Budidaya Tanaman Herbal di Pupid House

Usep Firman Hapid merintis bududaya tanaman herbal di kebun Pupid House. Upaya ini untuk melestarikan tanaman lokal yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Campoleh, Buah Superfood yang Semakin Langka

Dianggap buah biasa, padahal memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi, bahkan diklaim sebagai salah satu alternatif superfood (makanan super).

Aroma Terapi Pandan Wangi

Aroma khas pandan wangi cocok untuk terapi relaksasi. Apa saja manfaat lain dari tumbuhan herbal ini?

Kemangi, Si Wangi Kaya Manfaat

Kebun Pupid House memiliki koleksi kemangi dengan beragam manfaat, mulai dari pewangi, bumbu masak, minuman dan ramuan herbal.

Turkey Berry (Takokak) Mampu Turunan Asam Urat

Takokak biasanya dikonsumsi sebagai lalapan oleh masyarakt Sunda. Setelah buahnya direbus hingga lunak, tentu lebih nikmat jika dicocol sambal pedas.

Sabtu, 20 November 2021

Ki Apung

 


Oleh: Firman Hafizd


Nampak langit yang mulai meredup, ditinggal sang mentari yang makin lama tenggelam di arah barat. Langit yang putih gelap beserta corak awan hitam yang menggumpal, menandakan malam akan segera menguasai hari. Di simpang jalan yang ramai lalu lalang berbagai macam kendaraan bermotor, nampak terlihat padat. Saat itu aku sedang menikmati teh hangat bersama temanku bernama Jalil. Jalil yang sekarang menjadi penjual ikan cupang, dengan segala kelengkapannya untuk memenuhi kebutuhan penghias wadah berbentuk kotak sekira lima belas sentimeter tingginya.

Nampak di sebuah kotak setinggi lima belas sentimeter itu, mengayun sebuah akar yang lembut dalam air. Di bagian atasnya mekar daun yang berwarna hijau, tumbuh segar terpampang di meja pajangan. Jalil yang dulunya hanya sebagai kuli pembuat batako di sebuah pabrik pencetak batako, yang sekarang terpaksa gulung tikar karena dampak dari sebuah wabah yang menjadi pandemi. Namun tumbuhan itulah yang menjadi jalan Jalil menjadi penjual ikan cupang.

Bukan hanya Jalil saja, hal itu terjadi juga kepada temanku yang lain, yang juga sebagai buruh pabrik, terkena dampak mewabahnya sebuah virus yang tidak sedikit meregang nyawa manusia di seluruh jagat raya. Namun, tidak ada kesulitan yang datang menimpa suatu kaum melainkan datang beserta kemudahan.

Jalil yang telah membereskan dagangannya itu, segera membersihkan seluruh tubuhnya untuk kemudian bergegas menunaikan solat magrib. Hingga setelah kami berdua menunaikan kewajiban tersebut, maka cerita perjalanan Jalil yang sekarang menjadi seorang penjual ikan cupang di tengah pandemi itu, diceritakannya di sebuah teras yang menjadi tempat Jalil menjajakan dagangan ikan cupangnya.

***

Semua berawal dari menurunnya permintaan produksi di pabrik batako tempat saya bekerja dulu. Hal itu dikarenakan semua pembangunan dihentikan, baik pembangunan skala besar maupun kecil. Kian hari tidak ada pemasukan di pabrik tersebut. Perlahan satu persatu karyawan pabrik mengundurkan diri hendak mencari peruntungan di tempat lain. Namun saya sendiri tetap bertahan karena tidak tahu harus bekerja ke mana. Karena saya hanya seorang yang tidak memilki keahlian apapun selain mengangkat tumpukan batako dan merapihkannya. Hanya tenaga saja yang saya andalkan untuk bekerja.

Setelah satu semester berlalu sepi permintaan di pabrik tersebut, akhirnya tutup juga pabrik tempat saya bekerja. Pabriknya disita oleh Bank karena pinjaman modal yang tidak terbayar cicilannya. Semua karyawan upahnya tidak terbayar sampai sekarang. Upah sebulan, saya tidak mendapatkannya. Teman kerja saya yang bernama Huri, pun tidak mendapatkan upah. Begitu juga tiga karyawan yang tersisa saat itu, upahnya tidak terbayar sampai sekarang. Namun pada akhirnya kami mengikhlaskan upah yang tidak terbayar itu. Mengingat sudah tidak ada lagi harapan untuk mendapat pemasukan di pabrik tersebut karena segala yang ada di dalamnya sudah habis. Tanah dan bangunanya sekarang milik sebuah Bank.

Sebulan setelah kejadian itu, saya mulai cemas dengan wabah yang kian hari terus menghantui. Uang hasil menabung kian menipis karena kebutuhan setiap hari yang tidak bisa dihentikan. Sementara saya yang pada saat itu menjadi seorang penganguran di tengah pandemi, belum juga mendapatkan pekerjaan pegganti waktu saya masih menjadi buruh di pabrik batako.

Namun saya percaya bahwa segala kesulitan yang saat itu hadir, turun juga beserta kemudahannya. Tinggal saya sendiri yang harus berusaha menemukan kemudahan tersebut. Hingga pada suatu waktu ketika saya berjalan entah ke mana tujuan, melintaslah saya ke daerah pesawahan. Di situ terdapat ladang dan sawah yang sedang digarap oleh para petani yang lumayan jauh dari tempat tinggal saya. Hingga terpikir diri saya untuk menawarkan tenaga, membantu menggarap sawah yang sedang digarap itu. Barangkali, peruntungan ada di sawah ini memihak kepada saya yang seorang pengangguran.

Di sawah tersebut akan ditanami padi, karena saat itu sawah sedang dibajak oleh kerbau dan petani. Sebagiannya lagi ada juga yang sedang dibajak menggunakan mesin traktor. Saya yang sudah tidak lagi memegang uang untuk menyambung hidup, menawarkan diri kepada petani yang sedang mengolah sawah tersebut.

Tanaman Ki Apung (Bahasa Sunda)
Sumber: Google


“Permisi, Pak!” kata saya menyapa petani itu.

“Oh, iya. Ada apa?” jawab pak tani kepada saya.

Petani itu bernama Pak Adom, seorang petani yang sedang menggarap sawah milik orang lain yang tinggal di Kota Jakarta dengan sistem bagi  hasil.

“Barangkali saya bisa ikut menggarap sawah di sini, saya butuh pekerjaan. Tidak kenapa upah kecil, asal saya ada pekerjaan dan bisa dapat uang dari hasil bekerja.” Kata saya memelas kepada Pak Adom.

“Silahkan, kebetulan sawah ini banyak hamanya. Seperti ini hamanya.” Pak Adom menunjukan hama yang dimaksud. Sebuah tanaman yang daunnya tersusun, akar di bawahnya sangat panjang dan kecil-kecil layaknya tanaman yang tumbuh di air.

“Baik, Pak. Saya bisa mulai sekarang kerjanya. Saya akan singkirkan tanaman itu sampai habis.” Jawab saya dengan riangnya.

Pagi itu saya memulai pekerjaan yang diperintahkan oleh Pak Adom. Semua tanaman yang dianggap pengganggu tersebut saya singkirkan dan saya kumpulkan untuk kemudian saya akan buang jauh-jauh. Saya sangat bersyukur sekali karena sekarang setidaknya saya bukanlah seorang pengangguran lagi, melainkan saya menjadi pembantu Pak Adom yang berfrofesi sebagai penggarap sawah orang dengan sistem bagi hasil. Tapi ternyata, membersihkan tumbuhan tersebut tidak cukup hanya sehari saja. Saya menyingkirkan tumbuhan itu memakan waktu 3 hari, karena memang luas sekali sawah tersebut. Sekitar 2.500  meter luas sawahnya, dibagi menjadi 8 petak sawah.

Setelah 3 hari saya membersihkan tumbuhan yang dianggap Pak Adom sebagai hama tersebut, saya lalu kemudian membuangnya ke sebuah tempat, tempat itu memang khusus untuk pembuangan sampah yang nantinya akan diangkut oleh mobil pengangkut sampah milik desa. Mobil itu 2 kali mengangkut sampah dalam satu pekan. Saya mengangkut tumbuhan itu sekitar 2 kali, bolak balik menggunakan karung yang sudah disediakan oleh Pak Adom. Namun pada saat saya mengangkut tumbuhan karung yang terakhir, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri. Usianya tidak jauh dengan saya.

“Kang, numpang tanya, boleh?” Kata lelaki itu kepada saya.

“Oh, iya. Silahkan.” Jawab saya menyambut dirinya.

“Kalo di sini, pesawahan yang sekiranya banyak ditanami padi di mana, yah?”

“Oh, lumayan dekat, saya kebetulan sedang menggarap sawah di sekitar sana. Ada apa memangnya?” Tanya saya kepada lelaki itu.

“Saya lagi nyari tumbuhan seperti ini,” lelaki itu menunjukan gambar yang ada di ponselnya. “Namannya apu-apu atau ki apung, namun banyak orang menyebutnya dengan nama yang berbeda.” Lanjut lelaki itu yang terus menunjukan ponselnya.

Saya langsung terheran melihat foto yang ditunjukan oleh lelaki tersebut. Saya berfikir untuk apa tumbuhan penggangu yang saya singkirkan dari sawah garapan Pak Adom itu dicari oleh lelaki tersebut.

“Lah… ini bukan?” Saya langsung menurunkan karung yang berisi tumbuhan penggangu itu. Saya membukanya untuk menunjukan kepada lelaki itu, karena tumbuhan yang dicarinya ada pada saya berkarung-karung.

“Nah iya, ini, Kang.” Kata lelaki itu dengan muka yang terkejut.

“Ini dapat dari mana, di sawah garapannya Akang?” tanya lelaki itu penasaran.

“Iya.” Jawab saya singkat.

“Akang mau buang?” tanya lelaki itu kembali.

“Iya. Saya buang ke sini supaya tidak tumbuh lagi di sawah. Karena menurut Pak Adom, tumbuhan ini adalah hama.”

“Waduh jangan, Kang. Saya bayarin saja.” Kata lelaki itu dengan serius.

“Masih banyak, Kang?” lelaki itu kembali bertanya.

“Saya buang semua ke sini. Sekitar 4 karung ini.” Saya menunjukan karung tersebut. Karung itu berukuran kecil, sekitar karung ukuran 25 kg beras.

“Saya bayarin yah, Kang.” Lelaki itu akan membayar hama yang sudah terlanjur berada di tumpukan sampah.

“Untuk apa memangnya?” Saya lalu bertanya kepada lelaki itu. Karena minimnya pengetahuan saya, saya sendiri tidak punya pikiran bahwa tumbuhan yang dianggap hama itu akan dibayar oleh orang lain. Padahal Pak Adom membayar saya untuk menyingkirkan tumbuhan tersebut.

“Saya akan jual kembali, Kang. Tumbuhan ini selain mampu menjernihkan air, tumbuhan ini juga menjadi penghias kolam ikan di rumah-rumah yang ada kolam ikannya. Apalagi sekarang, Kang. Sekarang ini banyak peternak ikan cupang dan pecinta ikan cupang. Semenjak adanya pandemi, ikan hias dan tanaman hias banyak peminatnya. Nah, tumbuhan ini itu dipakai untuk peternak ikan cupang supaya telur-telurnya nempal di akar yang mengantung dari tanaman ini.”

Saya tidak habis pikir kalo ternyata tumbuhan ini ada manfaatnya. Ternyata semua yang tercipta di bumi ini, pasti ada manfaatnya. Tergantung tempat dan orang yang mengetahuinya. Contohnya lelaki yang memilki nama Irfan itu, lelaki yang ternyata membeli semua tanaman yang saya buang atas perintah Pak Adom. Pak Adom sebagai petani menganggap tumbuhan itu adalah hama, lain dengan Irfan yang ternyata pelaku bisnis di bidang perikanan.

Irfan menganggap tumbuhan itu adalah sumber penghasilan baginya. Para pecinta ikan hias seperti cupang dan juga peternak ikan cupang, sengaja mencari dan mengembangbiakan tumbuhan yang dianggap hama oleh petani seperti Pak Adom. Dan saat itu, saya sendiri mendapatkan keuntungan tambahan. Selain dapat upah dari Pak Adom yang menganggap tumbuhan itu hama, saya juga mendapatkan uang dari Irfan yang menganggap tumbuhan itu memiliki harga di pasaran.

Semenjak kejadian itu, saya disarankan oleh Irfan untuk mengembangbiakan tumbuhan tersebut. Selain dicari oleh para peternak ikan cupang dan penggemar ikan cupang, tumbuhan tersebut juga dicari oleh orang-orang yang di rumahnya terdapat kolam ikan. Selain itu, tumbuhan itu juga dijadikan sebagai bahan obat batuk dan obat demam oleh sebagian ahli herbal.

Dari semenjak itulah saya memulai bisnis ikan cupang. Dimulai dengan mengembangbiakan tumbuhan yang bernama apu-apu, sampai bisa menjualnya. Irfan yang membeli semua hasil pengembang biakan tumbuhan ki apung tersebut. Ia kembali menjualnya lewat online dan juga menjadikan tumbuhan itu sebagai penghias akuarium kecil yang di dalamnya terdapat ikan cupang sebagai tempat berlindung. Selain indah dilihat, akuarium tersebut juga airnya menjadi jernih karena fungsi dari tumbuhan tersebut salah satunya sebagai penjernih air.

Setelah dua bulan saya menjadi pembudidaya tumbuhan kapu-kapu tersebut, saya menggunakan tabungan dari hasil membudidayakan ki apung itu untuk memulai usaha menjadi penjual ikan cupang di depan rumah saya. Awalnya ikan cupang saya dapatkan dari Irfan yang memang sudah lebih awal menjadi penjual ikan cupang sampai akhirnya kami berdua menjadi rekan sesama penjual ikan cupang. Sungguh, di balik kesulitan pasti ada jalan kemudahan.



Sabtu, 05 Juni 2021

Ternyata, Buah Sukun Dapat Gantikan Nasi

Tahukah Anda? Buah sukun memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Sukun memiliki 126 kalori dan 24,5 gram karbohidrat pada setiap 100 gramnya. Jumlah ini bahkan hampir menyerupai kandungan kalori dan karbohidrat pada 100 gram nasi.

 

Ini yang menyebabkan sukun kerap disebut sebagai buah yang mengenyangkan. Bahkan, buah sukun dinilai dapat menggantikan nasi.

 

Hal ini disebabkan oleh seorang peneliti yang menilai bahwa sukun mampu mendukung diversifikasi pangan Indonesia. Artinya, sukun mampu menjadi makanan pokok alternatif selain nasi.

 

Dalam jurnal ilmiah berjudul ‘Prospek Sukun (Artocarpus communis) sebagai Pangan Sumber Karbohidrat dalam Mendukung Diversifikasi Konsumsi Pangan’ sukun merupakan salah satu sumber karbohidrat yang cocok untuk dikembangkan.

 

Selain kandungan karbohidrat dan kalorinya, sukun memiliki banyak kandungan baik lainnya. Misalnya, serat, kalsium, vitamin C dan B kompleks. Ini yang menyebabkan sukun tak hanya buah yang mengenyangkan, namun juga sehat.

Pohon Sukun di Pupid House
foto: Pengurus Kebun


 

Melansir dari halosehat.com, sukun setidaknya memiliki 3 kebaikan untuk kesehatan tubuh. Pertama, sukun terbukti mampu lawan radikal bebas dalam tubuh. Ini karena sukun mengandung senyawa phenolic dan flavonoid yang bersifat antioksidan.

 

Kedua, sukun mampu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Berbeda dengan nasi, sukun mengandung serat. Kandungan ini berfungsi mencegah penyerapan kolesterol dalam sistem pencernaan.

 

Selain itu, serat buah mampu menurunkan risiko obesitas. Bahkan, serat punya kemampuan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah risiko penyakit kanker.

 

Kemudian, sukun juga mampu memelihara sistem peredaran darah. Kandungan kalium, zat besi, dan mineral dalam sukun mampu menjaga kestabilan denyut jantung.

 

Ternyata, Indonesia kaya akan buah dan tumbuhan yang luar biasa. Selain sukun, kita juga punya sagu yang tersebar di seluruh nusantara. Kedua tumbuhan ini memiliki kandungan yang baik untuk tubuh dan cocok sebagai makanan pokok selain nasi.

 

Tahukah Anda asal buah sukun ini?

Sukun Berasal dari Timur Indonesia

Melansir alfikr.com, sukun berasal dari kawasan Oceania. Wilayah ini mencakup bagian timur Indonesia hingga pada bagian barat Amerika. Itu artinya, Oceania pada wilayah Indonesia mencakup Maluku dan Papua.

 

L:antas, bagaimana sukun menyebar ke seluruh nusantara? Sumber menyebutkan bahwa sukun masuk ke Jawa melalui Maluku. Hal ini dapat terjadi karena ada jalur perdagangan pada zaman kerajaan Majapahit.

 

Menurut National Tropical Botanical Garden, sukun sudah ada di Kepulauan Melayu sejak 3000 tahun lalu. Dari kawasan ini-lah akhirnya sukun tersebar ke wilayah Pasifik. Bahkan, wilayah Pasifik Selatan menjadikan sukun sebagai makanan pokok.

 

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Masyarakat Indonesia menjadikan sukun hanya sebagai makanan pendamping. Mungkin, dalam bahasa sehari-hari, sukun hanya sebagai camilan saja.

 

Bagaimana? Tertarik untuk menjadikan sukun makanan pokok? Kami tunggu kunjungan anda di Pupid House, karena tersedia pohon sukun. mudah-muadahan sedang berbuah ketika anda berkunjung ke Pupid House

 

Salam sehat dan salam lestari.

Penulis: Huda Bilowo

 

Sumber:

Junaidi. 2020. Buah Sukun, Ini Akar Sejarah dan Manfaatnya. Alfikr.co edisi 06 November 2020.

Widowati, Sri. 2009. ‘Prospek Sukun (Artocarpus communis) sebagai Pangan Sumber Karbohidrat dalam Mendukung Diversifikasi Konsumsi Pangan. Edisi No. 56/XVIII/Oktober-Desember/2009

Lestari, Dyah Ayu. 202. Selain Bikin Kenyang, Simak 5 Manfaat Buah Sukun yang Jarang Diketahui. Hallosehat.com edisi 19 Maret 2021

 

 

 

 

 

Selasa, 11 Mei 2021

Yuk Bikin Teh Sendiri! Berikut 6 Daun yang Bisa Diseduh

Siapa yang tak kenal teh? Minuman ini sudah menjadi minuman sehari-hari masyarakat dunia. Bahkan, Inggris punya waktu khusus untuk menikmati minuman ini. Begitu juga bagi warga Indonesia. Teh kerap menjadi minuman yang selalu ada untuk keperluan tertentu.

 

Menyeduh daun teh merupakan teknik tradisional dalam gastronomi manusia yang sudah ada sejak lama.Melansir dari britannica.com, metode ini sudah ada sejak 2700 sebelum masehi.

 

Metode menyeduh teh terekam pertama kali pada abad ke-3 masehi. Pada era tersebut, seluruh proses pembuatan teh direkam. Mulai dari penanaman, proses menjadi teh, hingga cara meminumnya. Pada tahun 350-an, teh sudah menjadi minuman sehari-hari.

 

Di Indonesia sendiri, teh hadir pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1826, Kolonial membawa benih teh dari Jepang. Namun, penanaman baru dapat dilakukan pada tahun 1833 setelah mendapatkan pengetahuannya.

 

Tahukah Anda? Bahwa selain teh, kita bisa menyeduh berbagai macam daun. Terkait minuman seduhan, Indonesia pun memiliki ‘teh’ endemik. Misalnya, daun sukun. Sukun adalah tanaman asli kawasan Oceania.

 

Tanaman ini tumbuh subur dari wilayah Timur Indonesia hingga bagian barat Amerika. Tak heran, Charles Toto, seorang chef asal Papua, pernah menyebut daun sukun sebagai sumber makanan yang berasal dari alam.

 

Selain sukun, masih ada lagi daun yang bisa kita seduh layaknya teh. Berikut beberapa daun tersebut.

1. Daun Sukun

Ada yang pernah coba membuat teh dari daun sukun? Mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013 lalu berhasil membuat teh dari daun sukun. Hingga saat ini, teh daun sukun terus diproduksi di Dusun Dukuhsari RT 07 RW 02, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

 

Pohon Sukun di Pupid House
Foto: Kang Firman

Lantas, apa yang membuat teh daun sukun spesial? Menurut Tjandrawati, peneliti asal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), teh daun sukun memiliki zat yang baik. Misalnya, flavonoid, riboflavin, dan sitosterol.

 

Zat-zat tersebut mampu mengurangi peradangan hingga mencegah kerusakan sistem kardiovaskuler. Soal rasa, teh daun sukun tak jauh beda dari daun teh. Perbedaannya hanya pada rasa pahitnya saja. Daun sukun tak memiliki rasa pahit sepahit daun teh.

2. Daun Salam

Kalau daun yang satu ini agaknya sudah lebih populer dari daun sukun. Air seduhan daun salam kerap digunakan sebagai obat atau campuran dalam masakan. Ternyata, ekstrak dari daun ini kaya akan zat bermanfaat, lho!.

Pohon Salam di Pupid House
Foto: Aa Usep


Zat tersebut antara lain tembaga, selenium, besi, seng, magnesium, potassium, dan kalsium. Beberapa manfaat zat tersebut adalah menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan kadar gula darah.

3. Daun Alpukat

Siapa yang baru tahu bahwa daun alpukat bisa diseduh? Ternyata tak hanya buahnya saja yang dapat dimanfaatkan. Namun, daun alpukat kaya akan zat bermanfaat. Beberapa diantaranya adalah protein, serat, mineral, dan fitokimia.

 

Pohon Alpukat di Pupid House
Foto: Firman Hafizd

Air seduhan daun alpukat dapat menyembuhkan maag, hipertensi, diare, dan asma. Cara mengolahnya pun hampir sama seperti teh. Cukup mengeringkan daun alpukat kemudian diseduh dengan air panas.

 

Bagaimana? Tertarik untuk mencobanya? Semoga pengetahuan ini dapat bermanfaat, khususnya meningkatkan rasa cinta kita kepada alam.

 

Salam sehat dan salam lestari!

 

Sumber:

Saputro, Puput. 2020. 6 Jenis Daun Ini Bisa Dijadikan Teh, Kaya Manfaat. Kapanlagi.com edisi 11 Maret 2020.

Sivasubramaniam, Sinnathurai. Tea. Britannica.com.

Tjandrawati. 2017. Teh Daun Sukun, Apa Manfaatnya untuk Kesehatan. LIPI edisi 07 Februari 2017

Sabtu, 01 Mei 2021

Asal-usul Tumbuhan Patah Tulang Si Tanaman Ajaib

Tumbuhan patah tulang umumnya dikenal sebagai bahan obat-obatan tradisional. Di Indonesia, misalnya di Jayapura, tumbuhan ini kerap digunkana sebagai obat yang mampu mempercepat penyembuhan patah tulang.

 

Beberapa wilayah lainnya pun menggunakan tumbuhan ini dalam keperluan yang sama. Tak ayal, tumbuhan ini punya nama sebagai tumbuhan patah tulang.

 

Mengacu pada Global Biodiversity Information Facility (GBIF), tumbuhan patah tulang punya banyak sub-spesies. Tumbuhan patah tulang ini berasal dari keluarga Euphorbiaceae.

 

Adapun sub-spesies lainnya seperti Crepidaria myrtifolia (Mill.) Haw, Crepidaria subcarinata Haw, Euphorbia canaliculata Lodd, Euphorbia carinata Donn,

Pedilanthus deamii Millsp, Pedilanthus fendleri Boiss, Pedilanthus gritensis Zahlbr, dan masih banyak lainnya.

 

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang kuat dan mampu hidup di berbagai kondisi. Itu alasannya mengapa tumbuhan ini punya banyak spesies. Kemampuannya beradaptasi dan mentoleransi berbagai kondisi membuanya dapat hidup di berbagai belahan dunia.

 

Lantas, dari mana asal-usul tanaman ini?

Tumbuhan Patah Tulang itu Asli Indonesia?

Mengacu pada karya ilmiah berjudul “Euphorbia tirucalli L. (Euphorbiaceae) –

The Miracle Tree: Current Status of Knowledge”, terdapat dugaan asal tumbuhan ini. Sejumlah peneliti, yakni Van Damme, and Schmelzer and Gurib-Fakim, yakin tumbuhan ini berasal dari Afrika Timur.

 

Lebih lanjut, menurut mereka tumbuhan ini merupakan tumbuhan endemik di Angola,

Eritrea, Ethiopia, Kenya, Malawi, Mauritius, Rwanda, Senegal, Sudan, Tanzania,

Uganda dan Zanzibar.

 

Kemudian, mereka menyebut sub-spesies yang ditemukan di wilayah lainnya seperti Asia, Eropa dan Amerika, merupakan bentuk pengenalan tanaman untuk keperluan medis.

 

Bayangkan, tumbuhan ini mampu hidup pada wilayah yang bahkan tumbuhan lain sulit untuk hidup. Mulai dari tropis kering, wilayah dengan curah hujan rendah, tanah yang erosi, hingga wilayah dengan ketinggian 2000 m di atas permukaan laut.

 

Namun, tumbuhan ini tidak selamat pada wilayah yang beku. Sehingga, persebaran tumbuhan ini tergantung dengan suhu wilayah tersebut.

Rahasia Khasiat Si Tumbuhan Patah Tulang

Mari kita tengok isi dari tumbuhan patah tulang. Pada bagian getahnya, tumbuhan ini mengandung Cyclotirucanenol (triterpene), Diterpene ester, Steroid dan Tirucalicine (diterpene). Sedangkan pada bagian lainnya terdapat Campesterol, stigmasterol, betasitosterol, isofucosterol, cycloartenol, Euphol and beta-amyrin (triterpenoids), Taraxerane triterpene, dan Tirucalicine (diterpene).

 

Tenang, Anda tidak perlu menghafal seluruh kandungan tersebut untuk tahu khasiat dari tumbuhan ini. Anda hanya perlu mengingat beberapa saja.

 

Pertama, triperten atau Cyclotirucanenol merupakan zat yang beracun. Zat ini cukup berbahaya hingga dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata. Jika dikonsumsi, zat ini dapat menyebabkan sakit perut dan diare.

 

Namun, di balik bahayanya, tripertene mampu dimanfaatkan menjadi obat oles. Selain itu, air rebusan tumbuhan patah tulang bisa digunakan untuk racun ikan.

 

Kedua, kandungan Phorbol ester. Zat ini dinilai sangat tidak baik untuk pengobatan kanker. Bahkan, catatan klinis menyebut zat ini mampu memicu tumor. Kendati demikian, ada beberapa negara yang masih menggunakan tanaman ini untuk pengobatan kanker dan tumor. Salah satunya adalah Brasil.

 

Adapun zat yang berperan dalam penyembuhan tulang adalah ekstrak hidroalkohol mentah dari Euphorbia tirucalli L. Namun, perlu digarisbawahi bahwa zat ini bukan bekerja sebagai penyembuh patah tulang. Melainkan meredakan rasa sakit saja.

Ditulis Oleh: Huda Bilowo 

Sumber:

Supriyanto, Lilis Astria Ika Luviana. 2010. Pengaruh Pemberian Getah Tanaman Patah Tulang Secara Tropical Terhadap Gambaran Histopatologis dan Ketebalan Lapisan Keratin Kulit. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

 

Juliani et al. 2013. African Natural Plant Products Volume II: Discoveries and Challenges in Chemistry, Health, and Nutrition ACS Symposium Series; American Chemical Society: Washington, DC, 2013.

 

 


Sabtu, 27 Maret 2021

Apa Benar Tumbuhan Patah Tulang Mampu Menyembuhkan Patah Tulang?

Masyarakat punya banyak kisah ihwal tumbuhan tradisional. Salah satunya tumbuhan patah tulang. Tak sedikit yang menggunakan tumbuhan ini kerap digunakan sebagai obat sakit gigi atau pereda rasa sakit.

 

Sebagaimana namanya, tumbuhan ini juga dinilai mampu menyembuhkan patah tulang. Konon, cairan dari tumbuhan ini berperan dalam penyembuhan tulang yang sudah patah. Caranya dengan mengoleskan getah pada kulit dari tulang yang patah.

 

Selanjutnya, kulit luar dahan tumbuhan ini digiling hingga halus dan ditempelkan pada luka tersebut. Cara ini juga digunakan untuk menyembuhkan gigi. Bedanya, cukup meneteskan getah tanaman patah tulang pada gigi yang sakit.

 

Namun, apakah benar bisa? Kalau pun bisa, kandungan apa yang dimiliki oleh tumbuhan patah tulang ini?

Profil Si Tumbuhan Patah Tulang 

pedilanthus pringlei atau tanaman patah tulang
yang ada di Pupid House


 

Jika menilik nama latin tumbuhan ini, pasalnya kita akan sedikit bingung. Mengacu pada Global Biodiversity Information Facility (GBIF), tumbuhan patah tulang berasal dari keluarga Euphorbiaceae.

 

Tumbuhan ini punya banyak spesies. Misalnya Crepidaria myrtifolia (Mill.) Haw, Crepidaria subcarinata Haw, Euphorbia canaliculata Lodd, Euphorbia carinata Donn,

Pedilanthus deamii Millsp, Pedilanthus fendleri Boiss, Pedilanthus gritensis Zahlbr, dan masih banyak lainnya.

 

Berapa yang terkenal di Indonesia antara lain Euphorbia tirucalli dan Pedilathu pringlei. Namun, masyarakat Indonesia lebih mengenalnya sebagai tumbuhan patah tulang, terlepas dari ragam subspecies yang mereka punya.

 

Tanaman ini sekilas mirip semak tanpa daun. Batangnya tegak, bulat dan tegas dengan permukaan yang halus dan berusa. Warnanya didominasi oleh warna hijau dengan daun yang lonjong. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 1,5 meter.

 

Yang menarik dari tumbuhan ini adalah kandungan saponin dan polifenol. Bahkan pada subspesies Euphorbia tirucalli, terdapat zat flavonoid dan tanin. Zat tersebut memiliki khasiat yang baik untuk tubuh.

 

Tannin bekerja untuk meningkatkan jumlah pembentukkan pembuluh darah kapiler. Kemudian, flavonoid  berperan dalam pembentukan pembuluh darah baru. Zat ini juga berkhasiat dalam memperbaiki sel yang rusak.

 

 Yang menarik adalah saponin. Dalam sejumlah studi, zat ini berfungsi sebagai anti peradangan. Penelitian Nishi Gupta dan tim dari Departemen Farmasi, Penelitian Scholor, Psit, Bhauti Kanpur, India, misalnya.

 

Mereka menemukan bahwa tumbuhan Euphorbia tirucalli  ini berguna sebagai antibakterial, antikarsinogen, antisipilis, antimikroba, serta dapat mengontrol parasit pada usus. Selain itu, tumbuhan patah tulang mampu mengatasi asma, batuk, rematik, kanker dan tumor kulit.

 

Dalam penelitian lainnya, efek ekstrak tumbuhan patah tulang ini terbukti mampu menyembuhkan luka. ekstrak hidroalkohol mentah dari Euphorbia tirucalli L merupakan zat yang bekerja efektif dalam menyembuhkan luka.

 

Lantas, bagaimana dengan patah tulang? Umumnya, zat-zat tersebut lebih bekerja pada pereda rasa sakit ketimbang menyembuhkan patah tulang secara langsung. Hal ini juga merujuk pada tingkat keparahan patah tulang itu sendiri.

 

Mengutip dari sehatQ, penanganan patah tulang akan mengikuti tingkat keparahannya. Apakah tulang itu memerlukan operasi atau mengembalikan posisi tulang seperti semula. Untuk itu, ihwal khasiat tumbuhan patah tulang dalam menyembuhkan patah tulang perlu pengujian lebih lanjut.

 

Apakah benar mampu? Ataukah hanya meringankan rasa sakit? 

Salam lestari.

Huda Bilowo 

Sumber:

Berita Hari Ini.  2020. 4 Manfaat Daun Patah Tulang untuk Kesehatan. Kumparan edisi 8 Oktober 2020.

Global Biodiversity Information Facility

Noviyanti et al. 2020. Identifikasi dan Penetapan Kadar Senyawa Saponin Ekstrak Etanol Bunga Senggani (Melastoma malabacthrium L) Metode Gravimetri. Oceana Biomedicina Journal Vol 3 No 1, Jan – Jun 2020

Putra, Arif. 2019. Manfaat Daun Patah Tulang Sebagai Obat Tradisional. SehatQ edisi 24 Juni 2019

Wardani Dewasasri M. 2017. Patah Tulang Mempercepat Penyembuhan Luka. SatuHarapan Edisi 5 Desember 2017

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Senin, 22 Maret 2021

Perhatikan Cara Mengolah Bayam agar Nutrisinya Tidak Hilang

Siapa yang tidak kenal bayam? Tak sulit untuk mencintai bayam. Bayam punya rasanya yang nikmat dan harganya yang murah. Terlebih, bayam merupakan salah satu sayur yang mudah untuk mengolahnya.

 

Bayam pun menjadi salah satu sayur yang mudah untuk dibudidayakan. Menggunakan metode hidorponik, misalnya. Kurang lebih 1 bulan, Anda sudah dapat memanen bayam Anda sendiri.

 

Tahukah Anda bayam mengandung banyak zat yang baik untuk tubuh? Bayam mentah kaya akan karoten, asam amino, yodium, zat besi, dan magnesium. Zat tersebut mengandung votamin seperti vitamin A, C, K, B dan E.

 

Seluruh kebaikan itu terkandung pada kondisi mentah. Lantas, haruskan kita mengonsumsi bayam saat masih mentah? Tentu tidak. Pertama, kita harus tahu cara untuk mengolahnya dengan baik. Artinya, cara mengolah bayam tanpa mengurangi banyak nutrisinya.

 

Pertama, jangan terlalu lama memasak bayam. Cukup 1 menit saja menumis atau merebusnya. Bayam mengandung banyak antioksidan, vitamin, mineral dan serat yang mudah rusak. Untuk itu, jangan memasaknya terlalu lama.



 

Dalam waktu 4 menit saja, bayam kehilangan separuh dari asam folatnya. Memasak bayam bertujuan untuk membunuh bakteri atau parasit yang kemungkinan masih hidup.

 

Kedua, tidak memanaskan kembali bayam yang sudah dimasak. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, tidak baik memasak bayam terlalu lama. Ini juga berlaku pada memanaskan bayam yang telah diolah.

 

Ketiga, mengolahnya menjadi jus atau minuman. Dengan mengolah bayam menjadi jus, kita dapat memperoleh nutrisi bayam pada kondisi yang paling prima. Alasannya, nutrisi dalam bayam tidak rusak karena panas sebagaimana kita masak. Lantas, apa saja manfaat mengonsumsi bayam?

1. Mencegah Risiko Kanker

Pertama, bayam dapat mencegah risiko pertumbuhan kanker dalam tubuh. Dalam sejumlah studi, bayam disebut mengandung Monogalactosyldiacylglycerol (MGDG) dan Sulfoquinovosyl diacylglycerol (SQDG). Kedua zat tersebut terbukti mampu mengurangi laju pertumbuhan sel kanker.

 

Adapun kebaikan lainnya adalah kemampuannya mengurangi risiko kanker prostat dan payudara. Selain itu, kandungan bayam ini mampu mengurangi ukuran tumor.

2. Mengontrol Tekanan Darah

Bayam mengandung nitrat. Sebagian orang mengetahui bahwa nitrat bukanlah yang baik untuk tubuh. Bahkan beracun. Namun, kandungan nitrat pada bayam masih dalam kadar yang wajar dan cukup sehingga tidak berbahaya.

 

Sebaliknya,  zat tersebut mampu membuka pembuluh darah dan aliran darah menjadi lebih lancar. Artinya, nitrat mampu mengontrol tekanan darah seseorang.

 

Selain itu, dunia medis kerap menggunakan nitrat sebagai obat untuk perawatan penyakit jantung. Hal ini karena nitrat mampu mengurangi tekanan jantung sehingga tekanan darah turun. Selain itu nitrat mampu meredakan nyeri akibat penyakit jantung.

3. Baik untuk Kesehatan Mata

Bayam kaya akan antioksidan yang baik untuk mata. Antioksidan dalam bayam terkandung pada zan lutein dan zeaxanthin.

 

Sejumlah studi membuktikan dua zat tersebut mampu mencegah risiko katarak rendah dan pengaburan pandangan. Terlebih, bayam kaya akan vitamin A yang kita ketahui sebagai sumber vitamin mata. Tahukah Anda? Jus bayam menyediakan 63 persen kebutuhan vitamin A harian manusia.

4. Menurunkan Kadar Glukosa

Selain baik untuk mata, kandungan antioksidan bayam mampu mengurangi kadar glukosa pada tubuh. Zat yang bertanggung jawab atas hal tersebut adalah asam alfa-lipoat. Penelitian menyebut asam ini baik untuk penderita diabetes.

 

Asam alfa-lipoat merupakan zat yang mampu mengurangi kadar glukosa. Selain itu, zat ini berfungsi meningkatkan sensitivitas insulin dan mencegah oksidatif. Zat ini juga berperan mengurangi kerusakan yang terjadi pada tubuh akibat stress. Kandungan vitamin E dan C pada asam alfa-lipoat juga dapat memperbaiki fungsi sel saraf pada penderita diabetes.

5. Baik untuk Kulit dan Rambut

Seperti disebutkan sebelumnya, bayam kaya akan vitamin A. Selain baik untuk mata, vitamin A terbukti mampu membantu pembentukan sel kulit dan melindungi tubuh dari infeksi.

 

Selain vitamin A, bayam juga kaya akan vitamin C yang cukup banyak. Jika mencoba untuk menghitungnya, dalam 240 ml jus bayam terkandung 38 persen kebutuhan vitamin C harian manusia.

 

Apa manfaat vitamin C? Salah satunya untuk kesehatan kulit. Selain itu, vitamin C mampu memperlambat tanda penuaan pada kulit. Vitamin C juga membantu mencegah rambut rontok karena kekurangan zat besi.

 

Jadi bagaimana? Masih ragu untuk menanam bayam di rumah?

 

Salam sehat dan salam lestari.

Penulis: Huda Bilowo

 

Sumber:

Afifah, Fadhila. Tanpa Tahun. 5 Manfaat Jus Bayam untuk Kesehatan yang Tak Boleh Dilewatkan, Sudah Tahu? The Asian Parent.

Agustiana, Devi. 2021. 5 Manfaat Bayam untuk Kesehatan, Sayuran Sejuta Umat yang Murah Meriah Tapi Kaya Nutrisi. Grid.id edisi Selasa 16 Maret 2021 

Jumat, 05 Maret 2021

Kedongdong Laut

 

Sejak kecil saya selalu mendengar tebak-tebak seperti ini: luarnya botak, dalamnya gondrong. Jawabannya adalah buah kedongdong. Tapi yang satu ini, kedongdongnya berbuah buni, bulat, dan hijau keunguan. Tapi jarang sekali nampak buahnya. Tanaman ini digunakan sebagai pembatas lahan biasanya. Namun seiring berjalannya waktu, tanaman ini tergantikan oleh batas yang terbuat dari besi beton dan campuran semen.

Pohon kedongdong laut yang digunakan sebagai
pagar antara sawah dan kebun Pupid House



Di daerah Sunda khususnya, tanaman ini masih banyak digunakan sebagai tanaman pagar yang bilamana tumbuh tinggi, menjulang sampai 3 sampai 6 meter. Tergantung seseorang yang menginginkannya. Batangnya yang tegak berkayu, bulat, dan berwarna hijau kekuningan. Terkadang cenderung bercorak hitam.

Di Pupid House sendiri, tanaman ini sudah lama tumbuh. Sekitar 18 tahun umurnya. Tanaman ini setia menjadi pagar di bagian samping dan pembatas atau sekat-sekat bagian kebun di area Pupid House. Daunnya yang sering kami konsumsi sebagai lalapan ini, berbentuk lonjong, warnanya kuning memudar, dan ujungnya runcing. Enak dijadikan lalapan matang alias dikukus terlebih dahulu sebelum dimakan. Rasanya manis dan lezat jika dipadukan dengan sambal tomat.

Foto: Koleksi Pupid House



Cara memperbanyak tanaman ini cukup mudah, yaitu dengan cara stek batang. Biasanya kami gemburkan terlebih dahulu lahan yang akan ditanami pohon berkhasiat tersebut. Kemudian kami aduk tanah yang gembur tersebut dengan kotoran kambing yang sudah kami permentasi selama kurang lebih satu bulan. Setelah itu kami tancapkan batang pohon kedongdong laut ini yang sedikit muda, tapi tidak terlalu muda. Setelah sebulan kemudian mulai terlihat daun baru yang menandakan bahwa akar sudah tumbuh di bawah permukaan tanah yang gembur tersebut. Proses tersebut hampir sama dengan daun ajaib berbentuk hati alias Binahong yang sudah kami bahas sebelumnya.

Untuk khasiat dari daun kedongdong tersebut, memiliki manfaat sebagai peluru seni. Cara menggunakannya yaitu daunnya yang sudah dicuci terlebih dahulu kemudian ditumbuk, tambahkan setengah gelas air matang kemudian diperas dan disaring. Hasil saringan tersebut kemudian diminum. Untuk banyaknya daun, kurang lebih 15 gram.

Menurut informasi yang kami dapatkan mengenai kandungan dalam pohon kedongdong tersebut yang didapat dari kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang disingkat LIPI, yang bekerjasama dengan dinas kesehatan, didapatkan sebagai berikut: 

Daun, kulit batang dan akar mengandung saponin, di samping itu daun dan kulit batangnya mengandung flavonoida. Sedangkan kulit batang dan akarnya mengandung flavonoida. Sementara kulit batang dan akarnya mengandung polifenol, serta daunnya mengandung tanin.

Untuk nama dari pohon tersebut memiliki nama yang berbeda di masing-maisng daerah seperti di daerah Sumatera pohon ini disebut dengan Puding, sementara di daerah Maluku tanaman ini dinamakan dengan Gurabati. sementara pohon ini memiliki nama latin Nothopanax Fruticosum dari suku Araliaceae. sementara tanaman ini masuk kepada kelas Dicotyledoneae dan masuk kepada divisi Spermatophyta sama dengan pohon Ficus Benjamina pada postingan terdahulu.

Semua data yang kami dapat, atas dasar pengamatan dan rujukan dari data LIPI.

Salam Berkhasiat!

Firman Hafizd









Minggu, 28 Februari 2021

Ternyata Petai Mampu Redakan Stress

 

Siapa yang tidak suka petai? Jika Anda adalah salah satunya--temasuk saya--maka Anda perlu perhatikan fakta petai satu ini. Ternyata, tanaman yang punya bau khas ini mengandung zat antidepresan.

 

Umumnya, dunia medis memanfaatkan antidepresan untuk mengatasi berbagai masalah psikologis. Misalnya gangguan kecemasan, stress, fobia, bulimia, gangguan pasca-trauma, atau bahkan depresi. Secara sederhana, antidepresan akan menyeimbangkan senyawa kimia dalam otak untuk menetralkan emosi.

 

Dalam tubuh kita terdapat senyawa alami yang disebut neurotransmitter. Senyawa berperan dalam mengatur mood seseorang seperti rasa bahagia atau cemas. Zat antidepresan berperan menyeimbangkan neurotransmitter dalam otak sehingga mampu mempengaruhi mood.

 

Petai mengandung tryptophan sebagai zat antidepresan. Kandungan tersebut memiliki asam amino yang mampu merangsang serotonin dalam tubuh. Serotonin adalah senyawa kimia dalam otak yang berperan mengatur rasa bahagia dalam tubuh.

 

Pohon Petai yang ada di Pupid House

Bayangkan, di balik baunya yang kurang sedap itu, ternyata petai mampu mempengaruhi mood seseorang. Selain kandungan antidepresan, petai juga berfungsi sebagai pembangkit tenaga. Kandungan sukrosa, fruktosa, dan glukosa bermanfaat untuk meningkatkan energi.

 

Jadi, pertimbangkan kembali ihwal pandangan Anda terhadap petai. Ternyata, tanaman ini punya manfaat yang baik, lho.

Hati-hati dengan Asam Amino

Meski asam amino punya peran dalam menghasilkan zat kebahagiaan--serotonin, namun zat ini punya efek samping. Mengonsumsi terlalu banyak makanan dan minuman dengan asam amino dapat berdampak buruk pada ginjal.

 


Tryptophan merupakan senyawa pada petai yang mengandung asam amino. Zat ini menghasilkan indoxyl sulfate yang nantinya akan dibuang pada ginjal manusia. Inilah yang diduga menjadi sebab kerusakan ginjal pada pasien-pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal.

 

Ini sebabnya mengonsumsi terlalu banyak petai dapat berpotensi menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Selain petai, kandungan indoxyl sulfate dari tryptophan juga berasal dari berbagai makanan. Seperti ayam, telur, keju, ikan, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.

 

Namun, kasus penurunan fungsi ginjal karena kelebihan asam amino sukar ditemukan pada mereka yang memiliki fungsi ginjal yang sehat. Oleh karenanya, bagi orang yang memiliki masalah pada ginjal disarankan untuk tidak banyak mengonsumsi petai dan makanan yang disebutkan sebelumnya.

 

Salam lestari.

Ditulis Oleh: Huda Bilowo

Minggu, 14 Februari 2021

Serba-serbi Pala, Rempah Memabukkan Bak Psikotropika

Anda pasti heran mendengar bahwa biji pala, sebuah rempah, dapat menyebabkan mabuk. Atau bahkan, pala dapat menyebabkan halusinasi. Sebelum Anda percaya akan hal tersebut, mungkin yang Anda pikirkan adalah bahwa ini sekadar lelucon saja. Namun, benarkah demikian?

 

Setelah sebelumnya membahas kemampuan pala sebagai penangkal wabah pes, ternyata pala memiliki manfaat lainnya. Myristicin adalah zat penyebab keajaiban dari biji pala. Jadi, jika pertanyaannya adalah ‘apakah pala bisa menyebabkan halusinasi atau mabuk?’ jawabannya ada pada myristicin.

 

Oleh karena kandungan itu, muncullah #NutmegChallange. Sebuah ulah orang iseng untuk membuktikan apakah benar biji pala dapat membuat seseorang berhalusinasi. Jika Anda mencoba untuk melakukan riset pada tantangan biji pala itu, tentu Anda akan menemukan sejumlah orang menenggak 2 hingga lebih sendok makan bubuk pala.

 

Pada akhirnya, tak sedikit dari mereka yang berhasil berhalusinasi. Meski ‘berhasil’, namun ini bukan fungsi dan manfaat dari biji pala yang sebenarnya. Mabuk biji pala adalah perbuatan konyol yang tak sedikit artikel menjelaskan dampak buruknya.

 

American Association for Clinical Chemistry (AACC), misalnya, menyebut 20 gram bubuk pala dapat menyebabkan seseorang keracunan. Dalam waktu 3 sampai 6 jam setelah menenggak 4 sendok makan bubuk pala, maka efeknya akan muncul. Korban akan merasakan mulut kering, agitasi, hipotermia, halusinasi, bahkan koma dan kematian.

 

Namun sisi positifnya, dalam waktu tersebut, biji pala bekerja sebagai obat penenang. Lantas, sebenarnya ada apa di balik biji pala yang mampu menyebabkan halusinasi itu?

Myristicin, Kandungan Psikoaktif Pada Biji Pala

Sebuah jurnal ilmiah menyebut, beberapa rempah dapur memiliki kandungan zat psikoaktif alami. Artikel berjudul Taking the spice route: Psychoactive properties of culinary spices menyebut biji pala sebagai salah satu dari rempah yang mengandung zat yang mampu merangsang saraf manusia.

 

Untuk lebih jelasnya, zat psikoaktif tersebut dapat kerap difungsikan sebagai stimulan, sedatif, dan halusinasi. Bayangkan, rempah dapur seperti biji pala dapat berfungsi sebagai anti depresan. Akankah sebagian orang rutin mengonsumsinya?

 

Namun, perlu digarisbawahi bahwa halusinasi atau mabuk zat ini beririsan dengan gejala keracunan. Sederhananya, mabuk yang disebabkan oleh mengonsumsi biji atau bubuk pala dalam jumlah banyak boleh jadi bentuk keracunan.

 

Keracunan zat psikoaktif dalam bahasa lain adalah terlalu banyak mengonsumsi zat tersebut. Padahal, dalam takaran tertentu zat psikoaktif mampu bermanfaat. Artikel tersebut menyebut beberapa manfaat dari myristicin seperti anti-depresan dan stimulan untuk gairah seksual.

Tapi uniknya, efek anti-depresan dan stimulan itu baru teruji pada binatang. Pada manusia, efek psikoaktif akan terasa setelah mengonsumsi sekitar 5 hingga 15 gram kandungan biji pala. Kandungan tersebut memproduksi monoamine oxidase, zat yang mampu merangsang otak. Dalam waktu 24 jam, seseorang dapat merasakan efek layaknya psikotropika.

 

Kasus ekstrem menyebut bahwa efeknya mirip seperti ganja. Seseorang dapat berhalusinasi, euforia, bahkan melakukan perilaku agitatif.

 

Dari hal tersebut dapat kita pahami bahwa mengonsumsi biji pala atau bubuk pala tidak baik jika berlebihan. Tentunya, apa yang berlebihan selalu tidak baik. Oleh karenanya, tetap perhatikan kandungan makanan dan minuman agar selalu mendapatkan kebaikan darinya.

 

Salah lestari.

Huda Bilowo

 

Sumber:

Bourgeois, James A., Usha Parthasarathi, & Ana Hategan. 2014. Taking the spice route:

Psychoactive properties of culinary spices. Current Psychiatry Vol. 13, No. 4

 

Greenspan, Rachel E. 2020. The nutmeg challenge is going viral again on TikTok, and the platform is struggling to remove the dangerous trend. Insider.com edisi 21 April 2020

 

Whitworth Gerhard. 2018. Can You Get High on Nutmeg? Why This Isn’t a Good Idea. healthline.com edisi 31 Agustus 2018

 


 

  

Jumat, 05 Februari 2021

Tak Hanya Manis, Gula Aren Punya Banyak Nutrisi


Gula aren kerap menjadi opsi untuk memberi rasa manis pada makanan dan minuman. Biasanya, gula aren berperan menggantikan gula pasir yang sebagian orang takut akan efek sampingnya.

 

Memang betul, gula aren lebih aman ketimbang gula pasir biasa. Anggapan ini biasanya berasal dari efek samping gula biasa yang dapat menyebabkan peningkatan gula darah yang kemudian berujung pada diabetes. Gula aren, meski manis, ternyata mampu mencegah diabetes.

 

Kandungan serat yang tinggi pada nira, bahan baku gula aren, memiliki indeks glikemik yang rendah. Indeks glikemik adalah ukuran atau seberapa cepat unsur karbohidrat dalam makanan diubah menjadi energi. Makanan dengan indeks glikemik yang rendah mampu membantu mengendalikan kadar gula dalam darah.

 

Ini kemudian menjadi keunikan tersendiri bagi si gula aren. Rasanya yang bahkan kadang lebih manis dari gula biasa ini punya indeks glikemik yang rendah. Sebagai perbandingan, mengutip dari buku berjudul “Keutamaan Gula Aren & Strategi Pengembangan Produk”, indeks glikemik dari gula aren adalah 35. Sedangkan untuk gula pasir adalah 58.

 

Dapat dikatakan bahwa indeks glikemik gula aren hampir setengah dari gula pasir. Indeks glikemik dapat dikatakan rendah apabila memiliki angka di bawah 50. Untuk angka 50-70 termasuk dalam kategori sedang dan di atas 70 termasuk tinggi.

Gula Aren yang digunakan di salah satu warung penjual Bandrek
Waroeng Nyalse


Selain itu, gula aren punya serat yang tinggi. Gula aren memiliki kandungan sukrosa yang sedikit, sehingga mempengaruhi kadar serat pangan, yakni sebesar 0,02 persen. Menurut penelitian, semakin sedikit sukrosa pada gula, maka semakin banyak serat pangannya.

 

Serat pangan ini berfungsi mencegah obesitas karena ia merupakan serat karbohidrat yang dapat dicerna baik dalam tubuh. Serat juga berfungsi menyerap vitamin dan nutrisi yang ada pada makanan.

 

Itu masih sebagian kecil dari kebaikan gula aren. Umumnya, banyak masyarakat yang memilih gula aren sebagai pemanis karena dua alasan di atas. Namun, tahukah Anda kalau gula aren kaya akan nutrisi?

Kandungan Nutrisi Gula Aren

Mengacu pada buku karya Dr. Ir. Hesty Heryani, terdapat setidaknya 7 nutrisi penting dalam gula aren. Nutrisi tersebut antara lain adalah riboflavin, thiamine, niacin, ascorbic acid, nicotinic acid, calcium, dan vitamin B6.

 

Mikronutrien tersebut punya berbagai khasiat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Mulai dari meningkatkan imun tubuh, hingga mencegah wasir. Misalnya, riboflavin berfungsi dalam membentuk sel darah merah baru serta menghasilkan energi.

 

Kedua, vitamin B6 punya kemampuan untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Zat ini berguna untuk metabolisme protein, karbohidrat, dan juga pembentukan sel darah merah.

Ketiga, niacin sebagai penjaga kesehatan kulit, syaraf, dan sistem pencernaan manusia. Zat ini juga bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol serta meningkatkan fungsi kerja otak.

 

Keempat, zat ascorbic acid yang mampu mencegah rematik, flu, dan asma. Zat ini juga bersifat antioksidan. Artinya, ia mampu mencegah kanker, dan menangkal radikal bebas. Ascorbic acid juga mampu menguatkan tulang dan sendi.

 

Kelima, kalsium. Siapa yang tidak tahu fungsi zat satu ini? Ia adalah zat yang penting untuk kesehatan tulang agar tidak keropos. Lainnya, kalsium mampu melancarkan peredaran darah, tekanan darah, bahkan menyeimbangkan keasaman darah. Selain itu, kalsium juga dapat mencegah penyakit jantung dan menurunkan risiko kanker.

 

Keenam, nicotinic acid yang mampu menghaluskan bekas jerawat dan mencegah wasir. Dan yang terakhir adalah thiamine sebagai koenzim dalam metabolisme energi yang memperkua otot dan syaraf.

 

Begitulah mikronutrien yang terkandung dalam gula aren. Semoga menjadi manfaat yang dapat menuntun kita pada kehidupan yang lebih sehat.

 

Salam lestari.

Huda Bilowo

Minggu, 10 Januari 2021

Legenda Pala Indonesia: Rempah Si Penyembuh Wabah

 

Sejak dahulu, Indonesia memang terkenal akan kekayaan rempahnya. Jika tidak, maka tak akan ada tumpah darah antara bangsa Nusantara dengan pendatang. Rempah merupakan salah satu sebab ekspansi besar-besaran bangsa kolonial mancanegara. Namun, tahukah Anda? Ada satu rempah yang begitu terkenal, hingga menjadi rebutan Inggris dan Belanda?

 

Rempah itu adalah pala, sebuah rempah yang punya sejarah. Bagi masyarakat Nusantara, biji pala memiliki kisahnya tersendiri. Sebuah kisah berdarah yang menyeret dua bangsa kolonial besar dalam perebutan pulau kecil di ujung barat Indonesia.

 

Alasan konflik itu sederhana, yakni perebutan rempah-rempah, termasuk pala. Konflik bereskalasi kala pala menjadi rempah yang diidam--idamkan oleh bangsa Eropa pada abad ke-17. Khasiatnya sebagai obat membuat manusia rela mengorbankan nyawa mereka demi rempah itu. Tak hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan, pala juga banyak khasiat.

 

Kandungan minyak atsiri menjadi salah satu kebaikan yang manjur menyembuhkan berbagai penyakit. Pala dipercaya mampu menyembuhkan masalah pencernaan, sakit kepala, sakit perut, bahkan menyembuhkan wabah sampar. Kandungan lainnya, yakni saponin, miristisin, elemis, enzim lipase, pektin, dan masih banyak lainnya mampu meredakan rasa sakit.

 

Sebelum memasuki abad ke-17, pala sendiri sudah terkenal di kancah internasional. Prancis, misalnya. Mereka menjadikan pala sebagai bahan pada makanan mereka, seperti untuk membuat bechamel. Begitu pula Inggris yang menjadikan rempah itu sebagai bahan pembuatan tar kustar, puding, bahkan menjadi pelengkap kopi dan coklat panas.

 

Mengetahui harga pasar dunia yang tinggi untuk pala, Inggris melakukan eksplorasi. Hingga akhirnya mereka menemukan sebuah pulau kecil di Hindia Belanda dengan hasil pala yang melimpah--Pulau Run, Banda.

Pala dan Pulau Run di Banda

Kepulauan Banda merupakan salah satu penghasil rempah unggulan Nusantara. Pada tahun 1600-an, pihak VOC membuat perjanjian dengan warga Banda, bahwa mereka harus menjual hasil rempahnya, termasuk pala, hanya mereka. Tahun itu adalah tahun di mana pala masih menjadi rempah primadona khalayak dunia.

 

Kepopuleran pala membuat VOC menjadi begitu posesif. Belanda melarang ekspor pala keluar Banda. Bahkan jika ada, VOC menyiram biji pala yang hendak keluar dari Banda dengan jeruk nipis agar tidak subur. Namun, hal ini tidak membuat negara lain menyerah dalam mengeruk hasil pala Pulau Banda itu.

 

Giles Milton, seorang jurnalis asal Inggris, membukukan legenda rempah Indonesia itu dalam sebuah buku berjudul Pulau Run, Magnet Rempah-rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan. Pada pulau terkecil di Kepulauan Banda itu menjadi saksi bisu perseteruan Inggris dan Belanda demi meraih pala dan rempah lainnya.

 

Pada tahun 1616, Inggris mendirikan koloni di pulau kecil sekitaran Banda, yakni Pulau Run dan Pulau Ay. Tentu, hal ini menjadi ancaman bagi VOC yang hendak memonopoli hasil rempah di Banda. Konflik semakin panas ketika Pulau Run panen besar rempah. Belanda kian ngebet merebut pulau pala itu hingga pertikaian pun tak terelakkan.

 

“Pada masa itu, Run adalah pulau yang paling dibicarakan di dunia, sebuah tempat dengan kekayaan yang  begitu menakjubkan sehingga sebagai perbandingan, harta sepuhan Eldorado terlihat murahan. Namun, anugerah yang dimiliki Run bukan turunan dari emas— alam telah menganugerahkan sebuah hadiah yang jauh lebih berharga di atas tebing-tebingnya,” ungkap Milton dalam bukunya.

 

Setelah hampir setengah abad konflik tak kunjung padam, berakhirlah mereka pada sebuah penawaran: Inggris hendak menyerahkan Pulau Run kepada Belanda. Namun, pulau rempah itu bukannya gratis. Kesepakatan itu bukan kesepakatan sepihak di mana salah satu pihak saja yang untung. Kesepakatan itu bulat, ketikan Belanda memutuskan memberikan Manhattan sebagai imbalan atas pemberian Inggris atas Pulau Run.

 

Traktat Breda di Kota Breda, Belanda, pada 31 Juli 1667 menjadi akhir kisah perebutan Pulau Run. Perjanjian itu berisi penyerahan Pulau Nieuw Netherland di Amerika Utara kepada dari Belanda kepada Inggris sebagai ganti Pulau Run yang akan diserahkan pada Belanda.

Pala Si Penyembuh Wabah Sampar

Yang menjadi salah satu nilai tinggi pala adalah kandungannya yang mampu menyebuhkan wabah sampar. Wabah dengan nama lain pes itu pernah menjadi wabah yang sangat mematikan di Eropa pada tahun 1300 an. Ternyata, buah pala menjadi salah satu penangkal wabah ini.

 

Tentu, pernyataan ini tidak datang dari langit. Pada buku berjudul Napoleon’s Buttons karya Penny Le Couteur dan Jay Burreson itu pala disebut mampu menangkal wabah. Khususnya, rempah itu dipercaya menjadi penangkal wabah pes dalam fenomena black death abad 14. Untuk menangkal wabah itu, pala dimasukkan ke dalam kantong kecil yang kemudian dikalungkan.

 

Terdengar klenik, bukan? Namun, ada penjelasan perihal perilaku mengenakan kalung pala ini. Pada buku tersebut pula dijelaskan bahwa aroma pala memiliki komponen bernama isoeugenol yang menjadi insektisida alami. Itu sebabnya pala begitu diburu.


penulis: HUDA BILOWO 

 

 

Sumber:

Milton, Giles. 2015. Pulau Run Magnet Rempah-Rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan. Tangerang: Alvabeit.

 

Khairunnisa, Syifa Nuri. 2020. Pala, Rempah yang Dipercaya Bisa Menangkal Pandemi Black Death pada Abad Ke-14. detik.com

Senin, 28 Desember 2020

Pelajaran Budidaya Kelapa di Priangan Abad 19


Penjelasan tentang budidaya kelapa dalam artikel ini bersumber pada buku Wawacan Wulang Tani karya Raden Haji Muhammad Musa (1822 – 10 Agustus 1886), seorang ulama dan kepala Penghulu Limbangan, Garut. Bukunya diterbitkan tahun 1862 di Batavia oleh percetakan-penerbit Lands-drukkerij. Cetakannya menggunakan aksara Cacarakan (Jawa-Sunda), dan bahasa Sunda. Secara keseluruhan, teks dalam buku tersebut menjelaskan 32 jenis tanaman yang biasa dibudidayakan di daerah Priangan, khususnya Limbangan, Garut pada abad ke-19 M. 

Buku ini berawal dari naskah tulisan tangan yang kemudian dicetak. Selain dalam bahasa Sunda, Wawacan Wulang Tani juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa. Versi dalam bahasa Jawa telah dibuat suntingan teks dan terjemahannya oleh Suroto dan terbit tahun 2019.

Budidaya kelapa disebutkan pada bagian pertama secara rinci dan cukup lengkap. Mulai dari cara menanam, perkiraan waktu hingga berbuah dan panen, kisaran harga di pasaran dan jenis-jenis kelapa yang umum ditanam pada masa itu. Penjelasan itu dituliskan dalam bait-bait puisi yang disebut pupuh menggunakan bahasa Sunda.

Pupuh memiliki aturan guru lagu  (bunyi vokal suku kata akhir) dan guru wilangan (jumlah suku kata) tertentu, tergantung jenis pupuhnya. Bagian bahasan tentang kelapa ini menggunakan pupuh Asmarandana, dimulai dalam pada (bait) ke-12, di halaman 5 sampai pada ke-28 di halaman 8.  

Pembacaan kembali dan alih aksara saya kerjakan sendiri, dilengkapi dengan terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia. Berikut ini teks lengkap tentang budidaya kelapa:  

 

(12)

Nomer hiji nu dianggit,

upama melak kalapa,

anu enggeus kapiconto,

kudu dikitrikeun heula,

ti nu kolot tangkalna,

kitri tilu opat daun,

éta meujeuhna dipelak.

Gubahan pertama yaitu menanam kelapa. Seperti yang telah dicontohkan sebelumnya, kelapa harus disemai dulu bijinya dari pohon yang sudah tua. Setelah kitri (tunas kelapa) berumur tiga sampai empat tahun, barulah cukup untuk ditanam.

 

(13)

Kudu dilobang sakaki,

pasagi lega jerona,

supaya akarna hadé,

ari picarangeunana,

pasagi dua tumbak,

di handap amparan batu,

cur dicician ci uyah.

Untuk menanamnya harus dibuat lubang dengan ukuran satu kaki, berbentuk persegi yang luas bagian dalamnya, agar akarnya tumbuh dengan baik. Setiap lubang diberi jarak dua tumbak. Bagian dasarnya dialasi batu, kemudian dituangkan air garam.

 

(14)

Jeung pucukna banjur deui,

tutulak dua perkara,

supaya rinyuh teu daék,

sarta bangbung hanteu datang,

kadua kadi hama,

bangbung sok nyatuan pucuk,

rinyuh ngahakanan akar.

Bagian pucuknya juga harus disiram (dengan air garam), sebagai penolak dua hal, yaitu agar hama rayap tidak suka, dan bangbung (kumbang tanduk) tidak datang. Keduanya adalah hama. Bangbung sering memakan pucuk, sedangkan rayap memakan akarnya.

(15)

Mana réa nu teu jadi,

nyaéta nu jadi hama,

ku ci uyah tambana téh,

di mana enggeus sintungan,

la <6>kalokopna,

supaya tangkal teu jucung,

ngarandakah réa manggar.

Jika banyak yang tidak tumbuh akibat serangan hama, maka diobati dengan air garam. Jika sudah tumbuh sintung, lepaskan kalokop­­-nya agar pohon tidak terlalu tinggi, dan memiliki banyak batang buah.   

 

(16)

Lamun dipelakkeun kitri,

dina lemah anu panas,

adatna mah tara géséh,

ngan tujuh taun lilana,

nepi kana buahan,

di dinya sedeng dipupu,

diala mangpaat buah.

 Jika kitri ditanam pada lahan yang panas, biasanya sampai berumut sekitar tujuh tahun hingga berbuah. Itulah waktu yang tepat untuk dipanen, diambil manfaat dari buahnya.

 

(17)

Mun dipelak di nu tiis,

tepina kana buahan,

anu engeus kapiconto,

salapan taun lilana,

kakara rék papacal,

anu geus bukti kapungkur,

dina hiji-hiji tangkal.

Jika ditanam di tempat dingin, seperti telah dicontohkan baru akan berbuah setelah berumur sembilan tahun. Bukti dari pengalaman dulu. Pada setiap pohon,

 

(18)

Manggaranana geus ridih,

wates lima genep manggar,

buahna nya kitu kénéh

béda-béda cara manggar,

hanteu tangtu lobana,

muat welas muat puluh,

malah malah sok likuran.

Batang buahnya telah berkembang dengan baik, dengan jumlah lima sampai enam batang. Begitu pun jumlah buahnya berbeda-beda. Banyaknya tidak tentu. Ada yang berbuah mulai dari sepuluh, bahkan sampai dua puluhan buah.  

 

(19)

Harga dina buah hiji,

nu geus kaprah harga pasar,

hanteu kurang ti opat sén,

malah-malah rajeun tambah,

ari musim mahal mah,

tara kurang ti sabaru,

sakitu harga kalapa.

Harga umum di pasar untuk satu biji belapa, tidak kurang dari empat sen. Malah bisa lebih jika sedang musim mahal, yaitu tidak kurang dari satu baru. Demikianlah harga kelapa.

 

(20)

Adat kalapa nu galib,

sedengna buahanana,

nu disebut angger kénéh,

likuran taun lilana,

<7> teu téréh téréh rumbah,

wates lima puluh taun,

kakara mimiti kurang.  

Perilaku kelapa pada umumnya ketika sedang berbuah, bisa bertahan sampai dua puluh tahunan. Tidak cepat-cepat tumpul. Baru pada umur lima puluh tahun, mulai berkurang menghasilkan buah.

 

(21)

Kurang buah ogé hasil,

hanteu aya kapiceunna,

ana tangkalna geus paéh,

dituar paké dangdanan,

nambah raraga imah,

pikeun limbar jeung pamikul,

kitu kahasilanana.

Walaupun buahnya kurang, tetapi tetap bisa diambil manfaatnya dan tidak ada yang terbuang. Jika tpohonnya sudah mati, bisa ditebang untuk bahan bangunan, menambah kerangka rumah, untuk limbar dan pamikul. Demikianlah hasil yang bisa diambil. 

 

(22)

Kitu catur ahli tani,

kalapa téh opat warna,

kabéh saaturan baé,

mungguh dina tarékahna,

nu sarua jeung éta,

cara nu enggeus disebut,

kitu pangajaranana.

Demikianlah ujar ahli tani. Kelapa ada empat jenis. Semua memiliki cara menanam dan mengurus yang sama satu sama lain, seperti yang telah disebutkan. Demikianlah yang diajarkan olehnya.

 

(23)

Sahji kalapa bali,

kalapa berner kadua,

katilu kalapa héjo,

kalapa gading kaopat,

hanteu sarwa buahna,

peta melak mah nya kitu,

teu aya pisan bédana.

Yang pertama kelapa bali, kedua kelapa berner, ketiga kelapa hijau, yang keempat kelapa gading yang buahnya tidak serupa. Cara menanamnya tidak ada bedanya sama sekali.

 

(24)

Pangajaran hiji deui,

kalapa puyuh melakna,

nya cara nu tadi baé,

ngan aya ogé bédana,

mungguh buahanana,

wates umur opat taun,

mun dipelak di nu panas.

Sebuah pelajaran lagi yaitu cara menanam kelapa puyuh. Seperti halnya kelapa yang telah disebutkan tadi, tetapi ada perbedaannya. Waktu berbuahnya pada umur empat tahun jika ditanam di tempat yang panas.  

 

(25)

Mun dipelak di nu tiis,

nepi ka buahanana,

wates tujuh taun ogé,

enggeus arasak bu <8> ahna,

ngan kurang harga buah,

wantu-wantu tina lembut,

dua tilu sén kaprahna.

Jika ditanam di tempat yang dingin, sampai berbuah dalam waktu tujuh tahun, buahnya sudah matang (cukup tua), tetapi harga buahnya rendah, karena ukurannya kecil-kecil. Umumnya dihargai dua sampai tiga sen.

 

(26)

Pangajaran hiji deui,

aturan kalapa génjah,

nya cara nu tadi baé,

dina sagala-galana,

mungguh buahanana,

sami jeung kalapa puyuh,

umurna kana buahan.

Satu pelajaran lagi yaitu tata cara menanam kelapa genjah, yaitu seperti halnya kelapa yang telah disebutkan tadi dalam segala halnya. Sedangkan umurnya hinga berbuah sama seperti kelapa puyuh.

 

(27)

Melak kalapa téh misti,

kudu dina enggon panas,

di nu tiis hanteu hadé,

tada daékeun buahan,

ari ukuranana,

taneuh nu handap nu luhur,

nu geus kajajal kacoba.

Menanam kelapa itu diharuskan di daerah panas, sedangkan di daerah dingin tidak baik. Pohonnya enggan berbuah. Adapun ukuran tinggi dan rendahnya tanah untuk menanam kelapa yang telah dicoba dan dialami.

 

(28)

Dina tilu rébu kaki,

luhurna tina sagara,

kalapa mérékététét,

hanteu daékeun sintungan,

luhur-luhurna pisan,

palemahan dayeuh Garut,

dua rébu ti sagara.

Dua sampai tiga ribu kaki di atas permukaan laut, maka kelapa tumbuh kerdil, enggan mengeluarkan bakal buah. Daerah paling tinggi misalnya di kota Garut, yang tingginya berkisar dua ribu kaki di atas permukaan laut.

 

Ilham Nurwansah, Peneliti naskah Sunda, admin Kairaga.com