatan kami di instagram Pupid House


Salam Berkhasiat!


Penulis: Firman Hafizd


Jumat, 20 November 2020

Tidak Baik Jika Konsumsi Jahe Seperti Ini

 

Kita semua mengetahui khasiat dari bahan yang satu ini: jahe. Mulai dari sejarah hingga kandungan jahe memiliki nilai yang begitu berharga. Tak ayal, saat ini jahe merupakan rempah yang populer dan masih dicari. Baik untuk penyedap rasa, campuran bahan makanan, hingga pengobatan.

Dalam khazanah jamu Indonesia, jahe memiliki peran penting. Tak sedikit minuman herbal Nusantara menyematkan jahe sebagai salah satu komponennya. Sebutlah wedang jahe, wedang ronde, bandrek, mpon-mpon, dan masih banyak lainnya.

Bagai obat plasebo, asalkan ada jahe dalam sebuah minuman, kita merasa minuman tersebut sehat mandraguna. Tak hanya aromanya yang mampu menyembuhkan serak tenggorokan, namun kandungannya pula berharga. Jahe memiliki zat seperti phenolic, minyak atsiri, dan zingeron yang menyehatkan bagi tubuh manusia. 

Kandungan tersebut mampu mengurai berbagai penyakit. Misal, memperbaiki sistem pencernaan manusia, mengusir virus dan bakteri, bahkan meredakan rasa sakit. Itu sebabnya, sekali seruput saja, tubuh terasa lebih sehat.

Masih banyak lagi kandungan jahe. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa bahan yang tak baik sebagai bahan campuran jahe? Bahan tersebut mampu merusak sebagian zat-zat baik dalam jahe. Tak hanya itu, ada beberapa hal yang mampu merusak kandungan jahe. Lantas, apa sajakah itu?

Mencampur Susu dengan Jahe Tidak Dianjurkan

dr. Zaidul Akbar, salah seorang tokoh pengobatan herbal Islami, menyebut susu sapi tak baik sebagai bahan campuran jahe. Ada dua sebab. Pertama, susu sapi mengandung banyak kasein dan laktosa. Kedua zat tersebut mengandung lemak yang sangat tinggi sehingga tidak baik bagi tubuh.

Beliau kemudian menjelaskan lebih dalam perihal dampak susu sapi. Jika mengonsumsi susu sapi terlalu sering dan terlalu banyak, maka boleh jadi ia menjadi sebab penyakit lain.

Sebab kedua adalah kandungan gluten dalam susu sapi. Gluten memiliki sifat untuk bereaksi dengan produksi antibodi. Dalam kasus tertentu, gluten mampu memperburuk kondisi tubuh seseorang. Misal, merusak eritrosit atau sel usus kecil, sakit kepala, bahkan memperparah penyakit autoimun. 


Selain susu sapi, susu kental manis juga berisiko. Kandungan gula dalam susu kental manis bertolak belakang dengan manfaat jahe. Gula merupakan salah satu sumber kalori bagi manusia. Dengan demikian, menambah gula dalam jahe berpotensi untuk menambah jumlah kalori dalam tubuh Anda. Padahal, jahe kerap kali menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.

Lalu, bagaimana cara menikmati jahe dengan tambahan rasa manis? Hal ini dapat terselesaikan dengan menambah pemanis alami seperti gula aren atau madu.

Menyeduh Jahe dengan Air yang Terlampau Panas

Sebagian besar orang terbiasa menyeduh jahe dengan air panas. Ada benarnya juga. Kadang, menyesap air jahe yang tidak panas rasanya kurang pas. Tidak ada sensasi panas dingin yang mampu membuat tubuh rileks sebab rasa jahe yang pedas bercampur air panas. Namun, tahukah Anda bahwa air menyeduh jahe dengan air terlalu panas adalah keliru? 

Pakar herbal dr Abrijanto, menyebut air dengan suhu mendekati 100 derajat celcius mampu merusak kandungan jahe. Hasilnya, khasiat dari jahe yang menjadi incaran banyak orang pun ikut larut bersama air panas. Lantas, apa saja zat yang luntur kala terkena air panas?

Zat tersebut adalah flavonoid  dan saponin. Kala jahe diaduk dengan air panas, maka buih yang keluar merupakan tanda kedua zat tersebut larut. Padahal, flavonoid merupakan zat yang kaya manfaat. Ia mampu menangkal racun dalam tubuh serta, membentuk pembuluh darah baru, hingga menciptakan sensasi rileks.

Sedangkan saponin mampu menjadi antijamur, antibakteri, bahkan anti-kanker dalam tubuh. Saponin juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah manusia.

Lantas, pada suhu berapa sebaiknya menyeduh jahe? dr Abrijanto menyebut bahwa suhu 60 hingga 70 derajat celcius adalah suhu terbaik untuk menyeduh jahe. Suhu tersebut adalah suhu yang biasa keluar dari dispenser air. dr Abrijanto menambahkan bahwa sebagian besar minuman herbal tak baik untuk diseduh dengan air yang memiliki suhu mendekati 100 derajat celcius.

Itulah beberapa hal yang harus diingat dalam mengolah jahe. Semoga pengetahuan tersebut dapat bermanfaat.

Salam Sehat dan Lestari!

 Ditulis Oleh: Huda Bilowo


 

 

 

 

 

Jumat, 13 November 2020

Si Cantik Pengendali Hama

Cantik rupanya, subur pertumbuhannya. Wanginya tak semerbak, namun berkhasiat. Liar habitatnya, mudah dibudidayakannya. Batangnnya tidak terlalu kokoh namun mampu menjulang tinggi sekiranya tiga puluh (30) inchi atau sekitar tujuh puluh enam (76) senti.

Bunganya berwarna cerah, menarik perhatian lebah, serangga dan predator yang dianggap sang hama, bagi para petani di divisi pertanian apapun. Kadangkala berkembang bunganya yang besar, sekiranya berdiameter enam inchi (6 inch) atau lima belas senti (15 cm).

Kami memanggil namanya Zinnia, tanaman bunga yang mekar meski di musim kemarau. Tanamanya penuh toleransi di tanah yang minim air. Warnanya merah muda yang mencolok, tengahnya berwarna kuning, itu adalah serbuk sarinya. Jika jatuh serbuk sari itu, sungguh cepat tumbuhnya menjadi cikal bakal yang baru, yang menjadi tanaman si pengendali hama tersebut.

Bukan hanya itu, selain pertumbuhannya yang mudah, cara perbanyak tanaman ini pun tergolong tidaklah sulit. Jika sudah berkelompok, indah betul bila dipandang mata sambil menikmati rebusan daun Binahong sebagai teh yang sudah kami bahas di artikel sebelumnya mengenai manfaat dan cara membudidayakannya.

Bukan hanya mitos, bunga yang termasuk dalam keluarga asteraceae ini lebih umum disebut namanya dengan sebutan bunga kertas, tapi bukan kembang kertas bougenvile yang dimaksud; bunga yang memiliki fungsi pengendali hama yang baik, adalah Zinnia.

Zinnia ketika berbunga. (Foto: Koleksi Pupid House)

Bunga yang dapat mengurangi penggunaan festisida dan bahan kimia lainnya, yang justru memperburuk kondisi tanah dan mahluk hidup lainnya, yang bermanfaat di sekitaran tanah seperti cacing dan mikroorganisme lainnya yang memberikan dampak positif terhadap kesuburan tanah.

Semua info yang didapatkan sedikit banyaknya mengutip dari laman mediaindonesia dan juga kompasiana, yang membahas tentang Refugia sebagai tanaman pelindung sawah padi di kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Refugia adalah tanaman berbunga yang berfungsi meningkatkan kehadiran predator atau musuh alami terhadap hama perusak padi dan tanaman produktif lainnya. Penjelasan ini kami dapatkan dari laman mediaindonesia.com.

Jadi menurut hemat kami, tanaman refugia adalah tanaman yang mengalihkan perhatian hama untuk tidak hinggap dan menggangu tanaman padi atau lainnya, melainkan semua perhatian hama tersebut terpusat kepada tanaman Refugia tersebut. Karena selain warna bunganya yang mencolok, daunnya pun sedikit lebih tebal sehingga disukai oleh serangga sebagai makanannya.

Sementara di Pupid House sendiri, kami sudah mengamati bagaimana tanaman bunga refugia itu memberikan manfaatnya. Yaitu dengan tanaman anggur yang kami rambatkan menggunakan media rambat kawat.
Tanaman Anggur yang subur (Foto: Koleksi Pupid House)

Sebelum kami menanam tanaman refugia berjenis zinnia tersebut, tanaman anggur daunnya sering kali diserang hama seperti belalang kecil yang sering menyerang daunnya yang unik tersebut dan di kemudian hari muncul telur putih menempel di batang pohon anggur yang menyebabkan daun anggur menguning lalu kemudian jatuh sehingga menghambat pertumbuhannya.

Sebelumnya kami melakukan penyemprotan hama menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Bukan festisida berbahan kimia, maksudnya. Melainkan menggunakan bahan alami yang ada di dapur dan tanaman budidaya yang ada di Pupid House, yaitu bawang putih, dicampur lidah buaya sebagai pengganti sabun yang berfungsi merekatkan air bawang kepada daun dan batang tanaman.

Akan tetapi untuk cara seperti itu, menurut hasil pengamatan kami tidaklah signifikan hasilnya, selain menguras tenaga dan menyita waktu, melainkan perlu beberapa kali penyemprotan yang sering supaya hasilnya maksimal. Hasilnya tanaman anggur kami pun masih terserang hama. Bahkan lebih parah, pertumbuhannya lambat, daunnya terlalu cepat menguning, layu kemudian.

Sebelum mengetahui fungsi dari tanaman refugia ini, kami mencari bibit bunga tersebut hanya sebatas ingin mengkoleksi sebagai penghias rumah yang sedap dipandang. Namun, setelah tahu informasi mengenai tanaman yang digunakan sebagian petani di jawa dan pidie,  Provinsi Aceh tersebut, kami mulai memusatkan perhatian kepadanya.

Hasil dari pertumbuhan yang cepat (Bibit 2 pohon beranak pinak)
Foto: Koleksi Pupid House

Bukan hanya sekadar cerita, tanaman anggur yang tadinya lambat pertumbuhannya dan daunnya cepat menguning, setelah Zinnia si pengendali hama itu tumbuh berbunga, tanaman anggur yang kami rambatkan tersebut tergolong pesat pertumbuhannya dari sebelumnya. Daunnya hijau segar dan merambat lebih cepat.

Di Pupid House saat ini, kami memiliki banyak sekali cikal bakal pertumbuhan pesat sang pengendali hama tersebut. Meski jarang disiram dan beberapa kali saja terkena guyuran hujan, namun pertumbuhannya sangatlah pesat juga daunnya yang segar terlihat.

Deretan cikal bakal Zinnia yang berkoloni
(Foto: Firman Hafizd)

Tanaman ini mudah dirawat, ringan dikerjakan, dan sedap dipandang jika sudah mulai berkembang. Maka dari itu, kami menyarankan teman-teman pembaca yang budiman mulai menanamnya di pekarangan rumah hingga mereka berkelompok. Sebagai tanda syukur akan keagungan Tuhan yang Maha Esa. Bahwasannya segala apa yang ada di bumi tercipta sudahah sangat sempurna adanya.

Rencana ke depannya, kami akan sandingkan bunga tersebut dengan tanaman koleksi Pupid House yang kami fungsikan sebagai tanaman pagar seperti daun mangkok, keji beling, teh-tehan, dan kedongdong laut. Di mana tanaman tersebut selain berfungsi sebagai tanaman pembatas atau tanaman pagar, ada juga khasiat bagi kesehatan manusia selain oksigen yang dihasilkannya.

Mudah-mudahan kami akan selalu konsisten merawat dan membagikan informasi mengenai tanaman koleksi kami di Pupid House lewat artikel di sebuah blog pribadi kami sebagai media berbagi informasi dan saling mengedukasi.

Salam Lestari!
Penulis: Firman Hafizd

Sabtu, 07 November 2020

Daun Ajaib Berbentuk Hati

Begitu besar manfaat dari daun yang hampir mirip dengan simbol cinta tersebut. Daunnya yang agak lentur dan mudah patah. Berlendir bila dibelah, dan aromanya tak jauh beda dengan aroma dedaunan pada umumnya. Batangnya yang cenderung berwarna merah atau kecoklat-coklatan, meski ada juga yang berwarna hijau muda jika usianya masih dalam hitungan hari. Layaknya batang tanaman merambat pada umumnya.

Daunnya yang tersimpan banyak manfaat ini, sering kami gunakan untuk sekadar teh di pagi hari. Di campur dengan satu sendok teh madu murni. Kadang salah satu dari kami menggunakannya sebagai masker wajah pada malam hari, karena telah menemukan informasi perihal daun tersebut sebagai masker wajah yang bisa membuat kulit wajah menjadi glowing tanpa harus menghabiskan biaya mahal ke salon kecantikan. Info tersebut belum kami gali lebih dalam lagi.

Batangnya yang biasa kami manfaatkan untuk dibudidayakan ini, cukup di potong sekiranya 5 sentimeter dan ditancapkan kemudian di media tanam yang terdiri dari arang sekam hasil buatan kami sendiri, yang kemudian kami campur dengan kotoran hewan kambing yang didapat dari peternak kambing yang tak jauh dari Pupid House.

Di Pupid House, kami perbanyak tanaman ini di polibek dan lahan yang berdekatan dengan dinding luar rumah yang kami berikan jalur rambat dari kawat. Karena tanaman ini adalah tanaman yang pertumbuhannya sangat pesat sekali di samping manfaatnya yang sangat banyak.,

Bibit Binahong pertama di Pupid House
(Foto: Admin)

Binahong namanya. Orang inggris menamakannya heartleaf,  karena memang bentuknya menyerupai simbol hati, simbol cinta yang umumnya berwarna merah. Berbeda dengan sosor bebek yang bentuknya seperti paruh bebek. Di mana ulasan singkat mengenai tumbuhan tersebut sudah kami bahas di artikel sebelumnya beserta sedikit mengenai manfaat dan cara menggunakannya.

Binahong memiliki nama latin Bassela rubra linn. Tumbuh menjalar, berumur panjang, dan panjang tumbuhnya bisa mencapai 5 meter, bahkan mungkin lebih. Karena hasil pengamatan kami mengenai binahong yang ada di Pupid House sudah melebihi itu, karena rambatan pohonnya hampir mengelilingi saung tempat membaca dan menikmati segelas teh binahong di Pupid House.

Rambatan binahong di saung
(Foto: Admin)

Selama kami merawat tanaman binahong ini, kami pun kebanyakan mencari informasi dari media sosial. Kami mendapatkan informasi mengenai khasiat binahong sebagai berikut:

  1. Mencegah stroke, maag, dan asam urat.
  2. Melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah.
  3. Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh.
  4. Melancarkan buang air kecil dan buang air besar.
  5. Wasir atau ambeien.
  6. Mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, khitan, segala luka-luka dalam, radang usus.
  7. Untuk diabetes.
  8. Sakit perut
  9. Pusing-pusing
  10. Sariawan
Untuk penggunaannya, kami sendiri belum memiliki takaran atau dosis yang benar-benar didapat dari para ahli medis atau herbalis yang sudah teruji keilmuannya. Akan tetapi, sebelum ada pengobatan medis seperti sekarang ini, binahong sudah terkenal dan harum namanya di dunia pengobatan alami di daerah kami. Bahkan sampai sekarang, binahong menjadi primadona untuk menjaga kesehatan tubuh dan menyembuhkan beberapa penyakit tertentu. Bukan meredakan, tapi menyembuhkan.

Adapun kebiasaan kami memanfaatkan daun binahong ini adalah untuk menjaga kesehatan dan menggunakannya sebagai masker wajah.Menurut pengalaman kami selama memperhatikan dan mempelajari daun binahong, kami mencoba mengaplikasikan daun binahong ini sebagai obat luka baru, dan obat borok pada hewan peliharaan kami di Pupid House yaitu kucing.


Kucing di Pupid House
(Foto: Kang Usep)

Nah.. mengenai masker wajah dari binahong, kami mencoba menggali informasi mengenai hal tersebut. Alasan kenapa daun binahong digunakan untuk kulit wajah yaitu kandungannya yang kaya akan protein, vitamin c, vitamin a, dan antioksidan yang baik untuk kulit.Di samping kandungan tersebut yang bermanfaat untuk kulit, binahong juga memiliki kandungan zat besi, kalsium, fosfor, kalium, lutein, dan beta karoten yang baik untuk tubuh. Jadi untuk apalagi ragu menanam pohon binahong yang bisa memperindah dinding anda sekaligus mengambil khasiat darinya.

Binahong juga dipercaya dapat memutihkan kulit dengan cara merebus beberapa lembar daunnya, dan meminum air hasil rebusannya secara rutin. Binahong juga dapat mengencangkan kulit, menghilangkan komedo, menghaluskan kulit wajah, dan mengatasi jerawat. tentunya selama mengkonsumsi rebusan binahong secara rutin tersebut, sebaiknya menjaga untuk tidak mengkonsumi makanan yang malah merusak khasiat binahong.

Kembali mengenai pengalaman kami dalam memanfaatkan daun binahong. kami memiliki cara merebus daunnya lalu meminumnya, atau menghaluskan daunnya kemudian dijadikan masker wajah, atau ditempelkan kepada kulit yang terluka.Sekian penjelasan dari kami mengenai daun binahong yang kaya akan manfaat tersebut. Informasi yang kami tulis berdasarkan hasil pengamatan, praktek, dan pencarian informasi dari laman pencarian google.

Salam Lestari!

Dtulis oleh: Firman Hafizd

Rabu, 04 November 2020

Sejarah Jahe, Rempah Dunia yang Tak Tertandingi

Ditulis oleh: Huda Bilowo

Jahe menjadi incaran masyarakat dunia saat ini. Covid-19 tak hanya menyadarkan manusia betapa berharganya hidup sehat. Namun, ia juga kembali menyingkap tabir kedigdayaan salah satu rempah dunia, jahe.

Bayangkan, tahun 2020  jahe punya harga yang terbilang fantastis. Bulan April tahun 2020, harga jahe melambung hingga 5 kali lipat dari harga normal yakni 40.000 rupiah. Membeli 1 kg jahe sama seperti membeli 1 kg daging sapi yakni berkisar di antara 90.000 hingga 100.000 rupiah.

Hal ini tak hanya terjadi di Indonesia saja, namun mancanegara. Cina, misalnya. Situs freshplaza mengabarkan terjadi kenaikan harga jahe pada negeri Tirai Bambu itu, meski kenaikannya tidak sebesar Indonesia. Lonjakan harga ini tentu menimbulkan pertanyaan? Kok bisa?

Alasan pertama, warga mulai kembali melirik khasiat rempah ini lantaran gempuran virus corona yang tak kunjung usai. Singkat cerita, hidup sehat kembali digandrungi. Media hingga tetangga lokal mulai mempromosikan jahe secara cuma-cuma. Mengapa tidak? Jahe kaya akan khasiat yang baik untuk tubuh. Di antaranya:

  1. Mampu mengobati sejumlah penyakit termasuk gangguan degeneratif, gangguan pencernaan, hingga masalah kardiovaskular.
  2. Jahe bersifat anti-inflamasi dan anti-oksidasi. Artinya ia mampu mengendalikan penuaan serta mencegah penyakit menular.
  3. Memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan kandungan gingerols, shogaols, dan zingerones.
  4. Jahe mampu menghambat infeksi bakteri dan virus seperti shigela dan E.coli.

 

Serbuk jahe yang sudah kami olah secara mandiri
Foto: Kang Usep

Pada artikel sebelumnya Khasiat Bandrek Serta Bahan Bakunya kita telah membahas tiga kandungan utama jahe serta khasiatnya. Tiga zat tersebut adalah phenolic, minyak atsiri, dan zingeron. Pada minyak atsiri, terkandung gingerol dan shogaol sebagai zat anti-inflamasi. Maksudnya, zat ini mampu mencegah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,   virus, jamur, dan parasit.

Alasan kedua, jahe adalah rempah yang sangat populer sejak abad pertengahan, bahkan sebelumnya. Sadar atau tidak, lonjakan permintaan jahe seakan kembali mengingatkan manusia akan kejayaan jahe pada masa lampau. Sederhananya, sejak dulu hingga saat ini, jahe sangat populer.

Sejarah Jahe di Dunia: Komoditi Mahal yang Kaya Manfaat

Tahukah Anda bahwa jahe pernah semahal domba? Kondisi ini terjadi sekitar tahun 400 masehi saat perdagangan rempah merajai perekonomian dunia. Tak hanya jahe. Bahkan harga pala lebih mahal dari pada emas. Ini adalah masa di mana perdagangan rempah menjadi industri terbesar di dunia.

Rempah, sebagaimana sejarah mencatat, sudah ada sejak tahun 1.555 sebelum masehi. Hal ini dibuktikan melalui catatan peradaban Mesir. Pada catatan tersebut, rempah seperti ketumbar, adas, jintan, bawang putih, juniper, dan timi dimanfaatkan untuk kesehatan. Bagaimana dengan jahe?

Jahe pada Era Sebelum Masehi: Obat dan Bahan Makanan

Asal nama Ginger, atau jahe dalam bahasa Inggris berasal dari kata gingivere. Di Yunani, jahe memiliki nama ziggiberis dan pada bahasa Latin jahe disebut zinziberi. Memiliki banyak nama, dari mana asal muasal jahe?

 

Minuman Jahe ala Pupid House
Foto: Kang Usep

Buku berjudul Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects menjelaskan India dan Cina telah memanfaatkan jahe sejak 5.000 tahun lalu. Salah satu tokoh filsafat Cina, Confucius, sangat mengagumi kemampuan jahe dalam mengobati penyakit. Oleh karenanya, sejak dulu Cina memanfaatkannya sebagai tanaman herbal untuk mengobati berbagai penyakit.

Begitu juga dengan India. India memang terkenal dengan penghasil jahe terbesar kedua setelah Cina sejak dulu hingga saat ini. Selain memanfaatkannya sebagai obat, India juga menggunakan jahe sebagai penyedap makanan. Itu sebabnya India memiliki satu wilayah bernama Srngaveram yang bermakna jahe. Warga lokal memaknai srngaveram sebagai ‘horn root’.

Salah satu keunikan dan kelebihan jahe selain manfaat kesehatannya adalah pemanfaatannya. Bayangkan, jahe memiliki fungsi yang berbeda-beda pada umur yang berbeda pula. Misal, untuk memanen ekstrak jahe, maka jahe harus dipanen pada umur 9 bulan. Pada umur tersebut, kulit jahe cenderung lebih keras dan akarnya semakin tajam sehingga lebih mudah dikeringkan dan diambil ekstraknya. Pada umur 5 bulan, jahe biasa dimakan langsung karena kulitnya masih tipis dan rasanya pun masih lembut.

 

Proses budidaya Jahe Merah di Pupid House
Foto: Kang Usep

Uniknya, jahe bukanlah tanaman yang mampu tumbuh secara alami pada alam liar. Ini yang justru menjadi pertanyaan terbesar bagi akademisi perihal orisinalitas jahe. Siapa duluan yang menanam jahe?

Jahe pada Abad Pertengahan: Komoditas Mahal Dunia

Seiring berjalannya waktu, kedigdayaan jahe mulai menjamah seantero dunia. India dan Cina mulai melakukan perdagangan yang menjadi sebab persebaran jahe di Dunia. Mulai dari Asia Tenggara, Afrika, hingga benua Amerika. Pada abad 1, jahe mulai memasuki kawasan mediterania.

Pada abad tersebut, Kekaisaran Roma jatuh cinta dengan jahe yang ia dapat dari perdagangannya dengan India. Jahe mendapat peran yang besar dalam lingkungan penduduk Roma. Mulai dari pemanfaatannya sebagai penyedap makananan hingga obat herbal. Bahkan, jahe termaktub dalam buku resep masak Roma yang berjudul Apicius. Jahe dan rempah lainnya kemudian mulai menjadi komoditi yang sangat berharga kala itu.

Bayangkan, Kekaisaran Romawi membayar tentaranya dengan garam dan rempah. Namun, hal itu belum seberapa. Pada abad 16 pekerja bongkar muat barang di pelabuhan. Jahe sendiri memiliki nilai yang lebih tinggi ketimbang domba. Namun, saat pamor rempah mulai panas, pamor jahe sempat hilang di Eropa. Itu adalah saat di mana Roma runtuh pada abad 2. Ia adalah Marco Polo yang kembali mengembalikan pamor jahe saat ia mengembara ke timur pada tahun 1200-an.

Tepatnya pada abad ke-13 perdagangan rempah mulai stabil, khususnya jahe. Ia menjadi komoditas asal Asia yang begitu digandrungi masyarakat Eropa. Perjalanan Marco Polo membuat jahe menjamah daerah-daerah baru yang juga berdampak pada nilai jual jahe. Pada abad ke-14, harga jahe dapat setara dengan kebutuhan pokok masyarakat.

Jahe Dulu dan Nanti: Indonesia Meramu Jamu

Melintas sepintas sejarah jahe membuka mata kita bahwa rempah satu ini sudah terkenal sejak dahulu. Khasiat jahe baik dalam bidang kesehatan dan kuliner menjadikannya salah satu rempah dengan harga yang tinggi. Meski pamornya sempat naik dan turun, namun terbukti hingga saat ini jahe masih menjadi primadona. Bahkan di Indonesia.

Sejarah mencatat, jahe telah masuk ke Indonesia bahkan sebelum masehi. Tentu, warga nusantara dengan berbagai kearifannya telah mengulik manfaat dari rempah ini. Buktinya, kita mengenal berbagai macam jenis minuman tradisional berbahan dasar jahe. Sebutlah jamu sebagai istilah yang paling terkenal untuk minuman herbal orang dulu ini.

Perihal kesehatan dari jamu, Indonesia punya pandangannya sendiri. Anggapan bahwa jamu, atau jahe yang sedang kita bahas, mampu menangkal berbagai penyakit terpatahkan dengan budaya minum jamu. Pasalnya, ajian jahe dan jamu hanya bisa muncul ketika ia menjadi way of life atau gaya hidup.

Sedikit yang mengetahui bahwa jamu berasal dari kata Jampi Husada. Setidaknya ungkapan ini mulai kembali muncul seiring kembalinya muruah jamu. Jampi husada merupakan bahasa Jawa kuno yang artinya doa kesembuhan. Pada masyarakat Jawa Kuno, peramu jamu punya nama Acaraki. Modernnya, Acaraki adalah barista untuk jamu.

Layaknya doa, efek dari jamu pun muncul setelah dikonsumsi berulang kali. Doa akan menampakkan hasilnya ketika dilakukan secara berulang. Ia bekerja layaknya kalimat positif yang kerap diulang-ulang sehingga terpatri dalam benak dan menjadi satu dalam kehidupan. Jamu di sisi lain, menampakkan khasiatnya setelah diminum secara rutin.

Kembali pada jahe, khasiatnya pun tak serta merta langsung muncul sekali tenggak. Indonesia dengan kearifannya mengajarkan bahwa jahe sebagai jamu sehat dalam kondisi tertentu. Jahe dalam jamu akan benar-benar berkhasiat kala ia menjadi bagian dari pola hidup sehat.

Sumber:

Bode, Ann M., Zigang Dong. 2011. Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. 2nd edition. CRC Press

Mc Cornick Science Institute. History of Spices. Mccornickscienceinstitute.com

Morais, Rodolfo. 2017. The Spice Trade: History of The Ancient Treasure of The East. Grapesandgrains.org

Whipps, Heather. 2008. How the Spice Trade Changed the World. Livescience.com