Minggu, 28 Februari 2021

Ternyata Petai Mampu Redakan Stress

 

Siapa yang tidak suka petai? Jika Anda adalah salah satunya--temasuk saya--maka Anda perlu perhatikan fakta petai satu ini. Ternyata, tanaman yang punya bau khas ini mengandung zat antidepresan.

 

Umumnya, dunia medis memanfaatkan antidepresan untuk mengatasi berbagai masalah psikologis. Misalnya gangguan kecemasan, stress, fobia, bulimia, gangguan pasca-trauma, atau bahkan depresi. Secara sederhana, antidepresan akan menyeimbangkan senyawa kimia dalam otak untuk menetralkan emosi.

 

Dalam tubuh kita terdapat senyawa alami yang disebut neurotransmitter. Senyawa berperan dalam mengatur mood seseorang seperti rasa bahagia atau cemas. Zat antidepresan berperan menyeimbangkan neurotransmitter dalam otak sehingga mampu mempengaruhi mood.

 

Petai mengandung tryptophan sebagai zat antidepresan. Kandungan tersebut memiliki asam amino yang mampu merangsang serotonin dalam tubuh. Serotonin adalah senyawa kimia dalam otak yang berperan mengatur rasa bahagia dalam tubuh.

 

Pohon Petai yang ada di Pupid House

Bayangkan, di balik baunya yang kurang sedap itu, ternyata petai mampu mempengaruhi mood seseorang. Selain kandungan antidepresan, petai juga berfungsi sebagai pembangkit tenaga. Kandungan sukrosa, fruktosa, dan glukosa bermanfaat untuk meningkatkan energi.

 

Jadi, pertimbangkan kembali ihwal pandangan Anda terhadap petai. Ternyata, tanaman ini punya manfaat yang baik, lho.

Hati-hati dengan Asam Amino

Meski asam amino punya peran dalam menghasilkan zat kebahagiaan--serotonin, namun zat ini punya efek samping. Mengonsumsi terlalu banyak makanan dan minuman dengan asam amino dapat berdampak buruk pada ginjal.

 


Tryptophan merupakan senyawa pada petai yang mengandung asam amino. Zat ini menghasilkan indoxyl sulfate yang nantinya akan dibuang pada ginjal manusia. Inilah yang diduga menjadi sebab kerusakan ginjal pada pasien-pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal.

 

Ini sebabnya mengonsumsi terlalu banyak petai dapat berpotensi menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Selain petai, kandungan indoxyl sulfate dari tryptophan juga berasal dari berbagai makanan. Seperti ayam, telur, keju, ikan, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.

 

Namun, kasus penurunan fungsi ginjal karena kelebihan asam amino sukar ditemukan pada mereka yang memiliki fungsi ginjal yang sehat. Oleh karenanya, bagi orang yang memiliki masalah pada ginjal disarankan untuk tidak banyak mengonsumsi petai dan makanan yang disebutkan sebelumnya.

 

Salam lestari.

Ditulis Oleh: Huda Bilowo

Related Posts:

  • Ternyata Petai Mampu Redakan Stress Siapa yang tidak suka petai? Jika Anda adalah salah satunya--temasuk saya--maka Anda perlu perhatikan fakta petai satu ini. Ternyata, tanaman yang punya bau khas ini mengandung zat antidepresan.   Umumnya, dunia … Read More
  • Perhatikan Cara Mengolah Bayam agar Nutrisinya Tidak HilangSiapa yang tidak kenal bayam? Tak sulit untuk mencintai bayam. Bayam punya rasanya yang nikmat dan harganya yang murah. Terlebih, bayam merupakan salah satu sayur yang mudah untuk mengolahnya.   Bayam pun menjadi sala… Read More
  • Tak Hanya Manis, Gula Aren Punya Banyak NutrisiGula aren kerap menjadi opsi untuk memberi rasa manis pada makanan dan minuman. Biasanya, gula aren berperan menggantikan gula pasir yang sebagian orang takut akan efek sampingnya.   Memang betul, gula aren lebih aman… Read More
  • Kedongdong Laut  Sejak kecil saya selalu mendengar tebak-tebak seperti ini: luarnya botak, dalamnya gondrong. Jawabannya adalah buah kedongdong. Tapi yang satu ini, kedongdongnya berbuah buni, bulat, dan hijau keunguan. Tapi jarang seka… Read More
  • Serba-serbi Pala, Rempah Memabukkan Bak PsikotropikaAnda pasti heran mendengar bahwa biji pala, sebuah rempah, dapat menyebabkan mabuk. Atau bahkan, pala dapat menyebabkan halusinasi. Sebelum Anda percaya akan hal tersebut, mungkin yang Anda pikirkan adalah bahwa ini sekadar l… Read More

0 komentar:

Posting Komentar