Sejak kecil saya selalu mendengar tebak-tebak seperti ini: luarnya botak, dalamnya gondrong. Jawabannya adalah buah kedongdong. Tapi yang satu ini, kedongdongnya berbuah buni, bulat, dan hijau keunguan. Tapi jarang sekali nampak buahnya. Tanaman ini digunakan sebagai pembatas lahan biasanya. Namun seiring berjalannya waktu, tanaman ini tergantikan oleh batas yang terbuat dari besi beton dan campuran semen.
Pohon kedongdong laut yang digunakan sebagai pagar antara sawah dan kebun Pupid House |
Di daerah Sunda khususnya, tanaman ini masih banyak digunakan sebagai tanaman pagar yang bilamana tumbuh tinggi, menjulang sampai 3 sampai 6 meter. Tergantung seseorang yang menginginkannya. Batangnya yang tegak berkayu, bulat, dan berwarna hijau kekuningan. Terkadang cenderung bercorak hitam.
Di Pupid House sendiri, tanaman ini sudah lama tumbuh. Sekitar 18 tahun umurnya. Tanaman ini setia menjadi pagar di bagian samping dan pembatas atau sekat-sekat bagian kebun di area Pupid House. Daunnya yang sering kami konsumsi sebagai lalapan ini, berbentuk lonjong, warnanya kuning memudar, dan ujungnya runcing. Enak dijadikan lalapan matang alias dikukus terlebih dahulu sebelum dimakan. Rasanya manis dan lezat jika dipadukan dengan sambal tomat.
Foto: Koleksi Pupid House |
Cara memperbanyak tanaman ini cukup mudah, yaitu dengan cara stek batang. Biasanya kami gemburkan terlebih dahulu lahan yang akan ditanami pohon berkhasiat tersebut. Kemudian kami aduk tanah yang gembur tersebut dengan kotoran kambing yang sudah kami permentasi selama kurang lebih satu bulan. Setelah itu kami tancapkan batang pohon kedongdong laut ini yang sedikit muda, tapi tidak terlalu muda. Setelah sebulan kemudian mulai terlihat daun baru yang menandakan bahwa akar sudah tumbuh di bawah permukaan tanah yang gembur tersebut. Proses tersebut hampir sama dengan daun ajaib berbentuk hati alias Binahong yang sudah kami bahas sebelumnya.
Untuk khasiat dari daun kedongdong tersebut, memiliki manfaat sebagai peluru seni. Cara menggunakannya yaitu daunnya yang sudah dicuci terlebih dahulu kemudian ditumbuk, tambahkan setengah gelas air matang kemudian diperas dan disaring. Hasil saringan tersebut kemudian diminum. Untuk banyaknya daun, kurang lebih 15 gram.
Menurut informasi yang kami dapatkan mengenai kandungan dalam pohon kedongdong tersebut yang didapat dari kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang disingkat LIPI, yang bekerjasama dengan dinas kesehatan, didapatkan sebagai berikut:
Daun, kulit batang dan akar mengandung saponin, di samping itu daun
dan kulit batangnya mengandung flavonoida. Sedangkan kulit batang dan akarnya
mengandung flavonoida. Sementara kulit batang dan akarnya mengandung polifenol,
serta daunnya mengandung tanin.
Untuk nama dari pohon tersebut memiliki nama yang berbeda di masing-maisng daerah seperti di daerah Sumatera pohon ini disebut dengan Puding, sementara di daerah Maluku tanaman ini dinamakan dengan Gurabati. sementara pohon ini memiliki nama latin Nothopanax Fruticosum dari suku Araliaceae. sementara tanaman ini masuk kepada kelas Dicotyledoneae dan masuk kepada divisi Spermatophyta sama dengan pohon Ficus Benjamina pada postingan terdahulu.
Semua data yang kami dapat, atas dasar pengamatan dan rujukan dari data LIPI.
Salam Berkhasiat!
0 komentar:
Posting Komentar