Budidaya Tanaman Herbal di Pupid House

Usep Firman Hapid merintis bududaya tanaman herbal di kebun Pupid House. Upaya ini untuk melestarikan tanaman lokal yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Campoleh, Buah Superfood yang Semakin Langka

Dianggap buah biasa, padahal memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi, bahkan diklaim sebagai salah satu alternatif superfood (makanan super).

Aroma Terapi Pandan Wangi

Aroma khas pandan wangi cocok untuk terapi relaksasi. Apa saja manfaat lain dari tumbuhan herbal ini?

Kemangi, Si Wangi Kaya Manfaat

Kebun Pupid House memiliki koleksi kemangi dengan beragam manfaat, mulai dari pewangi, bumbu masak, minuman dan ramuan herbal.

Turkey Berry (Takokak) Mampu Turunan Asam Urat

Takokak biasanya dikonsumsi sebagai lalapan oleh masyarakt Sunda. Setelah buahnya direbus hingga lunak, tentu lebih nikmat jika dicocol sambal pedas.

Minggu, 20 Desember 2020

Meski Baik, Jangan Konsumsi Kayu Manis Secara Berlebihan

 

Siapa yang tidak tahu rempah satu ini? Saking terkenalnya kayu manis, harga jualnya sangat tinggi. Terlebih, harga kayu manis hampir menyamai mutiara pada abad pertengahan. Hingga saat ini pun, kayu manis masih menjadi salah satu primadona untuk penyedap rasa. di artikel sebelumnya kami sudah membahas tentang Asal-usul Kayu Manis

 

Kayu manis merupakan bahan tambahan dalam makanan dan minuman. Tak terkecuali minuman herbal dan jamu. Selain karena mampu menambah rasan dan aroma pada minuman, ia pun kaya akan khasiat.

 

Beberapa khasiat kayu manis antara lain bekerja sebagai antioksidan dan meredakan nyeri. Meski terdengar begitu baik, namun, tahu kah Anda bahwa senyawa dalam kayu manis pun dapat menjadi jahat bagi tubuh?

 

Kandungan kayu manis seperti cinnamaldehyde ini punya sisi lain selain khasiat. Tentu ini menimbulkan pertanyaan. Cinnamaldehyde ini adalah zat dari kayu manis yang punya beberapa manfaat. Antara lain sebagai anti-virus, anti-bakteri dan anti-fungi. Sebuah manfaat yang sangat dibutuhkan saat pandemi, bukan?

 

Namun,  cinnamaldehyde punya efek samping jika dikonsumsi berlebian. Itu sebabnya, mengonsumi kayu manis secara rutin bisa jadi berdampak buruk pada diri. Lantas, apa sebabnya? Dan apa dampaknya?

1. Kerusakan Organ Hati dan Risiko Kanker

Terlalu sering mengonsumsi kayu manis berisiko merusak organ hati. Mengapa? Mengutip dari Tempo, kandungan coumarin pada kayu manis menyebabkan racun pada tubuh. Idelanya, batas konsumsi coumarin per hari bagi manusia adalah 0.1 mg per berat badan. Jika lebih dari itu, maka akan menjadi racun bagi hati.

 

Kadar coumarin pada kayu manis pun berbeda-beda. Pada jenis kayu manis cassia, kadar coumarin lebih tinggi. Sedangkan dalam kayu manis ceylon, kandungan coumarin relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jenis cassia.

 

Coumarin yang menyebabkan racun tersebut, dapat berkembang menjadi kanker lantaran sifatnya yang merusak. Ketika terdapat kerusakan organ, maka proses pergantian sel sehat dengan sel tumor berpotensi terjadi. Akibatnya, terdapat peningkatan risiko kanker dan tumor.

2. Masalah dari Cinnamaldehyde: Penurunan Gula Darah hingga Luka pada Mulut

Sebelumnya, cinnamaldehyde punya khasiat yang tak kalah penting untuk kesehatan. Namun, khasiat ini dapat berubah menjadi musibah jika terlalu sering dikonsumsi. Cinnamaldehyde dapat menyebabkan beberapa masalah yang berhubungan dengan khasiatnya.

 

Pertama, turunnya kadar gula darah secara berlebihan. Cinnamaldehyde berperan dalam proses diet seseorang. Itu sebabnya, orang yang ingin menurunkan berat badan kerap meminum kayu manis. Namun, jika terlalu sering zat ini akan menimbulkan masalah. Antara lain kadar gula yang terlalu rendah atau hipoglikemia.

 

Ketika kadar gula seseorang terlalu rendah, maka ia berpotensi untuk cepat lelah, pusing, dan bahkan mudah pingsan.

 

Kedua, cinnamaldehyde mampu menimbulkan masalah pada paru-paru. Kasus ini hanya ditemukan pada konsumsi kayu manis bentuk bubuk. Meski jarang terjadi, patut diwaspadai untuk orang yang asma, bubuk kayu manis yang tidak sengaja terhirup mampu menimbulkan masalah. Bubuk ini mampu menyebabkan iritasi pada tenggorokan yang kemudian berlanjut pada masalah pernapasan.

 

Ketiga, luka pada mulut sebab cinnamaldehyde. Terlalu banyak mengonsumsi cinnamaldehyde menyebabkan reaksi pada mulut, salah satunya alergi. Akan ada rasa sensasi panas dan terbakar tanda cinnamaldehyde yang terlalu banyak.

 

Itulah beberapa efek samping dari kayu manis. Sederhananya, melakukan atau mengonsumsi sesuatu secara berlebihan itu tidak baik, meskipun kita tahu zat itu sehat. Termasuk kayu manis. 

 

Salam sehat dan lestari.

Penulis: Huda Bilowo

Sabtu, 12 Desember 2020

Khasiat Pohon Jambu monyet

 

Daunnya terasa kecut, enak jika dipadukan dengan daun pepaya yang masih muda sebagai lalapan. Di Pupid House, kami sangat suka mengkonsumsi daunnya yang masih muda sebagai lalapan yang ditemani sambal terasi mentah.

 

Pohon ini berdaun tunggal, bentuknya berbentuk bulat telur, dan di bagian tepinya rata. Pangkal daunnya runcing dan ujungnnya membulat. Memiliki panjang 8 hingga 22 sentimeter. Memiliki lebar 5 sampai 13 sentimeter. Daunnya berwarna hijau dan merah kecoklatan jika masih muda.

 

Buahnya memiliki rasa sedikit kecut, dan seratnya banyak. Bentuknya melengkung, memiliki panjang kurang lebih 3 sentimeter, dan warnanya hijau kecoklatan. Kadang berwarna merah kecoklatan jika sudah matang. Uniknya, buah ini memiliki biji yang berada di luar buah. Bentuknya bulat panjang, melengkung, dan pipih serta berwarna coklat tua. Batang pohonnya berkayu, berbentuk bulat, dan putih kotor.

 

Umumnya pohon ini disebut jambu monyet. Tapi di setiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda. Seperti di daerah Minangkabau, pohon ini bernama jambu orang, sedangkan di Lampung disebut pohon gaju. Untuk di daerah  Jawa, pohon ini disebut dengan jambu mete. Sementara di daerah Sunda, di mana Pupid House berada, disebut dengan jambu mede.

 

Di daerah Sulawesi, khususnya di masyarakat Bugis, pohon ini punya sebutan jambu sereng, sementara di Makasar disebut dengan jambu dare. Jika di daerah Maluku, pohon ini disebut dengan kanoke.

 

Pohon tersebut termasuk ke dalam suku anacardiaecae dan bermarga anacardium. Pohon jambu monyet ini termasuk ke dalam jenis anacardium occidentate L. Di Pupid House, pohon ini sudah lama ada sekitar 12 tahun lamanya. Ditanam di bagian halaman depan rumah dekat dengan jalan umum. Jalan Halteu Malaber Kp. Waas Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah Cianjur.

Pohon jambu monyet di bagian depan Pupid House


Untuk jumlah keberadaan pohon jambu monyet ini, sudah ada 1 di bagian depan Pupid House, dan 3 lagi di kebun bagian belakang Pupid House.

 

Pucuk daun jambu mede yang biasa dijadikan lalapan
(Foto: Kang Usep)

Tidak jarang banyak warga sekitar yang ikut menikmati daun muda dari jambu monyet ini untuk dijadikan lalapan sehari-hari jika sedang tumbuh daun baru. Tak jarang juga buahnya sering dikonsumsi langsung. Sementara biji dari buah jambu monyet ini tergeletak begitu saja dan tumbuh secara alami. Kami belum mendapatkan informasi mengenai manfaat biji jambu monyet ini untuk diolah sebagai makanan atau sebagai obat herbal.

Tampak terlihat bunga yang siap berbuah
(Foto: Kang Usep)


 

Jika kami menjumpai pohon jambu monyet yang tumbuh sembarangan karena persemaian biji yang tergeletak begitu saja, kami senantiasa memindahkannya ke dalam polibek yang diisi media sekam bercampur tanah dan pupuk kandang untuk membudidayakannya. Ada sekitar 5 polibek yang saat ini tumbuh dari hasil budidaya dan siap untuk ditanam atau dipindah ke dalam pot atau ditanam di tanah. Jika ada yang membutuhkan silahkan tukar dengan buku, atau tanaman lain sebagai saling tukar hadiah.

 

Pohon jambu monyet di bagian belakang Pupid House

Dari hasil pengamatan dan pencarian data yang kami dapatkan, pohon ini memiliki kandungan kimia pada kulit batangnya yang mengandung alkaloida, tanin, saponin, dan flavonoida. Sementara daun yang biasa kami konsumsi sebagai lalapan, untuk kandungan kimia atau lainnya, kami belum mengetahui hal tersebut meski sering menkonsumsinya. Hal itu hanya merujuk pada kebiasaan masyarakat Sunda terutama masyarakat yang ada di sekitaran Pupid House telah turun-temurun menjadikannya sebagai lalapan.

 

Untuk khasiat dan kegunaan dari pohon jambu monyet yang kami ketahui informasinya, adalah sebagai obat urus-urus, sariawan, dan obat jerawat. Menurut hemat kami, cara mengolahnya agak membuat malas tidak seperti tanaman yang beberapa sudah kami rangkum sebelumnya seperti Daun Binahong, Daun Beringin, Kayu Manis, Alkesa, dan Sosor Bebek. Dikarenakan yang digunakan adalah kulit batangnya.

 

Daun muda jambu monyet bersama teman-temannya

Cara mengolahnya adalah: kurang lebih 10 gram kulit batang, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air selama 2 menit. Hasil rebusan tersebut kemudian diminum sehari dua kali sama banyak. Informasi tersebut kami dapatkan langsung dari hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau disingkat LIPI dan dari Dinas Kesehatan.

 

Saat ini kami berusaha untuk menanamnya dengan cara memperbanyak lewat biji dari buah tersebut. Dikeringkan lalu disemai ke dalam polibek yang berisi media sekam bakar yang kami buat secara mandiri. Media sekam bakar tersebut kemudian dicampur dengan tanah subur dan kotoran hewan dengan komposisi 4:1:1.

 

Pohon jambu monyet di antara tanaman obat lainnya

Untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap dan pengamatan lebih dalamnya, kami membutuhkan waktu dan bantuan dari para pembaca sekalian. Jika ada pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai pohon jambu monyet ini, kami sangat mengharapkan bisa berdiskusi dan saling bertukar informasi. Mengingat di tempat kami tersedia perpustakaan kecil dan tempat untuk sekadar menikmati minuman herbal hasil kami berkebun juga sedikit makanan yang didapat dari hasil bercocok tanam sembari berdiskusi dan tukar informasi.

 

Para pembaca sekalian bisa datang langsung ke tempat kami di Jl. Halteu Maleber, Kp. Waas, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kota Cianjur atau hubungi nomor telepon rekan kami yang tertera di laman kontak kami 

Salam sehat!

Penulis: Firman Hafizd

 

 

 

 

 

 

Rabu, 09 Desember 2020

Asal-usul Kayu Manis: Rempah Lezat yang Mampu Tangkal Diabetes

Manis ketemu manis, kok enggak diabetes? Ini adalah salah satu kehebatan kayu manis, yakni penangkal diabetes. Umumnya, penyebab dari penyakit kronis satu ini adalah terlalu banyak mengonsumsi makanan manis. Namun, justru si manis satu ini mampu mengkalnya.

Kayu manis, atau cinnamon dalam bahasa Inggris mengandung sinamaldehid yang berfungsi menjadi antioksidan, antivirus, antifungi dan antibakteri. Menurut penelitian Emilda pada tahun 2018, senyawa sinamaldehid punya kemampuan menangkal enzim penyebab diabetes. Dalam jurnal ilmiah berjudul ‘Efek Senyawa Bioaktif Kayu Manis Terhadap Diabetes Melitus”, salah satu manfaat kayu manis itu terungkap. 

Selain penangkal enzim α-glukosidase, kayu manis punya khasiat lainnya. Pertama, kayu manis baik untuk diet. Kandungan aktif cinnemaldehyde mampu membantu proses pembakaran lemak. Penelitian dari University of Michigan Life Sciences Institute juga menyebut, senyawa ini mampu kurangi nafsu makan. 

Kayu Manis salah satu bahan Bandrek yang dijual di Waroeng Nyalse
(Foto: Kang Usep)


Kedua, senyawa cinnemaldehyde juga kaya akan antioksidan. Sehingga, menyeduh kayu manis berpotensi untuk menangkal radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Selain itu kayu manis juga berkhasiat untuk mencegah stres oksidatif yang mana mampu mencegah kanker. 

Ketiga, kayu manis juga mampu mengurangi nyeri rematik. Kayu manis juga memiliki zat yang berfungsi sebagai anti peradangan, sama seperti jahe. n

Terlepas dari kekayaan khasiat dan manfaat kayu manis, adakah yang penasaran ihwal asal-usul kayu manis? Tentu, ketika mengungkapkan kata ‘asal-usul’ maka narasi yang terbentuk akan menjurus kepada lokasi pertama kayu manis muncul. Namun, asal-usul juga bisa berarti mempelajari fungsi dan nilai kayu manis tempo dulu. 
Seperti apa kayu manis pada masa lalu? 

Guna Kayu Manis di Masa Lampau Tahu kah Anda? 
Dahulu, masyarakat Mesir Kuno menggunakan kayu manis untuk membaluri mumi agar awet dan wangi. Selain itu, kayu manis juga dimanfaatkan untuk parfum, bahkan bahan untuk melakukan sihir. Bahkan, kayu manis juga bisa sebagai penentu status sosial seseorang. Pertanyaannya, bagaimana bisa? 

Sebagian orang berpikir bahwa kayu manis berasal dari Mesir Kuno. Anggapan ini tidak sepenuhnya salah. Bahkan, beberapa ada yang menyebut bahwa kayu manis tumbuh di Etiophia dan Siria. Hal ini dilandaskan oleh beberapa alasan. Di antaranya, seperti penggunaan kayu manis yang masif dan tingginya harga kayu manis di sana. Namun, tidak semua bahan olahan kayu manis Mesir Kuno diproduksi sendiri. 

Dari buku berjudul ‘Commerce between the Roman Empire and India’, membantah pernyataan tersebut. Asal muasal kayu manis bukan dari Siria, Mesir, atau dari Etiopia. Nyatanya, kebutuhan kayu manis lebih condong berasal dari India dan Pakistan.

Menariknya, Warmington, pengarang buku tersebut, menyebut masyarakat Mesir Kuno tidak tahu bahwa yang mereka impor adalah daun kayu manis. Yang mereka tahu, mereka mengimpor Cinnamomum tamala atau memiliki nama lain Malabrathrum yang nantinya dimanfaatkan minyaknya.

Selain untuk membaluri mumi, masyarakat Mesir Kuno memanfaatkan kayu manis untuk membuat parfum. Produk karya Mesir Kuno ini terkenal akan kualitasnya. Dengan mencampurkan kayu manis dengan bahan lainnya, parfum asal Mesir digadang menjadi yang terbaik. 

Sebelum terkenal akan khasiat kesehatannya, kayu manis punya banyak fungsi. Seorang peneliti dari University of Peradeniya menyebut kayu manis punya hubungan status sosial seseorang. Rohitha Dasanayaka dalam karyanya mengatakan bahwa kayu manis kerap menjadi pilihan sebagai perasa bagi mereka yang tidak mampu membeli makanan dan minuman mahal. 

Rohitha lebih dalam menjelaskan bahwa kayu manis beberapa kali disebut dalam Bible. Ia menjelaskan bahwa rempah ini kerap berfungsi sebagai tanda persahabatan dan wewangian. Berbicara ihwal wewangian, masyarakat Romawi juga menggunakan kayu manis untuk dibakar dalam ritual kremasi untuk menyamarkan bau jenazah yang terbakar. 

Melihat fungsinya yang begitu beragam, tak ayal kayu manis menjadi komoditas mahal pada abad pertengahan. Baik Mesir, Romawi, bahkan Byzantium membutuhkan rempah ini dalam kehidupan masyarakat mereka. Bahkan, harga kayu manis mampu menandingi mutiara kala itu. 

Hingga saat ini, kayu manis menjadi salah satu rempah termahal di kalangannya. Bagaimana? Sudahkah kamu tahu asal-usul kayu manis? 

Nah...! di Pupid House kami sudah menanam pohon tersebut dalam polibek yang didapat langsung dari penjual benih Kayu Manis. Sementara ini kami rawat di dalam polibek, belum kami tanam langsung di pekarangan. Kami berencana memindahkan tanaman tersebut di lahan yang berbeda, bukan di area pekarangan Pupid House dikarenakan lahan yang terbatas karena banyaknya koleksi tanaman yang kami rawat. 

Ada rencana kami untuk menanamnya di tanah yang tak jauh dengan makam mendiang Ayahanda kami yang namanya atau sebutan semasa kecilnya, kami gunakan sebagai nama tempat kami meneliti dan mengedukasi serta menajadikan lahan tersebut sebagai tempat bercocok tanam, terutama tanaman obat atau herbal. Yaitu Pupid House.

Salam sehat dan lestari. 

Sumber: 
Rohitha Dasanayaka. 2019. Cinnamon: A Spice of an Indigenous Origin- Historical Study. Researchgate. 

E.H. Warmington, Commerce between the Roman Empire and India, Cambridge, Cambridge University Press, 1928, p. 189 

Penulis: Huda Bilowo

Jumat, 27 November 2020

Ada Pohon Keramat di Pupid House, Ternyata itu Berkhasiat!

 

Pohonnya dianggap keramat, meski ternyata daunnya menyimpan khasiat untuk yang ingin sembuh. Pohonnya peneduh bagi para habitat, juga orang-orang yang ingin berlindung dari paparan sinar matahari langsung. Sejuk bersama angin yang menabrak daun-daun berbentuk bulat sedikit lancip ke ujung.

Dari batang pohonnya, atau juga dahannya muncul sebuah akar gantung yang justru membuat pohon tersebut semakin terkesan berkeramat. Namun dengan jiwa seni yang tinggi, tak sedikit para pegiat seni dalam merawat tanaman menjadikannya pohon bonsai. Unik, berukuran kecil, dan penuh dengan estetika.

Akarnya yang menjalar ke dalam tanah, mampu menyimpan cadangan air di saat musim kemarau. Tergantung ukurannya, jika ukuran pohon itu besar dan tumbuh dalam tanah yang luas, cadangan airnya mampu menjadikan sumber air bagi kebutuhan manusia.

Tapi bagi pohon yang tertanam dalam pot seperti di Pupid House, mungkin hanya menyimpan cadangan air yang cukup untuk kebutuhan si pohon itu sendiri. Karena di era sekarang, banyak orang-orang yang menanamnya di dalam pot sebagai tanaman hias. jarang menanamnya langsung di tanah pekarangan rumah, karena mungkin banyak mitos.

Pohon ini menjadi simbol Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang berada di urutan nomor 3, atau sila nomor ke tiga. Yaitu persatuan Indonesia. Simbol tersebut diartikan sebagai tempat berteduh. Penulis sendiri menafsirkan bahwa: tanpa persatuan, tak ada tempat untuk berteduh. Maka diharapkan, bersatulah dalam hal menanam dan memperbaiki alam yang rusak, untuk menjadi tempat berteduh dan berlindung dari segala kerusakan alam yang ada saat ini. Termasuk kemandirian dalam menyediakan pangan.

Beringin namanya. Pohon tersebut tidak asing, sering dijumpai di mana saja, terutama di gedung pemerintahan daerah yang ada di Cianjur, kota di mana Pupid House berada. Kadang sering dijumpai di pinggir jalan, di teras rumah dalam bentuk tanaman dalam pot. Pohon tersebut kadang dijumpai juga di tanah lapang, sebagai pohon peneduh dari teriknya mentari di siang hari. 

Berbeda dengan tanaman yang menjadi pengendali hama seperti yang sudah kami bahas sebelumnya di sini. Tanaman ini justru menjadi pengendali udara panas karena daun dan dahannya yang bersilang hingga menyerupai payung yang sanggup mengurangi pancaran sinar matahari langsung.

Pohon tersebut memiliki nama latin Ficus Benjamina, dalam bahasa inggris disebut Banyan. Beringin ini berdaun tunggal, lonjong, dan ujungnya runcing. Sementara batangnya tegak, dan pada permukaannya kasar.

Di Pupid House sendiri, pohon ini sudah lama menjadi koleksi, sekitar dua dekade. Pohon beringin menjadi tanaman yang senantiasa menemani. Beringin yang ada di pot seperti gambar di bawah ini, adalah hasil budidaya dengan cara budidaya stek. Dirawat dan dibentuk sedemikian rupa. Namun dengan keahlian atau keterampilaan yang terbatas, beringin atau caringin yang ada di deretan tanaman koleksi Pupid House, begitu adanya. 

Koleksi Pupid House berumur 7 Tahun dengan cara di stek
(Foto: Kang Usep)



Ada sekitar 8 pot tanaman beringin, yang sebelumnya memiliki lebih dari itu. Usianya sekitar 7 tahun. Dikarenakan ada perubahan dalam penataan di tempat kami, satu atau dua pohon beringin yang tertanam langsung di tanah, terpaksa dihilangkan yang kemudian digantikan dengan beringin yang ada di pot.

Berbagi pengalaman tentang pohon beringin yang ada di Pupid House, pohon tersebut sangatlah mudah untuk dirawat, tahan terhadap cuaca ekstrim, dan kuat jika jarang disirami air. Cara memperbanyaknya pun tergolong mudah, hanya dengan cara stek batang dan disimpan ditempat yang sedikit teduh juga menyiramnya secara berkala sampai batang tersebut memiliki akar. 

Beberapa koleksi dalam pot di Pupid House
(Foto: penjaga Waroeng Nyalse)


Di balik mitos yang sering beredar, ada khasiat yang tersimpan dan mungkin jarang sekali orang mengetahuinya. Menurut informasi yang didapatkan dari sumber terpercaya (Departemen Kesehatan dan LIPI), daunnya yang segar memilki kandungan kimia seperti saponin, falvonoida, dan polifenol. Sehingga daun tersebut memiliki khasiat sebagai obat sawanan pada anak-anak.

Untuk cara mengolahnya pun terbilang mudah, yaitu dengan cara merebus daunnya selama 25 menit, kemudian setelah agak dingin dimandikan kepada anak yang terkena sawanan tersebut. Info ini kami dapat dari sumber terpercaya sebagaimana yang sudah kami sampaikan di atas.

Berbeda dengan daun ajaib yang sebelumnya kami sudah bahas pekan lalu, di mana hasil dari rebusan daun ajaib tersebut diminum, bukan dimandikan seperti daun beringin sebagai obat sawanan pada anak anak.




Untuk hasil pengamatan kami lebih jauh, perlu adanya pencarian informasi yang lebih lengkap serta waktu yang lebih lama. Jadi untuk sementara ini kami hanya memiliki informasi yang masih minim dan membagikannya lewat artikel di laman ini. 

Jangan lupa update kegiatan kami di instagram Pupid House


Salam Berkhasiat!


Penulis: Firman Hafizd


Jumat, 20 November 2020

Tidak Baik Jika Konsumsi Jahe Seperti Ini

 

Kita semua mengetahui khasiat dari bahan yang satu ini: jahe. Mulai dari sejarah hingga kandungan jahe memiliki nilai yang begitu berharga. Tak ayal, saat ini jahe merupakan rempah yang populer dan masih dicari. Baik untuk penyedap rasa, campuran bahan makanan, hingga pengobatan.

Dalam khazanah jamu Indonesia, jahe memiliki peran penting. Tak sedikit minuman herbal Nusantara menyematkan jahe sebagai salah satu komponennya. Sebutlah wedang jahe, wedang ronde, bandrek, mpon-mpon, dan masih banyak lainnya.

Bagai obat plasebo, asalkan ada jahe dalam sebuah minuman, kita merasa minuman tersebut sehat mandraguna. Tak hanya aromanya yang mampu menyembuhkan serak tenggorokan, namun kandungannya pula berharga. Jahe memiliki zat seperti phenolic, minyak atsiri, dan zingeron yang menyehatkan bagi tubuh manusia. 

Kandungan tersebut mampu mengurai berbagai penyakit. Misal, memperbaiki sistem pencernaan manusia, mengusir virus dan bakteri, bahkan meredakan rasa sakit. Itu sebabnya, sekali seruput saja, tubuh terasa lebih sehat.

Masih banyak lagi kandungan jahe. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa bahan yang tak baik sebagai bahan campuran jahe? Bahan tersebut mampu merusak sebagian zat-zat baik dalam jahe. Tak hanya itu, ada beberapa hal yang mampu merusak kandungan jahe. Lantas, apa sajakah itu?

Mencampur Susu dengan Jahe Tidak Dianjurkan

dr. Zaidul Akbar, salah seorang tokoh pengobatan herbal Islami, menyebut susu sapi tak baik sebagai bahan campuran jahe. Ada dua sebab. Pertama, susu sapi mengandung banyak kasein dan laktosa. Kedua zat tersebut mengandung lemak yang sangat tinggi sehingga tidak baik bagi tubuh.

Beliau kemudian menjelaskan lebih dalam perihal dampak susu sapi. Jika mengonsumsi susu sapi terlalu sering dan terlalu banyak, maka boleh jadi ia menjadi sebab penyakit lain.

Sebab kedua adalah kandungan gluten dalam susu sapi. Gluten memiliki sifat untuk bereaksi dengan produksi antibodi. Dalam kasus tertentu, gluten mampu memperburuk kondisi tubuh seseorang. Misal, merusak eritrosit atau sel usus kecil, sakit kepala, bahkan memperparah penyakit autoimun. 


Selain susu sapi, susu kental manis juga berisiko. Kandungan gula dalam susu kental manis bertolak belakang dengan manfaat jahe. Gula merupakan salah satu sumber kalori bagi manusia. Dengan demikian, menambah gula dalam jahe berpotensi untuk menambah jumlah kalori dalam tubuh Anda. Padahal, jahe kerap kali menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan.

Lalu, bagaimana cara menikmati jahe dengan tambahan rasa manis? Hal ini dapat terselesaikan dengan menambah pemanis alami seperti gula aren atau madu.

Menyeduh Jahe dengan Air yang Terlampau Panas

Sebagian besar orang terbiasa menyeduh jahe dengan air panas. Ada benarnya juga. Kadang, menyesap air jahe yang tidak panas rasanya kurang pas. Tidak ada sensasi panas dingin yang mampu membuat tubuh rileks sebab rasa jahe yang pedas bercampur air panas. Namun, tahukah Anda bahwa air menyeduh jahe dengan air terlalu panas adalah keliru? 

Pakar herbal dr Abrijanto, menyebut air dengan suhu mendekati 100 derajat celcius mampu merusak kandungan jahe. Hasilnya, khasiat dari jahe yang menjadi incaran banyak orang pun ikut larut bersama air panas. Lantas, apa saja zat yang luntur kala terkena air panas?

Zat tersebut adalah flavonoid  dan saponin. Kala jahe diaduk dengan air panas, maka buih yang keluar merupakan tanda kedua zat tersebut larut. Padahal, flavonoid merupakan zat yang kaya manfaat. Ia mampu menangkal racun dalam tubuh serta, membentuk pembuluh darah baru, hingga menciptakan sensasi rileks.

Sedangkan saponin mampu menjadi antijamur, antibakteri, bahkan anti-kanker dalam tubuh. Saponin juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah manusia.

Lantas, pada suhu berapa sebaiknya menyeduh jahe? dr Abrijanto menyebut bahwa suhu 60 hingga 70 derajat celcius adalah suhu terbaik untuk menyeduh jahe. Suhu tersebut adalah suhu yang biasa keluar dari dispenser air. dr Abrijanto menambahkan bahwa sebagian besar minuman herbal tak baik untuk diseduh dengan air yang memiliki suhu mendekati 100 derajat celcius.

Itulah beberapa hal yang harus diingat dalam mengolah jahe. Semoga pengetahuan tersebut dapat bermanfaat.

Salam Sehat dan Lestari!

 Ditulis Oleh: Huda Bilowo


 

 

 

 

 

Jumat, 13 November 2020

Si Cantik Pengendali Hama

Cantik rupanya, subur pertumbuhannya. Wanginya tak semerbak, namun berkhasiat. Liar habitatnya, mudah dibudidayakannya. Batangnnya tidak terlalu kokoh namun mampu menjulang tinggi sekiranya tiga puluh (30) inchi atau sekitar tujuh puluh enam (76) senti.

Bunganya berwarna cerah, menarik perhatian lebah, serangga dan predator yang dianggap sang hama, bagi para petani di divisi pertanian apapun. Kadangkala berkembang bunganya yang besar, sekiranya berdiameter enam inchi (6 inch) atau lima belas senti (15 cm).

Kami memanggil namanya Zinnia, tanaman bunga yang mekar meski di musim kemarau. Tanamanya penuh toleransi di tanah yang minim air. Warnanya merah muda yang mencolok, tengahnya berwarna kuning, itu adalah serbuk sarinya. Jika jatuh serbuk sari itu, sungguh cepat tumbuhnya menjadi cikal bakal yang baru, yang menjadi tanaman si pengendali hama tersebut.

Bukan hanya itu, selain pertumbuhannya yang mudah, cara perbanyak tanaman ini pun tergolong tidaklah sulit. Jika sudah berkelompok, indah betul bila dipandang mata sambil menikmati rebusan daun Binahong sebagai teh yang sudah kami bahas di artikel sebelumnya mengenai manfaat dan cara membudidayakannya.

Bukan hanya mitos, bunga yang termasuk dalam keluarga asteraceae ini lebih umum disebut namanya dengan sebutan bunga kertas, tapi bukan kembang kertas bougenvile yang dimaksud; bunga yang memiliki fungsi pengendali hama yang baik, adalah Zinnia.

Zinnia ketika berbunga. (Foto: Koleksi Pupid House)

Bunga yang dapat mengurangi penggunaan festisida dan bahan kimia lainnya, yang justru memperburuk kondisi tanah dan mahluk hidup lainnya, yang bermanfaat di sekitaran tanah seperti cacing dan mikroorganisme lainnya yang memberikan dampak positif terhadap kesuburan tanah.

Semua info yang didapatkan sedikit banyaknya mengutip dari laman mediaindonesia dan juga kompasiana, yang membahas tentang Refugia sebagai tanaman pelindung sawah padi di kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Refugia adalah tanaman berbunga yang berfungsi meningkatkan kehadiran predator atau musuh alami terhadap hama perusak padi dan tanaman produktif lainnya. Penjelasan ini kami dapatkan dari laman mediaindonesia.com.

Jadi menurut hemat kami, tanaman refugia adalah tanaman yang mengalihkan perhatian hama untuk tidak hinggap dan menggangu tanaman padi atau lainnya, melainkan semua perhatian hama tersebut terpusat kepada tanaman Refugia tersebut. Karena selain warna bunganya yang mencolok, daunnya pun sedikit lebih tebal sehingga disukai oleh serangga sebagai makanannya.

Sementara di Pupid House sendiri, kami sudah mengamati bagaimana tanaman bunga refugia itu memberikan manfaatnya. Yaitu dengan tanaman anggur yang kami rambatkan menggunakan media rambat kawat.
Tanaman Anggur yang subur (Foto: Koleksi Pupid House)

Sebelum kami menanam tanaman refugia berjenis zinnia tersebut, tanaman anggur daunnya sering kali diserang hama seperti belalang kecil yang sering menyerang daunnya yang unik tersebut dan di kemudian hari muncul telur putih menempel di batang pohon anggur yang menyebabkan daun anggur menguning lalu kemudian jatuh sehingga menghambat pertumbuhannya.

Sebelumnya kami melakukan penyemprotan hama menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Bukan festisida berbahan kimia, maksudnya. Melainkan menggunakan bahan alami yang ada di dapur dan tanaman budidaya yang ada di Pupid House, yaitu bawang putih, dicampur lidah buaya sebagai pengganti sabun yang berfungsi merekatkan air bawang kepada daun dan batang tanaman.

Akan tetapi untuk cara seperti itu, menurut hasil pengamatan kami tidaklah signifikan hasilnya, selain menguras tenaga dan menyita waktu, melainkan perlu beberapa kali penyemprotan yang sering supaya hasilnya maksimal. Hasilnya tanaman anggur kami pun masih terserang hama. Bahkan lebih parah, pertumbuhannya lambat, daunnya terlalu cepat menguning, layu kemudian.

Sebelum mengetahui fungsi dari tanaman refugia ini, kami mencari bibit bunga tersebut hanya sebatas ingin mengkoleksi sebagai penghias rumah yang sedap dipandang. Namun, setelah tahu informasi mengenai tanaman yang digunakan sebagian petani di jawa dan pidie,  Provinsi Aceh tersebut, kami mulai memusatkan perhatian kepadanya.

Hasil dari pertumbuhan yang cepat (Bibit 2 pohon beranak pinak)
Foto: Koleksi Pupid House

Bukan hanya sekadar cerita, tanaman anggur yang tadinya lambat pertumbuhannya dan daunnya cepat menguning, setelah Zinnia si pengendali hama itu tumbuh berbunga, tanaman anggur yang kami rambatkan tersebut tergolong pesat pertumbuhannya dari sebelumnya. Daunnya hijau segar dan merambat lebih cepat.

Di Pupid House saat ini, kami memiliki banyak sekali cikal bakal pertumbuhan pesat sang pengendali hama tersebut. Meski jarang disiram dan beberapa kali saja terkena guyuran hujan, namun pertumbuhannya sangatlah pesat juga daunnya yang segar terlihat.

Deretan cikal bakal Zinnia yang berkoloni
(Foto: Firman Hafizd)

Tanaman ini mudah dirawat, ringan dikerjakan, dan sedap dipandang jika sudah mulai berkembang. Maka dari itu, kami menyarankan teman-teman pembaca yang budiman mulai menanamnya di pekarangan rumah hingga mereka berkelompok. Sebagai tanda syukur akan keagungan Tuhan yang Maha Esa. Bahwasannya segala apa yang ada di bumi tercipta sudahah sangat sempurna adanya.

Rencana ke depannya, kami akan sandingkan bunga tersebut dengan tanaman koleksi Pupid House yang kami fungsikan sebagai tanaman pagar seperti daun mangkok, keji beling, teh-tehan, dan kedongdong laut. Di mana tanaman tersebut selain berfungsi sebagai tanaman pembatas atau tanaman pagar, ada juga khasiat bagi kesehatan manusia selain oksigen yang dihasilkannya.

Mudah-mudahan kami akan selalu konsisten merawat dan membagikan informasi mengenai tanaman koleksi kami di Pupid House lewat artikel di sebuah blog pribadi kami sebagai media berbagi informasi dan saling mengedukasi.

Salam Lestari!
Penulis: Firman Hafizd

Sabtu, 07 November 2020

Daun Ajaib Berbentuk Hati

Begitu besar manfaat dari daun yang hampir mirip dengan simbol cinta tersebut. Daunnya yang agak lentur dan mudah patah. Berlendir bila dibelah, dan aromanya tak jauh beda dengan aroma dedaunan pada umumnya. Batangnya yang cenderung berwarna merah atau kecoklat-coklatan, meski ada juga yang berwarna hijau muda jika usianya masih dalam hitungan hari. Layaknya batang tanaman merambat pada umumnya.

Daunnya yang tersimpan banyak manfaat ini, sering kami gunakan untuk sekadar teh di pagi hari. Di campur dengan satu sendok teh madu murni. Kadang salah satu dari kami menggunakannya sebagai masker wajah pada malam hari, karena telah menemukan informasi perihal daun tersebut sebagai masker wajah yang bisa membuat kulit wajah menjadi glowing tanpa harus menghabiskan biaya mahal ke salon kecantikan. Info tersebut belum kami gali lebih dalam lagi.

Batangnya yang biasa kami manfaatkan untuk dibudidayakan ini, cukup di potong sekiranya 5 sentimeter dan ditancapkan kemudian di media tanam yang terdiri dari arang sekam hasil buatan kami sendiri, yang kemudian kami campur dengan kotoran hewan kambing yang didapat dari peternak kambing yang tak jauh dari Pupid House.

Di Pupid House, kami perbanyak tanaman ini di polibek dan lahan yang berdekatan dengan dinding luar rumah yang kami berikan jalur rambat dari kawat. Karena tanaman ini adalah tanaman yang pertumbuhannya sangat pesat sekali di samping manfaatnya yang sangat banyak.,

Bibit Binahong pertama di Pupid House
(Foto: Admin)

Binahong namanya. Orang inggris menamakannya heartleaf,  karena memang bentuknya menyerupai simbol hati, simbol cinta yang umumnya berwarna merah. Berbeda dengan sosor bebek yang bentuknya seperti paruh bebek. Di mana ulasan singkat mengenai tumbuhan tersebut sudah kami bahas di artikel sebelumnya beserta sedikit mengenai manfaat dan cara menggunakannya.

Binahong memiliki nama latin Bassela rubra linn. Tumbuh menjalar, berumur panjang, dan panjang tumbuhnya bisa mencapai 5 meter, bahkan mungkin lebih. Karena hasil pengamatan kami mengenai binahong yang ada di Pupid House sudah melebihi itu, karena rambatan pohonnya hampir mengelilingi saung tempat membaca dan menikmati segelas teh binahong di Pupid House.

Rambatan binahong di saung
(Foto: Admin)

Selama kami merawat tanaman binahong ini, kami pun kebanyakan mencari informasi dari media sosial. Kami mendapatkan informasi mengenai khasiat binahong sebagai berikut:

  1. Mencegah stroke, maag, dan asam urat.
  2. Melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah.
  3. Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh.
  4. Melancarkan buang air kecil dan buang air besar.
  5. Wasir atau ambeien.
  6. Mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, khitan, segala luka-luka dalam, radang usus.
  7. Untuk diabetes.
  8. Sakit perut
  9. Pusing-pusing
  10. Sariawan
Untuk penggunaannya, kami sendiri belum memiliki takaran atau dosis yang benar-benar didapat dari para ahli medis atau herbalis yang sudah teruji keilmuannya. Akan tetapi, sebelum ada pengobatan medis seperti sekarang ini, binahong sudah terkenal dan harum namanya di dunia pengobatan alami di daerah kami. Bahkan sampai sekarang, binahong menjadi primadona untuk menjaga kesehatan tubuh dan menyembuhkan beberapa penyakit tertentu. Bukan meredakan, tapi menyembuhkan.

Adapun kebiasaan kami memanfaatkan daun binahong ini adalah untuk menjaga kesehatan dan menggunakannya sebagai masker wajah.Menurut pengalaman kami selama memperhatikan dan mempelajari daun binahong, kami mencoba mengaplikasikan daun binahong ini sebagai obat luka baru, dan obat borok pada hewan peliharaan kami di Pupid House yaitu kucing.


Kucing di Pupid House
(Foto: Kang Usep)

Nah.. mengenai masker wajah dari binahong, kami mencoba menggali informasi mengenai hal tersebut. Alasan kenapa daun binahong digunakan untuk kulit wajah yaitu kandungannya yang kaya akan protein, vitamin c, vitamin a, dan antioksidan yang baik untuk kulit.Di samping kandungan tersebut yang bermanfaat untuk kulit, binahong juga memiliki kandungan zat besi, kalsium, fosfor, kalium, lutein, dan beta karoten yang baik untuk tubuh. Jadi untuk apalagi ragu menanam pohon binahong yang bisa memperindah dinding anda sekaligus mengambil khasiat darinya.

Binahong juga dipercaya dapat memutihkan kulit dengan cara merebus beberapa lembar daunnya, dan meminum air hasil rebusannya secara rutin. Binahong juga dapat mengencangkan kulit, menghilangkan komedo, menghaluskan kulit wajah, dan mengatasi jerawat. tentunya selama mengkonsumsi rebusan binahong secara rutin tersebut, sebaiknya menjaga untuk tidak mengkonsumi makanan yang malah merusak khasiat binahong.

Kembali mengenai pengalaman kami dalam memanfaatkan daun binahong. kami memiliki cara merebus daunnya lalu meminumnya, atau menghaluskan daunnya kemudian dijadikan masker wajah, atau ditempelkan kepada kulit yang terluka.Sekian penjelasan dari kami mengenai daun binahong yang kaya akan manfaat tersebut. Informasi yang kami tulis berdasarkan hasil pengamatan, praktek, dan pencarian informasi dari laman pencarian google.

Salam Lestari!

Dtulis oleh: Firman Hafizd

Rabu, 04 November 2020

Sejarah Jahe, Rempah Dunia yang Tak Tertandingi

Ditulis oleh: Huda Bilowo

Jahe menjadi incaran masyarakat dunia saat ini. Covid-19 tak hanya menyadarkan manusia betapa berharganya hidup sehat. Namun, ia juga kembali menyingkap tabir kedigdayaan salah satu rempah dunia, jahe.

Bayangkan, tahun 2020  jahe punya harga yang terbilang fantastis. Bulan April tahun 2020, harga jahe melambung hingga 5 kali lipat dari harga normal yakni 40.000 rupiah. Membeli 1 kg jahe sama seperti membeli 1 kg daging sapi yakni berkisar di antara 90.000 hingga 100.000 rupiah.

Hal ini tak hanya terjadi di Indonesia saja, namun mancanegara. Cina, misalnya. Situs freshplaza mengabarkan terjadi kenaikan harga jahe pada negeri Tirai Bambu itu, meski kenaikannya tidak sebesar Indonesia. Lonjakan harga ini tentu menimbulkan pertanyaan? Kok bisa?

Alasan pertama, warga mulai kembali melirik khasiat rempah ini lantaran gempuran virus corona yang tak kunjung usai. Singkat cerita, hidup sehat kembali digandrungi. Media hingga tetangga lokal mulai mempromosikan jahe secara cuma-cuma. Mengapa tidak? Jahe kaya akan khasiat yang baik untuk tubuh. Di antaranya:

  1. Mampu mengobati sejumlah penyakit termasuk gangguan degeneratif, gangguan pencernaan, hingga masalah kardiovaskular.
  2. Jahe bersifat anti-inflamasi dan anti-oksidasi. Artinya ia mampu mengendalikan penuaan serta mencegah penyakit menular.
  3. Memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan kandungan gingerols, shogaols, dan zingerones.
  4. Jahe mampu menghambat infeksi bakteri dan virus seperti shigela dan E.coli.

 

Serbuk jahe yang sudah kami olah secara mandiri
Foto: Kang Usep

Pada artikel sebelumnya Khasiat Bandrek Serta Bahan Bakunya kita telah membahas tiga kandungan utama jahe serta khasiatnya. Tiga zat tersebut adalah phenolic, minyak atsiri, dan zingeron. Pada minyak atsiri, terkandung gingerol dan shogaol sebagai zat anti-inflamasi. Maksudnya, zat ini mampu mencegah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,   virus, jamur, dan parasit.

Alasan kedua, jahe adalah rempah yang sangat populer sejak abad pertengahan, bahkan sebelumnya. Sadar atau tidak, lonjakan permintaan jahe seakan kembali mengingatkan manusia akan kejayaan jahe pada masa lampau. Sederhananya, sejak dulu hingga saat ini, jahe sangat populer.

Sejarah Jahe di Dunia: Komoditi Mahal yang Kaya Manfaat

Tahukah Anda bahwa jahe pernah semahal domba? Kondisi ini terjadi sekitar tahun 400 masehi saat perdagangan rempah merajai perekonomian dunia. Tak hanya jahe. Bahkan harga pala lebih mahal dari pada emas. Ini adalah masa di mana perdagangan rempah menjadi industri terbesar di dunia.

Rempah, sebagaimana sejarah mencatat, sudah ada sejak tahun 1.555 sebelum masehi. Hal ini dibuktikan melalui catatan peradaban Mesir. Pada catatan tersebut, rempah seperti ketumbar, adas, jintan, bawang putih, juniper, dan timi dimanfaatkan untuk kesehatan. Bagaimana dengan jahe?

Jahe pada Era Sebelum Masehi: Obat dan Bahan Makanan

Asal nama Ginger, atau jahe dalam bahasa Inggris berasal dari kata gingivere. Di Yunani, jahe memiliki nama ziggiberis dan pada bahasa Latin jahe disebut zinziberi. Memiliki banyak nama, dari mana asal muasal jahe?

 

Minuman Jahe ala Pupid House
Foto: Kang Usep

Buku berjudul Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects menjelaskan India dan Cina telah memanfaatkan jahe sejak 5.000 tahun lalu. Salah satu tokoh filsafat Cina, Confucius, sangat mengagumi kemampuan jahe dalam mengobati penyakit. Oleh karenanya, sejak dulu Cina memanfaatkannya sebagai tanaman herbal untuk mengobati berbagai penyakit.

Begitu juga dengan India. India memang terkenal dengan penghasil jahe terbesar kedua setelah Cina sejak dulu hingga saat ini. Selain memanfaatkannya sebagai obat, India juga menggunakan jahe sebagai penyedap makanan. Itu sebabnya India memiliki satu wilayah bernama Srngaveram yang bermakna jahe. Warga lokal memaknai srngaveram sebagai ‘horn root’.

Salah satu keunikan dan kelebihan jahe selain manfaat kesehatannya adalah pemanfaatannya. Bayangkan, jahe memiliki fungsi yang berbeda-beda pada umur yang berbeda pula. Misal, untuk memanen ekstrak jahe, maka jahe harus dipanen pada umur 9 bulan. Pada umur tersebut, kulit jahe cenderung lebih keras dan akarnya semakin tajam sehingga lebih mudah dikeringkan dan diambil ekstraknya. Pada umur 5 bulan, jahe biasa dimakan langsung karena kulitnya masih tipis dan rasanya pun masih lembut.

 

Proses budidaya Jahe Merah di Pupid House
Foto: Kang Usep

Uniknya, jahe bukanlah tanaman yang mampu tumbuh secara alami pada alam liar. Ini yang justru menjadi pertanyaan terbesar bagi akademisi perihal orisinalitas jahe. Siapa duluan yang menanam jahe?

Jahe pada Abad Pertengahan: Komoditas Mahal Dunia

Seiring berjalannya waktu, kedigdayaan jahe mulai menjamah seantero dunia. India dan Cina mulai melakukan perdagangan yang menjadi sebab persebaran jahe di Dunia. Mulai dari Asia Tenggara, Afrika, hingga benua Amerika. Pada abad 1, jahe mulai memasuki kawasan mediterania.

Pada abad tersebut, Kekaisaran Roma jatuh cinta dengan jahe yang ia dapat dari perdagangannya dengan India. Jahe mendapat peran yang besar dalam lingkungan penduduk Roma. Mulai dari pemanfaatannya sebagai penyedap makananan hingga obat herbal. Bahkan, jahe termaktub dalam buku resep masak Roma yang berjudul Apicius. Jahe dan rempah lainnya kemudian mulai menjadi komoditi yang sangat berharga kala itu.

Bayangkan, Kekaisaran Romawi membayar tentaranya dengan garam dan rempah. Namun, hal itu belum seberapa. Pada abad 16 pekerja bongkar muat barang di pelabuhan. Jahe sendiri memiliki nilai yang lebih tinggi ketimbang domba. Namun, saat pamor rempah mulai panas, pamor jahe sempat hilang di Eropa. Itu adalah saat di mana Roma runtuh pada abad 2. Ia adalah Marco Polo yang kembali mengembalikan pamor jahe saat ia mengembara ke timur pada tahun 1200-an.

Tepatnya pada abad ke-13 perdagangan rempah mulai stabil, khususnya jahe. Ia menjadi komoditas asal Asia yang begitu digandrungi masyarakat Eropa. Perjalanan Marco Polo membuat jahe menjamah daerah-daerah baru yang juga berdampak pada nilai jual jahe. Pada abad ke-14, harga jahe dapat setara dengan kebutuhan pokok masyarakat.

Jahe Dulu dan Nanti: Indonesia Meramu Jamu

Melintas sepintas sejarah jahe membuka mata kita bahwa rempah satu ini sudah terkenal sejak dahulu. Khasiat jahe baik dalam bidang kesehatan dan kuliner menjadikannya salah satu rempah dengan harga yang tinggi. Meski pamornya sempat naik dan turun, namun terbukti hingga saat ini jahe masih menjadi primadona. Bahkan di Indonesia.

Sejarah mencatat, jahe telah masuk ke Indonesia bahkan sebelum masehi. Tentu, warga nusantara dengan berbagai kearifannya telah mengulik manfaat dari rempah ini. Buktinya, kita mengenal berbagai macam jenis minuman tradisional berbahan dasar jahe. Sebutlah jamu sebagai istilah yang paling terkenal untuk minuman herbal orang dulu ini.

Perihal kesehatan dari jamu, Indonesia punya pandangannya sendiri. Anggapan bahwa jamu, atau jahe yang sedang kita bahas, mampu menangkal berbagai penyakit terpatahkan dengan budaya minum jamu. Pasalnya, ajian jahe dan jamu hanya bisa muncul ketika ia menjadi way of life atau gaya hidup.

Sedikit yang mengetahui bahwa jamu berasal dari kata Jampi Husada. Setidaknya ungkapan ini mulai kembali muncul seiring kembalinya muruah jamu. Jampi husada merupakan bahasa Jawa kuno yang artinya doa kesembuhan. Pada masyarakat Jawa Kuno, peramu jamu punya nama Acaraki. Modernnya, Acaraki adalah barista untuk jamu.

Layaknya doa, efek dari jamu pun muncul setelah dikonsumsi berulang kali. Doa akan menampakkan hasilnya ketika dilakukan secara berulang. Ia bekerja layaknya kalimat positif yang kerap diulang-ulang sehingga terpatri dalam benak dan menjadi satu dalam kehidupan. Jamu di sisi lain, menampakkan khasiatnya setelah diminum secara rutin.

Kembali pada jahe, khasiatnya pun tak serta merta langsung muncul sekali tenggak. Indonesia dengan kearifannya mengajarkan bahwa jahe sebagai jamu sehat dalam kondisi tertentu. Jahe dalam jamu akan benar-benar berkhasiat kala ia menjadi bagian dari pola hidup sehat.

Sumber:

Bode, Ann M., Zigang Dong. 2011. Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. 2nd edition. CRC Press

Mc Cornick Science Institute. History of Spices. Mccornickscienceinstitute.com

Morais, Rodolfo. 2017. The Spice Trade: History of The Ancient Treasure of The East. Grapesandgrains.org

Whipps, Heather. 2008. How the Spice Trade Changed the World. Livescience.com

Sabtu, 31 Oktober 2020

Sosor Bebek

 
Hasil budidaya Pupid House (Foto: Kang Usep) 

Sosor bebek merupakan tanaman obat yang ada di jajaran koleksi Pupid House. Di kebun kami terdapat beberapa tangkai sosor bebek yang sebagiannya sudah kami budidayakan dalam polibek, dengan media tanam arang sekam dicampur dengan pupuk kandang. Tujuannya agar pengunjung yang datang bisa memilikinya untuk dijadikan tanaman obat dan diharapkan bisa membudidayakanya kembali dan menggunakannya sebagai obat. Di samping itu juga tanaman tersebut memiliki bentuk yang bagus untuk dijadikan sebagai tanaman hias di halaman rumah, baik tanaman dalam pot atau juga tanaman penghias halaman rumah.

Tanaman tersebut masih banyak terlihat di setiap pekarangan rumah di dekat pupid house. Meski kebanyakan kurang terawat dan diperhatikan, namun sebagian pemilik tanaman tersebut masih merawat dan menanamnya sebagai tanaman penghias rumah.

Tampak atas (Foto:Kang Usep)

Menurut informasi yang didapat, sosor bebek termasuk dalam kelas dicotyledoneae, berbangsa rosales, dan bermarga kalanchoe. Koleksi tanaman yang ada di Pupid house ini berdaun tunggal, ujung dan pangkalnya berbentuk runcing, serta tepinya bergerigi. Batangnya berwarna hijau kecoklatan dan tangkainya berwarna ungu.



Menurut para peneliti tanaman herbal, sosor bebek memiliki khasiat sebagai obat batuk dan penurun panas. Cara menggunakannya yaitu mengambil satu lembar daun yang masih segar atau kurang lebih 20 gram, dicuci dan ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempatkan pada dahi. Hal tersebut digunakan untuk obat penurun panas. Sementara untuk kandungan kimianya yaitu terdapat pada daun dan bunga yang mengandung saponin tanin, di samping itu bunganya juga mengandung flavonoida.

Salam Lestari!

Penulis: Firman Hafizd

Senin, 26 Oktober 2020

Khasiat Bandrek Serta Bahan Bakunya

Penulis: Huda Bilowo

Masyarakat meramu jamu, tentu ada sebabnya. Jamu, bukan sekadar jampi-jampi atau bergerak layaknya pil plasebo. Namun, orang dulu kerap menyeduh jamu sebagai ajian merawat tubuh. Salah satu jamu itu adalah bandrek.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memaknai jamu sebagai segala obat yang mengandung rempah seperti akar dan dedaunan. Lantas, bandrek yang berasal dari masyarakat Sundah ini pun dapat pula menyandang nama jamu. Selain dari kandungannya yang alami, ia juga berkhasiat layaknya obat.

Bayangkan, dalam satu gelas bandrek, ada setidaknya 6 khasiat utama. Berikut 6 khasiat bandrek yang umum:

1. Melawan penyakit kanker

2. Obat sakit gigi

3. Menurunkan tekanan darah

4. Mencegah peradangan

5. Mengatasi masuk angin

6. Mematikan patogen atau parasit asing yang masuk ke tubuh

Melihat khasiat bandrek tersebut, tentu sebagian orang bertanya-tanya: mengapa minuman sederhana itu kaya akan manfaat?

Terdapat dua jawaban. Pertama, kandungan bahan alami bandrek. Kedua, kearifan orang dulu dalam meramu dan mencampur berbagai bahan alami dalam satu seduhan jamu.

Mari kita telusuri kandungan serta manfaat bahan baku minuman asal Sunda ini.

Kandungan Serta Manfaat Bahan Baku Bandrek

Umumnya, bandrek terdiri dari 5 bahan utama, yakni: jahe merah, cengkeh, kayu Manis, biji pala, gula aren asli. Seiring berkembangnya zaman, sebagian orang kerap menambahkan susu sebagai penyedap rasa. Meski bukan bahan utama, bandrek dengan tambahan susu sangat digandrungi.

Namun, kali ini kita akan membahas 5 komponen utama bandrek tanpa susu.

1. Jahe Merah

Yang menjadi primadona dan komponen terpenting dari bandrek ada 2, yakni: jahe merah dan gula aren. Menjadi tulang punggung dari bandrek, tentu jahe merah sendiri kaya akan khasiat kesehatan. Bahan ini menjadi dalang dari salah satu khasiat bandrek, yakni penurun tekanan darah.

Tumbuhan bernama latin Zingiber officinale Roscoe ini mengandung berbagai senyawa. Terdapat 3 zat dalam jahe merah yang baik untuk kesehatan, yakni: phenolic, dan minyak atsiri, zingeron.

Pertama, phenolic terkenal sebagai pembuang angin dan gas dalam tubuh. Zat ini merupakan senyawa yang bekerja baik dalam sistem pencernaan manusia. Ia mampu meredakan iritasi pada sistem pencernaan, mencegah kontraksi serta melancarkannya. Itu sebabnya mengapa orang mengenal jahe mampu menyembuhkan masuk angin. Hal ini karena phenolic yang bekerja mengurangi kandungan gas dalam perut.

Kedua, minyak atsiri si pembasmi penyakit. Minyak atsiri banyak terdapat dalam obat-obatan medis yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Ini karena atsiri mengandung zat shogaol, gingerol, zingeron, serta  zat-zat antioksidan yang mampu meredakan penyakit ringan maupun berat.

Ketiga, zingeron si pengurai nyeri. Jahe juga mampu mengurangi sakit gigi dan sakit kepala. Ini karena jahe merah mengandung zingeron yang kerap terkandung pada obat-obatan medis yang mampu mengurangi nyeri. Zingeron mampu mengatasi urusan berat badan, menjaga kesehatan jantung, meredakan penyakit mual dan muntah

mencegah kanker, mengobati sakit kepala dan alergi. Bahkan, zingeron mampu memperbaiki istem kekebalan tubuh serta meningkatkan vitalitas pria.

2. Gula Aren

Sebagai komponen terpenting kedua dalam bandrek, gula aren juga tak kalah menyehatkan. Gula ini jelas berbeda dengan gula lainnya, seperti gula pasir atau gula kelapa. Gula aren terbuat dari nira dengan kadar glikemik yang lebih banyak dari gula kelapa.

Nira sendiri adalah sebutan dari getah i tebu, bit, sorgum atau mapel. Nira juga berasal dari getah pohon dari keluarga palma seperti aren, kelapa, kurma, nipah, sagu, siwalan. Sebagian orang menyebut bahwa gula aren berasal dari nira atau getah pohon kolang-kaling.

Gula aren mengandung karbohidrat, protein, lemak. Kandungan ini kerap menjadi dalang dari stigma negatif gula. Mulai dari obesitas hingga penyakit gula. Namun, jangan salah. Kebanyakan penyakit tersebut berasal dari unsur UREA yang biasa digunakan untuk membuat gula pasir.

Sedangkan untuk gula aren, terkandung zat berkhasiat yang cukup. Sebutlah kalsium, zat besi, fosfor, vitamin B3 dan vitamin C. Selain itu, gula aren mengandung zat antioksidan yang cukup tinggi.

Pertama, kandungan B3 dan niasin dalam gula aren berfungsi sebagai pengendali kolesterol. Sejak tahun 1950-an, kandungan ini memang menjadi andalan dalam mengobati penyakit yang banyak menjangkit orang itu. B3 dan niasin juga berfungsi merangsang otak kecil. Hasilnya, senyawa ini mampu menciptakan sensasi rileks. Tak ayal, B3 kerap terkandung dalam obat depresi dan kelelahan.

Kedua, tentu kita semua tahu manfaat vitamin C. Zat ini adalah biang yang mampu menjaga imun tubuh serta menyehatkan kulit. Vitamin C juga mampu menangkal sel kanker serta mengurangi risiko serangan jantung.

Ketiga, zat besi dan fosfor merupakan zat yang mampu membantu regenerasi tubuh. Fosfor, misalnya. Dalam pembentukan DNA tubuh, fosfor merupakan komponen yang penting. Sedangkan zat besi

3. Cengkeh

Sudah sejak dulu cengkeh menjadi salah satu pilihan tabib dalam meramu obat herbal. Penggunaannya dari dulu hingga kini tentu bukan tanpa alasan. Peneliti dari berbagai penjuru dunia ramai mempelajari tanaman mungil satu ini. Terbukti, cengkeh memiliki khasiat yang luar biasa. Antara lain, pereda rasa sakit, pereda batuk berdahak, sakit perut dan perut kembung.

Cengkeh mengandung zat yang memiliki kemampuan untuk meredakan nyeri dan sakit. Kandungan tersebut berupa zat saponin, tannin, flavonoid, dan polifenol yang mampu membantu proses penyembuhan luka. Tannin, misalnya. Ia membantu dengan cara meningkatkan jumlah pembentukkan pembuluh darah kapiler. Kemudian, flavonoid berguna untuk merangsang produksi vascular endothelial yang berguna dalam pembentukan pembuluh darah baru.

Tak hanya itu, senyawa tersebut juga memiliki kadar antioksidan yang tinggi sehingga mampu menangkal sel kanker dan penyakit. Semua khasiat cengkeh tersebut lebih banyak terkandung pada daunnya. Namun, bukan berarti cengkeh sendiri tidak memiliki kandungan yang sama. Hanya saja dengan kadar yang lebih sedikit.

4. Kayu Manis

Siapa yang tidak kenal dengan kayu manis? Rempah ini menjadi salah satu bumbu dapur yang populer untuk menambah aroma serta penyedap rasa. Tak terkecuali untuk bandrek, minuman tradisional khas Sunda. Penambahan kayu manis dalam bandrek tak sekadar penyedap, namun juga kaya manfaat.

Kayu manis mengandung alkohol sinamat, kumarin, asam sinamat, sinamaldehid,

antosianin dan minyak atsiri dengan kandungan gula, protein, lemak sederhana, dan pektin. Senyawa menjadikan kayu manis sebagai antimikroba, antifungi, antivirus, antioksidan, antitumor, penurun tekanan darah, kolesterol dan memiliki senyawa rendah lemak.

Berikut khasiat dari kayu manis untuk kesehatan tubuh: menurunkan risiko penyakit jantung, melawan bakteri serta jamur penyebab infeksi, penangkal radikal bebas dan kanker.

5. Biji Pala

Biji pala merupakan salah satu komponen tambahan dalam minuman bandrek. Tak banyak yang menambahkan biji pala sebagai perasa dalam minuman ini. Hal ini karena jahe dan cengkeh sudah memberikan rasa pedas.

Meski hanya sekadar tambahan, bukan berarti ia tidak punya manfaat. Ia mengandung komponen seperti minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisin, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam oleanolat.

Dua kandungan pada biji pala yang paling terkenal khasiatnya adalah miristisin dan elemisin. Zat ini mampu menjadi obat penenang yang mampu menangkal gangguan tidur. Selain itu, kita sudah membahas sebelumnya kemampuan minyak atsiri. Kandungan tersebut merupakan antijamur, antioksidan, dan antibakteri alami yang terkandung pada biji pala.

 

Sumber:

Aryanta, I Wayan Redi. 2019. Manfaat Jahe untuk Kesehatan. E-Jurnal Widya Kesehatan, Volume 1, Nomor 2.

Emilda. 2018. Efek Senyawa Bioaktif Kayu Manis Terhadap Diabetes Melitus: Kajian Pustaka. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol. 5 No.1

Febriani et al. 2018. The Potential Use of Red Ginger (Zingiber officinale Roscoe)

Dregs as Analgesic. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology.

Heryani, Hesty. 2016. Keutamaan Gula Aren & Strategi Pengembangan Produk. Lambung Mangkurat University Press. 

Nurdjannah, Nanan. 2004. Diversifikasi Penggunaan Cengkeh. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Volume 3 Nomor 2: 61 - 70

Rahadian, Dhimas Dita. 2009. Pengaruh Ekstrak Biji Pala Terhadap Waktu Induksi Tidur dan Lama Waktu Tidur. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro