Senin, 26 Oktober 2020

Khasiat Bandrek Serta Bahan Bakunya

Penulis: Huda Bilowo

Masyarakat meramu jamu, tentu ada sebabnya. Jamu, bukan sekadar jampi-jampi atau bergerak layaknya pil plasebo. Namun, orang dulu kerap menyeduh jamu sebagai ajian merawat tubuh. Salah satu jamu itu adalah bandrek.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memaknai jamu sebagai segala obat yang mengandung rempah seperti akar dan dedaunan. Lantas, bandrek yang berasal dari masyarakat Sundah ini pun dapat pula menyandang nama jamu. Selain dari kandungannya yang alami, ia juga berkhasiat layaknya obat.

Bayangkan, dalam satu gelas bandrek, ada setidaknya 6 khasiat utama. Berikut 6 khasiat bandrek yang umum:

1. Melawan penyakit kanker

2. Obat sakit gigi

3. Menurunkan tekanan darah

4. Mencegah peradangan

5. Mengatasi masuk angin

6. Mematikan patogen atau parasit asing yang masuk ke tubuh

Melihat khasiat bandrek tersebut, tentu sebagian orang bertanya-tanya: mengapa minuman sederhana itu kaya akan manfaat?

Terdapat dua jawaban. Pertama, kandungan bahan alami bandrek. Kedua, kearifan orang dulu dalam meramu dan mencampur berbagai bahan alami dalam satu seduhan jamu.

Mari kita telusuri kandungan serta manfaat bahan baku minuman asal Sunda ini.

Kandungan Serta Manfaat Bahan Baku Bandrek

Umumnya, bandrek terdiri dari 5 bahan utama, yakni: jahe merah, cengkeh, kayu Manis, biji pala, gula aren asli. Seiring berkembangnya zaman, sebagian orang kerap menambahkan susu sebagai penyedap rasa. Meski bukan bahan utama, bandrek dengan tambahan susu sangat digandrungi.

Namun, kali ini kita akan membahas 5 komponen utama bandrek tanpa susu.

1. Jahe Merah

Yang menjadi primadona dan komponen terpenting dari bandrek ada 2, yakni: jahe merah dan gula aren. Menjadi tulang punggung dari bandrek, tentu jahe merah sendiri kaya akan khasiat kesehatan. Bahan ini menjadi dalang dari salah satu khasiat bandrek, yakni penurun tekanan darah.

Tumbuhan bernama latin Zingiber officinale Roscoe ini mengandung berbagai senyawa. Terdapat 3 zat dalam jahe merah yang baik untuk kesehatan, yakni: phenolic, dan minyak atsiri, zingeron.

Pertama, phenolic terkenal sebagai pembuang angin dan gas dalam tubuh. Zat ini merupakan senyawa yang bekerja baik dalam sistem pencernaan manusia. Ia mampu meredakan iritasi pada sistem pencernaan, mencegah kontraksi serta melancarkannya. Itu sebabnya mengapa orang mengenal jahe mampu menyembuhkan masuk angin. Hal ini karena phenolic yang bekerja mengurangi kandungan gas dalam perut.

Kedua, minyak atsiri si pembasmi penyakit. Minyak atsiri banyak terdapat dalam obat-obatan medis yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Ini karena atsiri mengandung zat shogaol, gingerol, zingeron, serta  zat-zat antioksidan yang mampu meredakan penyakit ringan maupun berat.

Ketiga, zingeron si pengurai nyeri. Jahe juga mampu mengurangi sakit gigi dan sakit kepala. Ini karena jahe merah mengandung zingeron yang kerap terkandung pada obat-obatan medis yang mampu mengurangi nyeri. Zingeron mampu mengatasi urusan berat badan, menjaga kesehatan jantung, meredakan penyakit mual dan muntah

mencegah kanker, mengobati sakit kepala dan alergi. Bahkan, zingeron mampu memperbaiki istem kekebalan tubuh serta meningkatkan vitalitas pria.

2. Gula Aren

Sebagai komponen terpenting kedua dalam bandrek, gula aren juga tak kalah menyehatkan. Gula ini jelas berbeda dengan gula lainnya, seperti gula pasir atau gula kelapa. Gula aren terbuat dari nira dengan kadar glikemik yang lebih banyak dari gula kelapa.

Nira sendiri adalah sebutan dari getah i tebu, bit, sorgum atau mapel. Nira juga berasal dari getah pohon dari keluarga palma seperti aren, kelapa, kurma, nipah, sagu, siwalan. Sebagian orang menyebut bahwa gula aren berasal dari nira atau getah pohon kolang-kaling.

Gula aren mengandung karbohidrat, protein, lemak. Kandungan ini kerap menjadi dalang dari stigma negatif gula. Mulai dari obesitas hingga penyakit gula. Namun, jangan salah. Kebanyakan penyakit tersebut berasal dari unsur UREA yang biasa digunakan untuk membuat gula pasir.

Sedangkan untuk gula aren, terkandung zat berkhasiat yang cukup. Sebutlah kalsium, zat besi, fosfor, vitamin B3 dan vitamin C. Selain itu, gula aren mengandung zat antioksidan yang cukup tinggi.

Pertama, kandungan B3 dan niasin dalam gula aren berfungsi sebagai pengendali kolesterol. Sejak tahun 1950-an, kandungan ini memang menjadi andalan dalam mengobati penyakit yang banyak menjangkit orang itu. B3 dan niasin juga berfungsi merangsang otak kecil. Hasilnya, senyawa ini mampu menciptakan sensasi rileks. Tak ayal, B3 kerap terkandung dalam obat depresi dan kelelahan.

Kedua, tentu kita semua tahu manfaat vitamin C. Zat ini adalah biang yang mampu menjaga imun tubuh serta menyehatkan kulit. Vitamin C juga mampu menangkal sel kanker serta mengurangi risiko serangan jantung.

Ketiga, zat besi dan fosfor merupakan zat yang mampu membantu regenerasi tubuh. Fosfor, misalnya. Dalam pembentukan DNA tubuh, fosfor merupakan komponen yang penting. Sedangkan zat besi

3. Cengkeh

Sudah sejak dulu cengkeh menjadi salah satu pilihan tabib dalam meramu obat herbal. Penggunaannya dari dulu hingga kini tentu bukan tanpa alasan. Peneliti dari berbagai penjuru dunia ramai mempelajari tanaman mungil satu ini. Terbukti, cengkeh memiliki khasiat yang luar biasa. Antara lain, pereda rasa sakit, pereda batuk berdahak, sakit perut dan perut kembung.

Cengkeh mengandung zat yang memiliki kemampuan untuk meredakan nyeri dan sakit. Kandungan tersebut berupa zat saponin, tannin, flavonoid, dan polifenol yang mampu membantu proses penyembuhan luka. Tannin, misalnya. Ia membantu dengan cara meningkatkan jumlah pembentukkan pembuluh darah kapiler. Kemudian, flavonoid berguna untuk merangsang produksi vascular endothelial yang berguna dalam pembentukan pembuluh darah baru.

Tak hanya itu, senyawa tersebut juga memiliki kadar antioksidan yang tinggi sehingga mampu menangkal sel kanker dan penyakit. Semua khasiat cengkeh tersebut lebih banyak terkandung pada daunnya. Namun, bukan berarti cengkeh sendiri tidak memiliki kandungan yang sama. Hanya saja dengan kadar yang lebih sedikit.

4. Kayu Manis

Siapa yang tidak kenal dengan kayu manis? Rempah ini menjadi salah satu bumbu dapur yang populer untuk menambah aroma serta penyedap rasa. Tak terkecuali untuk bandrek, minuman tradisional khas Sunda. Penambahan kayu manis dalam bandrek tak sekadar penyedap, namun juga kaya manfaat.

Kayu manis mengandung alkohol sinamat, kumarin, asam sinamat, sinamaldehid,

antosianin dan minyak atsiri dengan kandungan gula, protein, lemak sederhana, dan pektin. Senyawa menjadikan kayu manis sebagai antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol dan memiliki senyawa rendah lemak.

Berikut khasiat dari kayu manis untuk kesehatan tubuh: menurunkan risiko penyakit jantung, melawan bakteri serta jamur penyebab infeksi, penangkal radikal bebas dan kanker.

5. Biji Pala

Biji pala merupakan salah satu komponen tambahan dalam minuman bandrek. Tak banyak yang menambahkan biji pala sebagai perasa dalam minuman ini. Hal ini karena jahe dan cengkeh sudah memberikan rasa pedas.

Meski hanya sekadar tambahan, bukan berarti ia tidak punya manfaat. Ia mengandung komponen seperti minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisin, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam oleanolat.

Dua kandungan pada biji pala yang paling terkenal khasiatnya adalah miristisin dan elemisin. Zat ini mampu menjadi obat penenang yang mampu menangkal gangguan tidur. Selain itu, kita sudah membahas sebelumnya kemampuan minyak atsiri. Kandungan tersebut merupakan antijamur, antioksidan, dan antibakteri alami yang terkandung pada biji pala.

 

Sumber:

Aryanta, I Wayan Redi. 2019. Manfaat Jahe untuk Kesehatan. E-Jurnal Widya Kesehatan, Volume 1, Nomor 2.

Emilda. 2018. Efek Senyawa Bioaktif Kayu Manis Terhadap Diabetes Melitus: Kajian Pustaka. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 5 No.1

Febriani et al. 2018. The Potential Use of Red Ginger (Zingiber officinale Roscoe)

Dregs as Analgesic. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology.

Heryani, Hesty. 2016. Keutamaan Gula Aren & Strategi Pengembangan Produk. Lambung Mangkurat University Press. 

Nurdjannah, Nanan. 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Volume 3 Nomor 2: 61 - 70

Rahadian, Dhimas Dita. 2009. Pengaruh Ekstrak Biji Pala Terhadap Waktu Induksi Tidur dan Lama Waktu Tidur. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

 

 

0 komentar:

Posting Komentar