Budidaya Tanaman Herbal di Pupid House

Usep Firman Hapid merintis bududaya tanaman herbal di kebun Pupid House. Upaya ini untuk melestarikan tanaman lokal yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Campoleh, Buah Superfood yang Semakin Langka

Dianggap buah biasa, padahal memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi, bahkan diklaim sebagai salah satu alternatif superfood (makanan super).

Aroma Terapi Pandan Wangi

Aroma khas pandan wangi cocok untuk terapi relaksasi. Apa saja manfaat lain dari tumbuhan herbal ini?

Kemangi, Si Wangi Kaya Manfaat

Kebun Pupid House memiliki koleksi kemangi dengan beragam manfaat, mulai dari pewangi, bumbu masak, minuman dan ramuan herbal.

Turkey Berry (Takokak) Mampu Turunan Asam Urat

Takokak biasanya dikonsumsi sebagai lalapan oleh masyarakt Sunda. Setelah buahnya direbus hingga lunak, tentu lebih nikmat jika dicocol sambal pedas.

Minggu, 14 Februari 2021

Serba-serbi Pala, Rempah Memabukkan Bak Psikotropika

Anda pasti heran mendengar bahwa biji pala, sebuah rempah, dapat menyebabkan mabuk. Atau bahkan, pala dapat menyebabkan halusinasi. Sebelum Anda percaya akan hal tersebut, mungkin yang Anda pikirkan adalah bahwa ini sekadar lelucon saja. Namun, benarkah demikian?

 

Setelah sebelumnya membahas kemampuan pala sebagai penangkal wabah pes, ternyata pala memiliki manfaat lainnya. Myristicin adalah zat penyebab keajaiban dari biji pala. Jadi, jika pertanyaannya adalah ‘apakah pala bisa menyebabkan halusinasi atau mabuk?’ jawabannya ada pada myristicin.

 

Oleh karena kandungan itu, muncullah #NutmegChallange. Sebuah ulah orang iseng untuk membuktikan apakah benar biji pala dapat membuat seseorang berhalusinasi. Jika Anda mencoba untuk melakukan riset pada tantangan biji pala itu, tentu Anda akan menemukan sejumlah orang menenggak 2 hingga lebih sendok makan bubuk pala.

 

Pada akhirnya, tak sedikit dari mereka yang berhasil berhalusinasi. Meski ‘berhasil’, namun ini bukan fungsi dan manfaat dari biji pala yang sebenarnya. Mabuk biji pala adalah perbuatan konyol yang tak sedikit artikel menjelaskan dampak buruknya.

 

American Association for Clinical Chemistry (AACC), misalnya, menyebut 20 gram bubuk pala dapat menyebabkan seseorang keracunan. Dalam waktu 3 sampai 6 jam setelah menenggak 4 sendok makan bubuk pala, maka efeknya akan muncul. Korban akan merasakan mulut kering, agitasi, hipotermia, halusinasi, bahkan koma dan kematian.

 

Namun sisi positifnya, dalam waktu tersebut, biji pala bekerja sebagai obat penenang. Lantas, sebenarnya ada apa di balik biji pala yang mampu menyebabkan halusinasi itu?

Myristicin, Kandungan Psikoaktif Pada Biji Pala

Sebuah jurnal ilmiah menyebut, beberapa rempah dapur memiliki kandungan zat psikoaktif alami. Artikel berjudul Taking the spice route: Psychoactive properties of culinary spices menyebut biji pala sebagai salah satu dari rempah yang mengandung zat yang mampu merangsang saraf manusia.

 

Untuk lebih jelasnya, zat psikoaktif tersebut dapat kerap difungsikan sebagai stimulan, sedatif, dan halusinasi. Bayangkan, rempah dapur seperti biji pala dapat berfungsi sebagai anti depresan. Akankah sebagian orang rutin mengonsumsinya?

 

Namun, perlu digarisbawahi bahwa halusinasi atau mabuk zat ini beririsan dengan gejala keracunan. Sederhananya, mabuk yang disebabkan oleh mengonsumsi biji atau bubuk pala dalam jumlah banyak boleh jadi bentuk keracunan.

 

Keracunan zat psikoaktif dalam bahasa lain adalah terlalu banyak mengonsumsi zat tersebut. Padahal, dalam takaran tertentu zat psikoaktif mampu bermanfaat. Artikel tersebut menyebut beberapa manfaat dari myristicin seperti anti-depresan dan stimulan untuk gairah seksual.

Tapi uniknya, efek anti-depresan dan stimulan itu baru teruji pada binatang. Pada manusia, efek psikoaktif akan terasa setelah mengonsumsi sekitar 5 hingga 15 gram kandungan biji pala. Kandungan tersebut memproduksi monoamine oxidase, zat yang mampu merangsang otak. Dalam waktu 24 jam, seseorang dapat merasakan efek layaknya psikotropika.

 

Kasus ekstrem menyebut bahwa efeknya mirip seperti ganja. Seseorang dapat berhalusinasi, euforia, bahkan melakukan perilaku agitatif.

 

Dari hal tersebut dapat kita pahami bahwa mengonsumsi biji pala atau bubuk pala tidak baik jika berlebihan. Tentunya, apa yang berlebihan selalu tidak baik. Oleh karenanya, tetap perhatikan kandungan makanan dan minuman agar selalu mendapatkan kebaikan darinya.

 

Salah lestari.

Huda Bilowo

 

Sumber:

Bourgeois, James A., Usha Parthasarathi, & Ana Hategan. 2014. Taking the spice route:

Psychoactive properties of culinary spices. Current Psychiatry Vol. 13, No. 4

 

Greenspan, Rachel E. 2020. The nutmeg challenge is going viral again on TikTok, and the platform is struggling to remove the dangerous trend. Insider.com edisi 21 April 2020

 

Whitworth Gerhard. 2018. Can You Get High on Nutmeg? Why This Isn’t a Good Idea. healthline.com edisi 31 Agustus 2018

 


 

  

Jumat, 05 Februari 2021

Tak Hanya Manis, Gula Aren Punya Banyak Nutrisi


Gula aren kerap menjadi opsi untuk memberi rasa manis pada makanan dan minuman. Biasanya, gula aren berperan menggantikan gula pasir yang sebagian orang takut akan efek sampingnya.

 

Memang betul, gula aren lebih aman ketimbang gula pasir biasa. Anggapan ini biasanya berasal dari efek samping gula biasa yang dapat menyebabkan peningkatan gula darah yang kemudian berujung pada diabetes. Gula aren, meski manis, ternyata mampu mencegah diabetes.

 

Kandungan serat yang tinggi pada nira, bahan baku gula aren, memiliki indeks glikemik yang rendah. Indeks glikemik adalah ukuran atau seberapa cepat unsur karbohidrat dalam makanan diubah menjadi energi. Makanan dengan indeks glikemik yang rendah mampu membantu mengendalikan kadar gula dalam darah.

 

Ini kemudian menjadi keunikan tersendiri bagi si gula aren. Rasanya yang bahkan kadang lebih manis dari gula biasa ini punya indeks glikemik yang rendah. Sebagai perbandingan, mengutip dari buku berjudul “Keutamaan Gula Aren & Strategi Pengembangan Produk”, indeks glikemik dari gula aren adalah 35. Sedangkan untuk gula pasir adalah 58.

 

Dapat dikatakan bahwa indeks glikemik gula aren hampir setengah dari gula pasir. Indeks glikemik dapat dikatakan rendah apabila memiliki angka di bawah 50. Untuk angka 50-70 termasuk dalam kategori sedang dan di atas 70 termasuk tinggi.

Gula Aren yang digunakan di salah satu warung penjual Bandrek
Waroeng Nyalse


Selain itu, gula aren punya serat yang tinggi. Gula aren memiliki kandungan sukrosa yang sedikit, sehingga mempengaruhi kadar serat pangan, yakni sebesar 0,02 persen. Menurut penelitian, semakin sedikit sukrosa pada gula, maka semakin banyak serat pangannya.

 

Serat pangan ini berfungsi mencegah obesitas karena ia merupakan serat karbohidrat yang dapat dicerna baik dalam tubuh. Serat juga berfungsi menyerap vitamin dan nutrisi yang ada pada makanan.

 

Itu masih sebagian kecil dari kebaikan gula aren. Umumnya, banyak masyarakat yang memilih gula aren sebagai pemanis karena dua alasan di atas. Namun, tahukah Anda kalau gula aren kaya akan nutrisi?

Kandungan Nutrisi Gula Aren

Mengacu pada buku karya Dr. Ir. Hesty Heryani, terdapat setidaknya 7 nutrisi penting dalam gula aren. Nutrisi tersebut antara lain adalah riboflavin, thiamine, niacin, ascorbic acid, nicotinic acid, calcium, dan vitamin B6.

 

Mikronutrien tersebut punya berbagai khasiat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Mulai dari meningkatkan imun tubuh, hingga mencegah wasir. Misalnya, riboflavin berfungsi dalam membentuk sel darah merah baru serta menghasilkan energi.

 

Kedua, vitamin B6 punya kemampuan untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Zat ini berguna untuk metabolisme protein, karbohidrat, dan juga pembentukan sel darah merah.

Ketiga, niacin sebagai penjaga kesehatan kulit, syaraf, dan sistem pencernaan manusia. Zat ini juga bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol serta meningkatkan fungsi kerja otak.

 

Keempat, zat ascorbic acid yang mampu mencegah rematik, flu, dan asma. Zat ini juga bersifat antioksidan. Artinya, ia mampu mencegah kanker, dan menangkal radikal bebas. Ascorbic acid juga mampu menguatkan tulang dan sendi.

 

Kelima, kalsium. Siapa yang tidak tahu fungsi zat satu ini? Ia adalah zat yang penting untuk kesehatan tulang agar tidak keropos. Lainnya, kalsium mampu melancarkan peredaran darah, tekanan darah, bahkan menyeimbangkan keasaman darah. Selain itu, kalsium juga dapat mencegah penyakit jantung dan menurunkan risiko kanker.

 

Keenam, nicotinic acid yang mampu menghaluskan bekas jerawat dan mencegah wasir. Dan yang terakhir adalah thiamine sebagai koenzim dalam metabolisme energi yang memperkua otot dan syaraf.

 

Begitulah mikronutrien yang terkandung dalam gula aren. Semoga menjadi manfaat yang dapat menuntun kita pada kehidupan yang lebih sehat.

 

Salam lestari.

Huda Bilowo

Minggu, 10 Januari 2021

Legenda Pala Indonesia: Rempah Si Penyembuh Wabah

 

Sejak dahulu, Indonesia memang terkenal akan kekayaan rempahnya. Jika tidak, maka tak akan ada tumpah darah antara bangsa Nusantara dengan pendatang. Rempah merupakan salah satu sebab ekspansi besar-besaran bangsa kolonial mancanegara. Namun, tahukah Anda? Ada satu rempah yang begitu terkenal, hingga menjadi rebutan Inggris dan Belanda?

 

Rempah itu adalah pala, sebuah rempah yang punya sejarah. Bagi masyarakat Nusantara, biji pala memiliki kisahnya tersendiri. Sebuah kisah berdarah yang menyeret dua bangsa kolonial besar dalam perebutan pulau kecil di ujung barat Indonesia.

 

Alasan konflik itu sederhana, yakni perebutan rempah-rempah, termasuk pala. Konflik bereskalasi kala pala menjadi rempah yang diidam--idamkan oleh bangsa Eropa pada abad ke-17. Khasiatnya sebagai obat membuat manusia rela mengorbankan nyawa mereka demi rempah itu. Tak hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan, pala juga banyak khasiat.

 

Kandungan minyak atsiri menjadi salah satu kebaikan yang manjur menyembuhkan berbagai penyakit. Pala dipercaya mampu menyembuhkan masalah pencernaan, sakit kepala, sakit perut, bahkan menyembuhkan wabah sampar. Kandungan lainnya, yakni saponin, miristisin, elemis, enzim lipase, pektin, dan masih banyak lainnya mampu meredakan rasa sakit.

 

Sebelum memasuki abad ke-17, pala sendiri sudah terkenal di kancah internasional. Prancis, misalnya. Mereka menjadikan pala sebagai bahan pada makanan mereka, seperti untuk membuat bechamel. Begitu pula Inggris yang menjadikan rempah itu sebagai bahan pembuatan tar kustar, puding, bahkan menjadi pelengkap kopi dan coklat panas.

 

Mengetahui harga pasar dunia yang tinggi untuk pala, Inggris melakukan eksplorasi. Hingga akhirnya mereka menemukan sebuah pulau kecil di Hindia Belanda dengan hasil pala yang melimpah--Pulau Run, Banda.

Pala dan Pulau Run di Banda

Kepulauan Banda merupakan salah satu penghasil rempah unggulan Nusantara. Pada tahun 1600-an, pihak VOC membuat perjanjian dengan warga Banda, bahwa mereka harus menjual hasil rempahnya, termasuk pala, hanya mereka. Tahun itu adalah tahun di mana pala masih menjadi rempah primadona khalayak dunia.

 

Kepopuleran pala membuat VOC menjadi begitu posesif. Belanda melarang ekspor pala keluar Banda. Bahkan jika ada, VOC menyiram biji pala yang hendak keluar dari Banda dengan jeruk nipis agar tidak subur. Namun, hal ini tidak membuat negara lain menyerah dalam mengeruk hasil pala Pulau Banda itu.

 

Giles Milton, seorang jurnalis asal Inggris, membukukan legenda rempah Indonesia itu dalam sebuah buku berjudul Pulau Run, Magnet Rempah-rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan. Pada pulau terkecil di Kepulauan Banda itu menjadi saksi bisu perseteruan Inggris dan Belanda demi meraih pala dan rempah lainnya.

 

Pada tahun 1616, Inggris mendirikan koloni di pulau kecil sekitaran Banda, yakni Pulau Run dan Pulau Ay. Tentu, hal ini menjadi ancaman bagi VOC yang hendak memonopoli hasil rempah di Banda. Konflik semakin panas ketika Pulau Run panen besar rempah. Belanda kian ngebet merebut pulau pala itu hingga pertikaian pun tak terelakkan.

 

“Pada masa itu, Run adalah pulau yang paling dibicarakan di dunia, sebuah tempat dengan kekayaan yang  begitu menakjubkan sehingga sebagai perbandingan, harta sepuhan Eldorado terlihat murahan. Namun, anugerah yang dimiliki Run bukan turunan dari emas— alam telah menganugerahkan sebuah hadiah yang jauh lebih berharga di atas tebing-tebingnya,” ungkap Milton dalam bukunya.

 

Setelah hampir setengah abad konflik tak kunjung padam, berakhirlah mereka pada sebuah penawaran: Inggris hendak menyerahkan Pulau Run kepada Belanda. Namun, pulau rempah itu bukannya gratis. Kesepakatan itu bukan kesepakatan sepihak di mana salah satu pihak saja yang untung. Kesepakatan itu bulat, ketikan Belanda memutuskan memberikan Manhattan sebagai imbalan atas pemberian Inggris atas Pulau Run.

 

Traktat Breda di Kota Breda, Belanda, pada 31 Juli 1667 menjadi akhir kisah perebutan Pulau Run. Perjanjian itu berisi penyerahan Pulau Nieuw Netherland di Amerika Utara kepada dari Belanda kepada Inggris sebagai ganti Pulau Run yang akan diserahkan pada Belanda.

Pala Si Penyembuh Wabah Sampar

Yang menjadi salah satu nilai tinggi pala adalah kandungannya yang mampu menyebuhkan wabah sampar. Wabah dengan nama lain pes itu pernah menjadi wabah yang sangat mematikan di Eropa pada tahun 1300 an. Ternyata, buah pala menjadi salah satu penangkal wabah ini.

 

Tentu, pernyataan ini tidak datang dari langit. Pada buku berjudul Napoleon’s Buttons karya Penny Le Couteur dan Jay Burreson itu pala disebut mampu menangkal wabah. Khususnya, rempah itu dipercaya menjadi penangkal wabah pes dalam fenomena black death abad 14. Untuk menangkal wabah itu, pala dimasukkan ke dalam kantong kecil yang kemudian dikalungkan.

 

Terdengar klenik, bukan? Namun, ada penjelasan perihal perilaku mengenakan kalung pala ini. Pada buku tersebut pula dijelaskan bahwa aroma pala memiliki komponen bernama isoeugenol yang menjadi insektisida alami. Itu sebabnya pala begitu diburu.


penulis: HUDA BILOWO 

 

 

Sumber:

Milton, Giles. 2015. Pulau Run Magnet Rempah-Rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan. Tangerang: Alvabeit.

 

Khairunnisa, Syifa Nuri. 2020. Pala, Rempah yang Dipercaya Bisa Menangkal Pandemi Black Death pada Abad Ke-14. detik.com

Senin, 28 Desember 2020

Pelajaran Budidaya Kelapa di Priangan Abad 19


Penjelasan tentang budidaya kelapa dalam artikel ini bersumber pada buku Wawacan Wulang Tani karya Raden Haji Muhammad Musa (1822 – 10 Agustus 1886), seorang ulama dan kepala Penghulu Limbangan, Garut. Bukunya diterbitkan tahun 1862 di Batavia oleh percetakan-penerbit Lands-drukkerij. Cetakannya menggunakan aksara Cacarakan (Jawa-Sunda), dan bahasa Sunda. Secara keseluruhan, teks dalam buku tersebut menjelaskan 32 jenis tanaman yang biasa dibudidayakan di daerah Priangan, khususnya Limbangan, Garut pada abad ke-19 M. 

Buku ini berawal dari naskah tulisan tangan yang kemudian dicetak. Selain dalam bahasa Sunda, Wawacan Wulang Tani juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa. Versi dalam bahasa Jawa telah dibuat suntingan teks dan terjemahannya oleh Suroto dan terbit tahun 2019.

Budidaya kelapa disebutkan pada bagian pertama secara rinci dan cukup lengkap. Mulai dari cara menanam, perkiraan waktu hingga berbuah dan panen, kisaran harga di pasaran dan jenis-jenis kelapa yang umum ditanam pada masa itu. Penjelasan itu dituliskan dalam bait-bait puisi yang disebut pupuh menggunakan bahasa Sunda.

Pupuh memiliki aturan guru lagu  (bunyi vokal suku kata akhir) dan guru wilangan (jumlah suku kata) tertentu, tergantung jenis pupuhnya. Bagian bahasan tentang kelapa ini menggunakan pupuh Asmarandana, dimulai dalam pada (bait) ke-12, di halaman 5 sampai pada ke-28 di halaman 8.  

Pembacaan kembali dan alih aksara saya kerjakan sendiri, dilengkapi dengan terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia. Berikut ini teks lengkap tentang budidaya kelapa:  

 

(12)

Nomer hiji nu dianggit,

upama melak kalapa,

anu enggeus kapiconto,

kudu dikitrikeun heula,

ti nu kolot tangkalna,

kitri tilu opat daun,

éta meujeuhna dipelak.

Gubahan pertama yaitu menanam kelapa. Seperti yang telah dicontohkan sebelumnya, kelapa harus disemai dulu bijinya dari pohon yang sudah tua. Setelah kitri (tunas kelapa) berumur tiga sampai empat tahun, barulah cukup untuk ditanam.

 

(13)

Kudu dilobang sakaki,

pasagi lega jerona,

supaya akarna hadé,

ari picarangeunana,

pasagi dua tumbak,

di handap amparan batu,

cur dicician ci uyah.

Untuk menanamnya harus dibuat lubang dengan ukuran satu kaki, berbentuk persegi yang luas bagian dalamnya, agar akarnya tumbuh dengan baik. Setiap lubang diberi jarak dua tumbak. Bagian dasarnya dialasi batu, kemudian dituangkan air garam.

 

(14)

Jeung pucukna banjur deui,

tutulak dua perkara,

supaya rinyuh teu daék,

sarta bangbung hanteu datang,

kadua kadi hama,

bangbung sok nyatuan pucuk,

rinyuh ngahakanan akar.

Bagian pucuknya juga harus disiram (dengan air garam), sebagai penolak dua hal, yaitu agar hama rayap tidak suka, dan bangbung (kumbang tanduk) tidak datang. Keduanya adalah hama. Bangbung sering memakan pucuk, sedangkan rayap memakan akarnya.

(15)

Mana réa nu teu jadi,

nyaéta nu jadi hama,

ku ci uyah tambana téh,

di mana enggeus sintungan,

la <6>kalokopna,

supaya tangkal teu jucung,

ngarandakah réa manggar.

Jika banyak yang tidak tumbuh akibat serangan hama, maka diobati dengan air garam. Jika sudah tumbuh sintung, lepaskan kalokop­­-nya agar pohon tidak terlalu tinggi, dan memiliki banyak batang buah.   

 

(16)

Lamun dipelakkeun kitri,

dina lemah anu panas,

adatna mah tara géséh,

ngan tujuh taun lilana,

nepi kana buahan,

di dinya sedeng dipupu,

diala mangpaat buah.

 Jika kitri ditanam pada lahan yang panas, biasanya sampai berumut sekitar tujuh tahun hingga berbuah. Itulah waktu yang tepat untuk dipanen, diambil manfaat dari buahnya.

 

(17)

Mun dipelak di nu tiis,

tepina kana buahan,

anu engeus kapiconto,

salapan taun lilana,

kakara rék papacal,

anu geus bukti kapungkur,

dina hiji-hiji tangkal.

Jika ditanam di tempat dingin, seperti telah dicontohkan baru akan berbuah setelah berumur sembilan tahun. Bukti dari pengalaman dulu. Pada setiap pohon,

 

(18)

Manggaranana geus ridih,

wates lima genep manggar,

buahna nya kitu kénéh

béda-béda cara manggar,

hanteu tangtu lobana,

muat welas muat puluh,

malah malah sok likuran.

Batang buahnya telah berkembang dengan baik, dengan jumlah lima sampai enam batang. Begitu pun jumlah buahnya berbeda-beda. Banyaknya tidak tentu. Ada yang berbuah mulai dari sepuluh, bahkan sampai dua puluhan buah.  

 

(19)

Harga dina buah hiji,

nu geus kaprah harga pasar,

hanteu kurang ti opat sén,

malah-malah rajeun tambah,

ari musim mahal mah,

tara kurang ti sabaru,

sakitu harga kalapa.

Harga umum di pasar untuk satu biji belapa, tidak kurang dari empat sen. Malah bisa lebih jika sedang musim mahal, yaitu tidak kurang dari satu baru. Demikianlah harga kelapa.

 

(20)

Adat kalapa nu galib,

sedengna buahanana,

nu disebut angger kénéh,

likuran taun lilana,

<7> teu téréh téréh rumbah,

wates lima puluh taun,

kakara mimiti kurang.  

Perilaku kelapa pada umumnya ketika sedang berbuah, bisa bertahan sampai dua puluh tahunan. Tidak cepat-cepat tumpul. Baru pada umur lima puluh tahun, mulai berkurang menghasilkan buah.

 

(21)

Kurang buah ogé hasil,

hanteu aya kapiceunna,

ana tangkalna geus paéh,

dituar paké dangdanan,

nambah raraga imah,

pikeun limbar jeung pamikul,

kitu kahasilanana.

Walaupun buahnya kurang, tetapi tetap bisa diambil manfaatnya dan tidak ada yang terbuang. Jika tpohonnya sudah mati, bisa ditebang untuk bahan bangunan, menambah kerangka rumah, untuk limbar dan pamikul. Demikianlah hasil yang bisa diambil. 

 

(22)

Kitu catur ahli tani,

kalapa téh opat warna,

kabéh saaturan baé,

mungguh dina tarékahna,

nu sarua jeung éta,

cara nu enggeus disebut,

kitu pangajaranana.

Demikianlah ujar ahli tani. Kelapa ada empat jenis. Semua memiliki cara menanam dan mengurus yang sama satu sama lain, seperti yang telah disebutkan. Demikianlah yang diajarkan olehnya.

 

(23)

Sahji kalapa bali,

kalapa berner kadua,

katilu kalapa héjo,

kalapa gading kaopat,

hanteu sarwa buahna,

peta melak mah nya kitu,

teu aya pisan bédana.

Yang pertama kelapa bali, kedua kelapa berner, ketiga kelapa hijau, yang keempat kelapa gading yang buahnya tidak serupa. Cara menanamnya tidak ada bedanya sama sekali.

 

(24)

Pangajaran hiji deui,

kalapa puyuh melakna,

nya cara nu tadi baé,

ngan aya ogé bédana,

mungguh buahanana,

wates umur opat taun,

mun dipelak di nu panas.

Sebuah pelajaran lagi yaitu cara menanam kelapa puyuh. Seperti halnya kelapa yang telah disebutkan tadi, tetapi ada perbedaannya. Waktu berbuahnya pada umur empat tahun jika ditanam di tempat yang panas.  

 

(25)

Mun dipelak di nu tiis,

nepi ka buahanana,

wates tujuh taun ogé,

enggeus arasak bu <8> ahna,

ngan kurang harga buah,

wantu-wantu tina lembut,

dua tilu sén kaprahna.

Jika ditanam di tempat yang dingin, sampai berbuah dalam waktu tujuh tahun, buahnya sudah matang (cukup tua), tetapi harga buahnya rendah, karena ukurannya kecil-kecil. Umumnya dihargai dua sampai tiga sen.

 

(26)

Pangajaran hiji deui,

aturan kalapa génjah,

nya cara nu tadi baé,

dina sagala-galana,

mungguh buahanana,

sami jeung kalapa puyuh,

umurna kana buahan.

Satu pelajaran lagi yaitu tata cara menanam kelapa genjah, yaitu seperti halnya kelapa yang telah disebutkan tadi dalam segala halnya. Sedangkan umurnya hinga berbuah sama seperti kelapa puyuh.

 

(27)

Melak kalapa téh misti,

kudu dina enggon panas,

di nu tiis hanteu hadé,

tada daékeun buahan,

ari ukuranana,

taneuh nu handap nu luhur,

nu geus kajajal kacoba.

Menanam kelapa itu diharuskan di daerah panas, sedangkan di daerah dingin tidak baik. Pohonnya enggan berbuah. Adapun ukuran tinggi dan rendahnya tanah untuk menanam kelapa yang telah dicoba dan dialami.

 

(28)

Dina tilu rébu kaki,

luhurna tina sagara,

kalapa mérékététét,

hanteu daékeun sintungan,

luhur-luhurna pisan,

palemahan dayeuh Garut,

dua rébu ti sagara.

Dua sampai tiga ribu kaki di atas permukaan laut, maka kelapa tumbuh kerdil, enggan mengeluarkan bakal buah. Daerah paling tinggi misalnya di kota Garut, yang tingginya berkisar dua ribu kaki di atas permukaan laut.

 

Ilham Nurwansah, Peneliti naskah Sunda, admin Kairaga.com


Minggu, 20 Desember 2020

Meski Baik, Jangan Konsumsi Kayu Manis Secara Berlebihan

 

Siapa yang tidak tahu rempah satu ini? Saking terkenalnya kayu manis, harga jualnya sangat tinggi. Terlebih, harga kayu manis hampir menyamai mutiara pada abad pertengahan. Hingga saat ini pun, kayu manis masih menjadi salah satu primadona untuk penyedap rasa. di artikel sebelumnya kami sudah membahas tentang Asal-usul Kayu Manis

 

Kayu manis merupakan bahan tambahan dalam makanan dan minuman. Tak terkecuali minuman herbal dan jamu. Selain karena mampu menambah rasan dan aroma pada minuman, ia pun kaya akan khasiat.

 

Beberapa khasiat kayu manis antara lain bekerja sebagai antioksidan dan meredakan nyeri. Meski terdengar begitu baik, namun, tahu kah Anda bahwa senyawa dalam kayu manis pun dapat menjadi jahat bagi tubuh?

 

Kandungan kayu manis seperti cinnamaldehyde ini punya sisi lain selain khasiat. Tentu ini menimbulkan pertanyaan. Cinnamaldehyde ini adalah zat dari kayu manis yang punya beberapa manfaat. Antara lain sebagai anti-virus, anti-bakteri dan anti-fungi. Sebuah manfaat yang sangat dibutuhkan saat pandemi, bukan?

 

Namun,  cinnamaldehyde punya efek samping jika dikonsumsi berlebian. Itu sebabnya, mengonsumi kayu manis secara rutin bisa jadi berdampak buruk pada diri. Lantas, apa sebabnya? Dan apa dampaknya?

1. Kerusakan Organ Hati dan Risiko Kanker

Terlalu sering mengonsumsi kayu manis berisiko merusak organ hati. Mengapa? Mengutip dari Tempo, kandungan coumarin pada kayu manis menyebabkan racun pada tubuh. Idelanya, batas konsumsi coumarin per hari bagi manusia adalah 0.1 mg per berat badan. Jika lebih dari itu, maka akan menjadi racun bagi hati.

 

Kadar coumarin pada kayu manis pun berbeda-beda. Pada jenis kayu manis cassia, kadar coumarin lebih tinggi. Sedangkan dalam kayu manis ceylon, kandungan coumarin relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jenis cassia.

 

Coumarin yang menyebabkan racun tersebut, dapat berkembang menjadi kanker lantaran sifatnya yang merusak. Ketika terdapat kerusakan organ, maka proses pergantian sel sehat dengan sel tumor berpotensi terjadi. Akibatnya, terdapat peningkatan risiko kanker dan tumor.

2. Masalah dari Cinnamaldehyde: Penurunan Gula Darah hingga Luka pada Mulut

Sebelumnya, cinnamaldehyde punya khasiat yang tak kalah penting untuk kesehatan. Namun, khasiat ini dapat berubah menjadi musibah jika terlalu sering dikonsumsi. Cinnamaldehyde dapat menyebabkan beberapa masalah yang berhubungan dengan khasiatnya.

 

Pertama, turunnya kadar gula darah secara berlebihan. Cinnamaldehyde berperan dalam proses diet seseorang. Itu sebabnya, orang yang ingin menurunkan berat badan kerap meminum kayu manis. Namun, jika terlalu sering zat ini akan menimbulkan masalah. Antara lain kadar gula yang terlalu rendah atau hipoglikemia.

 

Ketika kadar gula seseorang terlalu rendah, maka ia berpotensi untuk cepat lelah, pusing, dan bahkan mudah pingsan.

 

Kedua, cinnamaldehyde mampu menimbulkan masalah pada paru-paru. Kasus ini hanya ditemukan pada konsumsi kayu manis bentuk bubuk. Meski jarang terjadi, patut diwaspadai untuk orang yang asma, bubuk kayu manis yang tidak sengaja terhirup mampu menimbulkan masalah. Bubuk ini mampu menyebabkan iritasi pada tenggorokan yang kemudian berlanjut pada masalah pernapasan.

 

Ketiga, luka pada mulut sebab cinnamaldehyde. Terlalu banyak mengonsumsi cinnamaldehyde menyebabkan reaksi pada mulut, salah satunya alergi. Akan ada rasa sensasi panas dan terbakar tanda cinnamaldehyde yang terlalu banyak.

 

Itulah beberapa efek samping dari kayu manis. Sederhananya, melakukan atau mengonsumsi sesuatu secara berlebihan itu tidak baik, meskipun kita tahu zat itu sehat. Termasuk kayu manis. 

 

Salam sehat dan lestari.

Penulis: Huda Bilowo

Sabtu, 12 Desember 2020

Khasiat Pohon Jambu monyet

 

Daunnya terasa kecut, enak jika dipadukan dengan daun pepaya yang masih muda sebagai lalapan. Di Pupid House, kami sangat suka mengkonsumsi daunnya yang masih muda sebagai lalapan yang ditemani sambal terasi mentah.

 

Pohon ini berdaun tunggal, bentuknya berbentuk bulat telur, dan di bagian tepinya rata. Pangkal daunnya runcing dan ujungnnya membulat. Memiliki panjang 8 hingga 22 sentimeter. Memiliki lebar 5 sampai 13 sentimeter. Daunnya berwarna hijau dan merah kecoklatan jika masih muda.

 

Buahnya memiliki rasa sedikit kecut, dan seratnya banyak. Bentuknya melengkung, memiliki panjang kurang lebih 3 sentimeter, dan warnanya hijau kecoklatan. Kadang berwarna merah kecoklatan jika sudah matang. Uniknya, buah ini memiliki biji yang berada di luar buah. Bentuknya bulat panjang, melengkung, dan pipih serta berwarna coklat tua. Batang pohonnya berkayu, berbentuk bulat, dan putih kotor.

 

Umumnya pohon ini disebut jambu monyet. Tapi di setiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda. Seperti di daerah Minangkabau, pohon ini bernama jambu orang, sedangkan di Lampung disebut pohon gaju. Untuk di daerah  Jawa, pohon ini disebut dengan jambu mete. Sementara di daerah Sunda, di mana Pupid House berada, disebut dengan jambu mede.

 

Di daerah Sulawesi, khususnya di masyarakat Bugis, pohon ini punya sebutan jambu sereng, sementara di Makasar disebut dengan jambu dare. Jika di daerah Maluku, pohon ini disebut dengan kanoke.

 

Pohon tersebut termasuk ke dalam suku anacardiaecae dan bermarga anacardium. Pohon jambu monyet ini termasuk ke dalam jenis anacardium occidentate L. Di Pupid House, pohon ini sudah lama ada sekitar 12 tahun lamanya. Ditanam di bagian halaman depan rumah dekat dengan jalan umum. Jalan Halteu Malaber Kp. Waas Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah Cianjur.

Pohon jambu monyet di bagian depan Pupid House


Untuk jumlah keberadaan pohon jambu monyet ini, sudah ada 1 di bagian depan Pupid House, dan 3 lagi di kebun bagian belakang Pupid House.

 

Pucuk daun jambu mede yang biasa dijadikan lalapan
(Foto: Kang Usep)

Tidak jarang banyak warga sekitar yang ikut menikmati daun muda dari jambu monyet ini untuk dijadikan lalapan sehari-hari jika sedang tumbuh daun baru. Tak jarang juga buahnya sering dikonsumsi langsung. Sementara biji dari buah jambu monyet ini tergeletak begitu saja dan tumbuh secara alami. Kami belum mendapatkan informasi mengenai manfaat biji jambu monyet ini untuk diolah sebagai makanan atau sebagai obat herbal.

Tampak terlihat bunga yang siap berbuah
(Foto: Kang Usep)


 

Jika kami menjumpai pohon jambu monyet yang tumbuh sembarangan karena persemaian biji yang tergeletak begitu saja, kami senantiasa memindahkannya ke dalam polibek yang diisi media sekam bercampur tanah dan pupuk kandang untuk membudidayakannya. Ada sekitar 5 polibek yang saat ini tumbuh dari hasil budidaya dan siap untuk ditanam atau dipindah ke dalam pot atau ditanam di tanah. Jika ada yang membutuhkan silahkan tukar dengan buku, atau tanaman lain sebagai saling tukar hadiah.

 

Pohon jambu monyet di bagian belakang Pupid House

Dari hasil pengamatan dan pencarian data yang kami dapatkan, pohon ini memiliki kandungan kimia pada kulit batangnya yang mengandung alkaloida, tanin, saponin, dan flavonoida. Sementara daun yang biasa kami konsumsi sebagai lalapan, untuk kandungan kimia atau lainnya, kami belum mengetahui hal tersebut meski sering menkonsumsinya. Hal itu hanya merujuk pada kebiasaan masyarakat Sunda terutama masyarakat yang ada di sekitaran Pupid House telah turun-temurun menjadikannya sebagai lalapan.

 

Untuk khasiat dan kegunaan dari pohon jambu monyet yang kami ketahui informasinya, adalah sebagai obat urus-urus, sariawan, dan obat jerawat. Menurut hemat kami, cara mengolahnya agak membuat malas tidak seperti tanaman yang beberapa sudah kami rangkum sebelumnya seperti Daun Binahong, Daun Beringin, Kayu Manis, Alkesa, dan Sosor Bebek. Dikarenakan yang digunakan adalah kulit batangnya.

 

Daun muda jambu monyet bersama teman-temannya

Cara mengolahnya adalah: kurang lebih 10 gram kulit batang, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air selama 2 menit. Hasil rebusan tersebut kemudian diminum sehari dua kali sama banyak. Informasi tersebut kami dapatkan langsung dari hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau disingkat LIPI dan dari Dinas Kesehatan.

 

Saat ini kami berusaha untuk menanamnya dengan cara memperbanyak lewat biji dari buah tersebut. Dikeringkan lalu disemai ke dalam polibek yang berisi media sekam bakar yang kami buat secara mandiri. Media sekam bakar tersebut kemudian dicampur dengan tanah subur dan kotoran hewan dengan komposisi 4:1:1.

 

Pohon jambu monyet di antara tanaman obat lainnya

Untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap dan pengamatan lebih dalamnya, kami membutuhkan waktu dan bantuan dari para pembaca sekalian. Jika ada pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai pohon jambu monyet ini, kami sangat mengharapkan bisa berdiskusi dan saling bertukar informasi. Mengingat di tempat kami tersedia perpustakaan kecil dan tempat untuk sekadar menikmati minuman herbal hasil kami berkebun juga sedikit makanan yang didapat dari hasil bercocok tanam sembari berdiskusi dan tukar informasi.

 

Para pembaca sekalian bisa datang langsung ke tempat kami di Jl. Halteu Maleber, Kp. Waas, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kota Cianjur atau hubungi nomor telepon rekan kami yang tertera di laman kontak kami 

Salam sehat!

Penulis: Firman Hafizd