Minggu, 14 Februari 2021

Serba-serbi Pala, Rempah Memabukkan Bak Psikotropika

Anda pasti heran mendengar bahwa biji pala, sebuah rempah, dapat menyebabkan mabuk. Atau bahkan, pala dapat menyebabkan halusinasi. Sebelum Anda percaya akan hal tersebut, mungkin yang Anda pikirkan adalah bahwa ini sekadar lelucon saja. Namun, benarkah demikian?

 

Setelah sebelumnya membahas kemampuan pala sebagai penangkal wabah pes, ternyata pala memiliki manfaat lainnya. Myristicin adalah zat penyebab keajaiban dari biji pala. Jadi, jika pertanyaannya adalah ‘apakah pala bisa menyebabkan halusinasi atau mabuk?’ jawabannya ada pada myristicin.

 

Oleh karena kandungan itu, muncullah #NutmegChallange. Sebuah ulah orang iseng untuk membuktikan apakah benar biji pala dapat membuat seseorang berhalusinasi. Jika Anda mencoba untuk melakukan riset pada tantangan biji pala itu, tentu Anda akan menemukan sejumlah orang menenggak 2 hingga lebih sendok makan bubuk pala.

 

Pada akhirnya, tak sedikit dari mereka yang berhasil berhalusinasi. Meski ‘berhasil’, namun ini bukan fungsi dan manfaat dari biji pala yang sebenarnya. Mabuk biji pala adalah perbuatan konyol yang tak sedikit artikel menjelaskan dampak buruknya.

 

American Association for Clinical Chemistry (AACC), misalnya, menyebut 20 gram bubuk pala dapat menyebabkan seseorang keracunan. Dalam waktu 3 sampai 6 jam setelah menenggak 4 sendok makan bubuk pala, maka efeknya akan muncul. Korban akan merasakan mulut kering, agitasi, hipotermia, halusinasi, bahkan koma dan kematian.

 

Namun sisi positifnya, dalam waktu tersebut, biji pala bekerja sebagai obat penenang. Lantas, sebenarnya ada apa di balik biji pala yang mampu menyebabkan halusinasi itu?

Myristicin, Kandungan Psikoaktif Pada Biji Pala

Sebuah jurnal ilmiah menyebut, beberapa rempah dapur memiliki kandungan zat psikoaktif alami. Artikel berjudul Taking the spice route: Psychoactive properties of culinary spices menyebut biji pala sebagai salah satu dari rempah yang mengandung zat yang mampu merangsang saraf manusia.

 

Untuk lebih jelasnya, zat psikoaktif tersebut dapat kerap difungsikan sebagai stimulan, sedatif, dan halusinasi. Bayangkan, rempah dapur seperti biji pala dapat berfungsi sebagai anti depresan. Akankah sebagian orang rutin mengonsumsinya?

 

Namun, perlu digarisbawahi bahwa halusinasi atau mabuk zat ini beririsan dengan gejala keracunan. Sederhananya, mabuk yang disebabkan oleh mengonsumsi biji atau bubuk pala dalam jumlah banyak boleh jadi bentuk keracunan.

 

Keracunan zat psikoaktif dalam bahasa lain adalah terlalu banyak mengonsumsi zat tersebut. Padahal, dalam takaran tertentu zat psikoaktif mampu bermanfaat. Artikel tersebut menyebut beberapa manfaat dari myristicin seperti anti-depresan dan stimulan untuk gairah seksual.

Tapi uniknya, efek anti-depresan dan stimulan itu baru teruji pada binatang. Pada manusia, efek psikoaktif akan terasa setelah mengonsumsi sekitar 5 hingga 15 gram kandungan biji pala. Kandungan tersebut memproduksi monoamine oxidase, zat yang mampu merangsang otak. Dalam waktu 24 jam, seseorang dapat merasakan efek layaknya psikotropika.

 

Kasus ekstrem menyebut bahwa efeknya mirip seperti ganja. Seseorang dapat berhalusinasi, euforia, bahkan melakukan perilaku agitatif.

 

Dari hal tersebut dapat kita pahami bahwa mengonsumsi biji pala atau bubuk pala tidak baik jika berlebihan. Tentunya, apa yang berlebihan selalu tidak baik. Oleh karenanya, tetap perhatikan kandungan makanan dan minuman agar selalu mendapatkan kebaikan darinya.

 

Salah lestari.

Huda Bilowo

 

Sumber:

Bourgeois, James A., Usha Parthasarathi, & Ana Hategan. 2014. Taking the spice route:

Psychoactive properties of culinary spices. Current Psychiatry Vol. 13, No. 4

 

Greenspan, Rachel E. 2020. The nutmeg challenge is going viral again on TikTok, and the platform is struggling to remove the dangerous trend. Insider.com edisi 21 April 2020

 

Whitworth Gerhard. 2018. Can You Get High on Nutmeg? Why This Isn’t a Good Idea. healthline.com edisi 31 Agustus 2018

 


 

  

0 komentar:

Posting Komentar